***
Pagi harinya...
"Sayang, ayo cepat sedikit, kita kan janji sama dokter Fahira jam 9 dan sekarang udah jam 9 kurang mas" ucapku menunggu mas Imran sambil duduk di ruang tamu
"iya iya sayang, bentar ya" ucap mas Imran dengan suara tergesa-gesa dari dalam kamar
Yaa, biasanya kan yang ditunggu itu ratu yekan? Nah ini kebalik, malah rajanya, mas Imran yang lama banget entah ngapain aja...
Hampir 15 menit aku menunggunya tak kunjung muncul dihadapanku..
"mas Imran ngapain aja sih? Hmm, gimana nanti kalau telat pastinya kan dokter Fahira melayani pasien yang lain hmm.." gerutuku kesal sambil tak henti melihat jam kecil yang melingkar di pergelangan tanganku
"huuuhh.. Sudah siap sayang" ujar mas Imran dengan keringat kecil membasahi dahinya, entah apa yang dilakukannya selama itu.
"yaudah ayo" jawabku sambil manyun, ku rasa ini bawaan dari calon bayi kita karena akhir-akhir ini aku merasa sedikit sensitif menanggapi segala hal
"maaf ya sayang kamu harus nunggu lama" ucap mas Imran dengan wajah seperti anak kecil yang merasa bersalah berhasil membuatku menahan tawa
"emangnya kamu habis ngapain? Biasanya kan yang lama itu cewek?" sahutku
"tadiiii,, aku nyari ini" ucapnya dengan menunjukkan sebuah cincin cantik di tangannya yang ditunjukkan padaku
Aku? Ya. benar, aku hanya tersenyum tersipu malu dengan rona merah yang menghiasi kedua pipiku...
"emmm, mas.. ini buat aku?" tanyaku
"iya sayang, maaf ya lama, soalnya kemarin kan aku beli terus aku lupa taruhnya dimana jadi harus nyari dulu tadi di kamar, heheeh" tuturnya dengan menggaruk ringan kepalanya
"emm, sayang, terimakasih" ucapku dengan senyum yang mengembang di bibirku
"sama-sama sayang, mana tanganmu" ucap mas Imran sambil meraih jemariku dan dipakaikannya cincin itu di jari tengah tangan kananku
Kami melenggang pergi menuju rumah sakit untuk periksa calon bayi kami..
Kata dokter Fahira, keadaanku dan bayi kita baik-baik saja, sehat semua, alhamdulillah..
Setelah kami melakukan USG betapa bahagia hati kami berdua mendapati jenis kelamin calon anak pertama kami tidak hanya satu, yup melainkan Allah swt mempercayakan kami untuk merawat dua anak sekaligus, dari hasil USG calon bayi kami ialah kembar.. laki-laki dan perempuan Alhamdulillah ya Allah..
Kabar bahagia ini sengaja akan kami simpan sampai keluarga besar kami mengetahuinya sendiri saat kelahiran nanti, surprise gitu ceritanya...
"sayang, terimakasih ya, lagi-lagi kamu memberiku kebahagiaan, padahal aku sudah sering mengecewakanmu, maafkan aku ya sayang" tutur mas Imran padaku dengan nada terharu..
"Mas, terimakasihnya sama Allah karena Allah yang sudah percaya memberi amanah ini sama kita, soal kecewa, sudah mas kita lupakan saja, toh setiap orang pasti memiliki kesalahan, yang penting tidak diulangi lagi semua kesalahan itu" ujarku
"Aku selalu bersyukur mendapatkan istri shalihah sepertimu sayang, i love you" ucap mas Imran sembari membelai pipiku
Aku sangat terharu dengan tingkahnya, tak terasa air mata haru menetes...
"i love you too ustadzku" jawabku
Setelahnya, kami bergegas menuju mobil dan meluncur ke rumah...
~~~
Sebentar lagi aku akan melahirkan calon buah hati kami, aku ingin melupakan tentang semua masa lalu yang sudah menghampiri rumah tangga kami, dan berfokus untuk merawat buah hati kami nantinya....
Ibu, bapak, ayah, dan bunda sudah pulang dua hari yang lalu, jadi di rumah tinggal aku dan mas Imran saja..
"mas, jadi sepi ya, bunda, ayah, bapak, ibu sudah pulang semua" ucapku memelas
"iya sayang, tapi ndak apa-apa, kan ada mas yang selalu siap siaga buat kamu bidadari syurga duniaku bahagia hehehe" ujar mas Imran dengan gelak tawanya
"ah bisa aja kamu mas" jawabku mencubit perutnya dan kami tertawa bersama
Di pangkuanku, mas Imran tidur dan mengelus-elus perutku dan membacakan ayat suci al quran, kebiasaan kami selalu membaca al quran pada calon bayi kami dengan harapan supaya nanti anak kami bisa menjadi generasi yang shalih shalihah, mencintai al quran, dan pembela agama Allah swt...
