-ini mimpi (b)

21 2 2
                                    

Sebenarnya ini hari apa sih, kok rasanya dari tadi di sekolah jantung sampai sekarang Dara dibuat jedag-jedug terus cuma gara-gara Gema, kalo semisal begini caranya dia meninggal ,plis Ya Alloh sampaikan cinta ini kepada Gema, padahal udah sering sih dibikin jedag-jedug sama Gema, tapi hari ini parah banget rasanya benar-benar tidak sanggup.

Setelah kejadian awkard dan berbahaya bagi kedua insan di dalam mobil itu terutama bagi Dara suasana didalam mobil jadi semakin hening, Gema terlalu sibuk dengan situasi jalanan, sedangkan Dara dia sibuk menetralkan desiran darah yang tak terkendalinya dan dentuman jantung yang masyaAlloh kencangnya.

Beberapa kali Dara membuka mulutnya tapi menutupnya kembali karena bingung mau ngomong apa, tapi dia juga enggak suka kejebak dengan situasi seperti ini, lagi-lagi dia menipiskan bibirnya tanda sedang berpikir keras, ini langka banget loh seorang Dara mikir keras begini.

"Ehm" Gema berdehem mencoba memecahkan keheningan, "buat kejadian tadi gue bener- bener minta maaf, sumpah gue enggak ada maksud buat tindakan apa-apa itu beneran reflek ada motor nyebrang jadi gue ngerem dadakan." Jelas Gema.

Dara tetap diam, ya emangnya mau ngapain, ngomong, ngomong apa coba, jangankan ngomong nafas aja Dara masih susah.

"Gue minta maaf ya, jangan jadi awkard gini dong, gue enggak terlalu suka suasana seperti ini."

Dara memandang Gema lekat, dalam hati dia membatin.

Ya, emangnya kamu doang yang enggak nyaman, gue eh aku juga anjir.

Dara hanya menganggukkan kepalanya, itu sukses mengalihkan pandangan Gema, Gema langsung memandang balik muka polos Dara, yang kalau dilihat-lihat itu emang aneh gimana yah, Gema kalau lihat atau enggak sengaja ngeliat mukanya Dara tuh bawaannya pengen ngunyel-ngunyel.

"Hehehe, maafin gue yah, gue jadi enggak enak beneran." Ucap Gema tulus, dan entah dorongan dari mana tangan kirinya terulur begitu saja menepuk pelan puncak kepala Dara, sekali masih bisa dikontrol oleh Dara yah akibatnya tapi ini kenapa Gema nepuk-nepuknya berkali-kali sih mana makin kenceng kan bahaya buat pertumbuhannya apalagi buat jantungnya.

Gema masih sibuk nyengar-nyengir tanpa tahu seberapa keras Dara menahan semua gejolak batinnya.

Karena tidak tahan, akhirnya Dara turun tangan dengan memegang tangan Gema yang masih dengan entengnya berada di atas kepalanya.

"Udah jangan di puk-puk terus, nanti aku bisa-bisa mati di sini." Ucapan Dara itu sukses membuat Gema terdiam dan baru sadar sudah sejak kapan dia melakukan tindakan itu.

Gema langsung menarik tangannya dan berkali-kali mengucapkan maaf, Dara yang melihat reaksi wajah Gema tak sanggup menahan tawa, akhirnya tawanya meledek dia ngakak, ya ampun mimpi apa Dara semalam kok indah banget sih hari ini.

"Perasaan lebaran masih jauh deh, kenapa minta maaf terus sih kak."

"Gue enggak enak sumpah, gue emang seenggak bisa ini ngontrol tindakan gue."

"Iya santai aja sih." Dara nyengir polos, dia sih seneng-seneng aja kayak gini tapi harus berintesitas normal jangan langsung bruk gini juga, Gema mengerjap beberapa kali karena takjub lagi, dari seluruh umat manusia terutama cewek yang pernah dia temuinya di bumi, enggak ada yang kayak Dara, dia itu setara dengan kelucuannya Mpiw, adeknya.

