Terik matahari tampak menusuk kulit putih cerah seorang gadis yang sedang duduk di bangku pinggir lapang yang sepi karena kebanyakan murid sekarang berkumpul di kantin. Sesekali gadis itu mengelap keringat yang mengalir dari pelipis nya dengan tisu.
"Tau gini meningan gue ke perpus aja."
Ayyha tampak kesal karena sedari tadi Fatma tak kunjung datang padahal ia sudah lama menunggu bahkan rela di jemur di pinggir lapang.
Sebenarnya Fatma menyuruh Ayyha untuk menunggu nya di pinggir lapang. Entah untuk apa tapi dengan berat hati Ayyha menuruti permintaan sahabat nya itu karena Fatma mengancam akan membeberkan perihal kejadian di kelas saat Ghio memanggil Ayyha dengan sebutan sayang.
Tentu saja itu sontak membuat Ayyha tak bisa menolak permintaan Fatma dan hanya menurutinya. Tak terbayang jika seisi sekolah tau bahwa seorang Ayyha yang anti cowo sejak lahir akhirnya dekat dengan seorang cowok gila.
"Arghhh meningan gue balik lah..bisa bisa gue kaya roti gosong kalo kelamaan nunggu." Gumam Ayyha.
Ayyha lalu mulai bangkit dan saat akan melangkah tiba tiba langkah nya pun terhenti saat cowo tinggi yang sudah berkeringat sepertinya habis lomba lari? entahlah namun Ayyha akui paras tampan cowo itu dapat menaklukan beribu perempuan.
Namun saat ini bukan itu masalahnya. Cowo itu menghalangi akses jalan bagi Ayyha. Walau samping kanan dan kiri masih luas untuk di lalui namun tetap saja. Kenapa harus berdiri dan menghalangi jalan yang akan di lalui Ayyha.
"Mau ngapain?." Ayyha lalu melontarkan pertanyaan.
Tampak ekspresi bingung dan kesal termpampang di wajah Ayyha.
"Sebenernya gue suka sa-."
"Maaf Alver tapi gue ga suka sama cowo manapun termasuk lo."
Ayyha memotong ucapan Alver dengan sedikit ketus. Dan kini Alver menatap Ayyha bingung dan mulai terkekeh pelan.
"Yang bilang gue suka sama lo siapa?."
Kini Ayyha mulai tampak gugup dan salang tingkah. Wajah nya mulai tampak memerah menahan malu yang amat sangat.
Jika bisa mungkin kini Ayyha akan berlari secepat mungkin untuk menjauhi Alver namun itu tidak mungkin. Mau taruh dimana wajah Ayyha jika tiba tiba ia berlari seperti copet.
"A-a itu lu ta-di."
Gelagap Ayyha semakin membuat Alver ingin tertawa geli. Bagaimana tidak? Wajah Ayyha kini semakin menggemaskan.
"Geer lu jadi orang."
"Ya gue kira lu tadi ma-."
"Gue cuman mau ngomong kalo gue suka sama penampilan anggota KIR saat lomba."
"Yaterus?."
Kini Ayyha benar benar tak fokus. Semua pikiran Ayyha dipenuhi oleh satu kata yaitu MALU.
"Lah lu kan Ketua KIR.. jadi gue mau anggota KIR nanti berpatisipasi buat perayaan ulang tahun sekolah."
"Ehh iya bisa kira kira bagusnya tampilin apa ya?."
Kini Ayyha sudah merasa sedikit tidak gugup. Ya walaupun sedikit.
"Pikir sendiri."
Ucapan Alver membuat Ayyha kesal dan beberapa kali membuat Ayyha mendengus kesal.
Dan cuaca semakin panas membuat Ayyha ingin segera meninggalkan lapangan ini dan pergi ke perpus yang sejuk dan sunyi. Sungguh kenikmatan seorang Ayyha.
"Yaudah gitu aja kan? Gue cabut."
Ayyha berbalik lalu mulai melangkah kakinya menjauhi Alver sembari menatap Alver sinis. Jujur sebenarnya tatapan itu tidak menyeramkan bagi Alver malah sebalik nya itu cukup menggemaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY RAIN
Teen FictionUntuk pemilik hatiku di masa lalu Semoga tak ada lagi yang bisa merenggutmu kini ku takkan mencari Sudah kugenggam hatinya kembali Dan terbanglah bebas bersama merpati Dan kini pemilik hati telah menepati sebuah janji. Dibalik semua rasa sendu Kusim...