~~~
Sore hari ini, mas Imran harus mengisi kajian di masjid biasanya, aku memang harus ikut karena disana juga ada Maya.."sudah siap sayang?" tanya mas Imran
"siap mas, yuk" jawabku
Jam 3 lebih, setelah shalat ashar kami berangkat dan benar saja disana sudah disambut oleh Maya..
"Assalamualaikum ustadz Imran" ucap salam Maya pada kami di depan gerbang masjid
Dia sudah terang-terangan menunjukkan sikap khusus pada suamiku, di depanku sekalipun...
"waalaikumsalam" jawab salam kami dengan ramah
Mas Imran lebih dulu masuk, dan saat kaki ku hendak melangkah masuk
"aduuuhhh.. Aahhh, Allahu Akbar, masss.." teriakku kesakitan karena dengan sengaja Maya membuatku tersandung dengan kakinya
Aku mengeram kesakitan dengan hebatnya karena perutku menyentuh tanah...
Entah apa maksud dari Maya, apa sampai hati dia ingin mencelakakan aku dan bayiku? Astagfirullah....
"Maaassssss... Toloongg.." teriakku yang membuat banyak orang mengerumuniku, tak lama aku kehilangan kesadaran, dan ku rasa kini Maya sudah berlalu pergi...
Suara khawatir suamiku terdengar jelas di telinga namun mataku tak mampu membuka...
Ketika mataku membuka, ternyata aku sudah berada di ranjang rumah sakit dengan mas Imran meneteskan air matanya sembari menggenggam erat tanganku...
"mas, bayi kita, gimana bayi kita!? Mas!?" ucapku menangis khawatir dengan keadaan bayiku
"sayang, sayang, kamu tenang dulu ya" ucap mas Imran sambil menangis dan mencium keningku untuk menguatkanku
"gimana bisa tenang mas, gimana keadaan bayiku, bayi kita, hiks, hiks.." ujarku dengan menangis
"sayang, lihat aku!" ucap mas Imran dengan memegang pipiku membuatku terdiam
"sayang, dengerin mas, bayi kita ndak apa-apa, bayi kita sehat sayang, kata dokter bayi kita sudah kuat, alhamdulillah" tutur mas Imran menjelaskan yang membuatku sangat lega
"alhamdulillah, mas kamu bener kan, kamu ga bohong kan!? " ucapku serasa tak percaya, karena aku terjatuh cukup keras akibat Maya
"iya sayang, kamu dan bayi kita tidak terjadi apa-apa" ucap mas Imran sambil tersenyum bahagia
Aku memeluk mas Imran...
"mas, aku takuut, aku takut Maya mencelakakan bayi kita lagi.. Hiks, hiks, hiks" ucapku ketakutan
"hei sayang, sudah kamu jangan takut, sekecil apapun tidak akan aku biarkan dia melukai kamu dan bayi kita" ucap mas Imran sambil mencium keningku
Aku hanya mengangguk dan mengusap air mataku percaya akan perkataan suamiku, mas Imran
>>>Bersambung<<<
Assalamualaikum readers aku yang berbahagia dan baik hatii...
Udah mau end loh kisah Ustadz Imran dan Ameera, heheheh....
Kuy komen dan vote nya jangan lupa yaaakkkk... Terimakasih semuanya sudah mendukung dengan setia kisah Imran dan Ameera... 🙏🙏🙏❤❤❤❤
Oiya, marhaban ya ramadan, selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan ya semuanya, jangan sia-siakan kesempatan dari Allah swt. bisa ikut Ramadan tahun ini, manfaatkan waktu sebaik mungkin untuk mendapat ridho dan maghfirah-Nya karena bisa jadi ini Ramadan yang terakhir untuk kita yekaan?? , aamiin
salam manis dari akuu.. 🤗🤗 wassalamualaikum... 🤗🤗😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Jannah Ku Bersamamu Ustadz (REVISI)
Novela JuvenilHati-hati kalau baca, awas BAPER 😂 Langit pagi yang cerah, mentari kian merasuk dalam cermin dan memantul pada bibir yang membuat ukiran indah dengan lesung manis dipipiku... Aroma udara Jogja yang khas kian masuk dalam kalbu "Assalamualaikum Yog...