Sekedar informasi bagi Gema mahluk ter-lucu, imut dan lainnya itu cuma Mpiw adeknya, tapi kenapa di Dara dia juga menemukan desiran aneh, bahkan sama anehnya setiap kali Gema melihat Adel cemberut, Adel adalah adik kelas sekaligus tetangga sekaligus teman kecilnya, sekaligus apa hayo?

"Oke, gue santai." Ucap Gema lalu perlahan menepikan mobilnya di sebuah toko kue bercat toska, "toko ini kan?"

"Eh," Dara sedikit terkejut lalu tersadar dan menganggukan kepalanya, setelah mengucapkan terimakasih kepada Gema, dia turun dengan cepat karena hujan masih turun dengan deras.

Di depan teras Dara berdiri dan sibuk melambaikan tangannya semangat mengantar kepergian Gema dengan mobilnya, berasa dianter pacar jadinya. Enggak salah dong kalau Dara ngerasa kayak gitu.

Perlahan mobil putih itu menjauh meninggalkan Dara yang masih mesem-mesem karena merasa habis diantar pacar, Mobil Gema mulai bergabung dengan keramain jalan Kota Bandung sore itu, bersama sisa hujan yang mulai mereda, namun tidak dengan perasaan aneh yang mulai muncul.

"Dor!!" Suara yang sukses membuat semua lamunan Dan senyuman Dara menghilang digantikan dengan perasaan lemas selemas-lemasnya karena Dara paling tidak bisa di kagetin, dengan Tak berdaya Dara membalikkan tubuhnya Dan mendapati sesosok manusia hujatable namun ganteng yaitu Daffa, rasanya ingin mengumpat waktu itu juga namun Dara lemas Dan lagi sekarang dia sedang senang Jadi dia beri ampunan si Daffa dengan dia tidak menghiraukan mahluk itu yang entah kenapa sedikit tambah ganteng.

Karena tidak Ada respon yang berarti dari Dara selain delikan dimatanya Daffa pun kembali menjaili Dara dengan membuntutinya Dan mengikuti langkahnya.

"Enggak seru anjir Masa orang ganteng di anggurin." Rajuk Daffa, dia benar-benar diacuhkan, sekarang Dara malah sibuk mengacak-acak isi tasnya, Kan kesel Daffa nanti kegantengannya mubazir dong kalau begini.

Dara tetap sibuk entah kenapa, yang terlihat sih seperti sedang mencari sesuatu namun tidak kunjung dia dapatkan sampai beberapa Kali dia mencebikkan bibirnya kesal.

"Nyari apaan woy!" Teriak Daffa, frustasi dia dianggurin gitu Sama Dara, Kan sumber perhatiaannya hanya Dara seorang Masa dia dikacangin juga.

"Handphonenya ilang!" Kesal Dara, "enggak Ada Dap, handphone kuh hilang, huhuhu othokeh woy?!"

Kalau sudah menyangkut benda hilang sudah deh nangis si Dara mah, Daffa yang sudah tahu tabiat Dara langsung melotot kecil, dia juga panik, bisa bahaya kalau Dara beneran nangis soalnya suara tangisannya itu luar biasa dahsyat menulikan pendengaran manusia dengan radius satu meter dari diri Dara, bahaya Kan.

"Yaudah kamu inget-inget tadi terakhir Ada kapan?"

"Duh, enggak bisa inget perutku kosong jadi enggak bisa mikir." Melas Dara dengan mata yang memohon, Daffa sebagai mahluk paling dekat dengan Dara udah Tau tanda apa itu.

"Otak nya masih ada tapikan?"

"Masih sih, tapi ya jadi gini."

Kalau sudah begitu tandanya Dara Minta dijajanin, dengan sigap Daffa berdiri Dan menarik lengan Dara, membawanya keluar Dari toko roti itu, iya tujuan Daffa adalah membawa Dara ke restoran cepat saji paling hits Di semua kalangan ya tebak aja tempat apa itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 13, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Idol My Love My Obsession (M'ILO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang