Sate Ayam🐓 -LeeKnow

292 17 0
                                    










🍧🎊🙏 RAMADHAN VIBE! 🙏🎊🍧





























   "MAS MINHO IH!"

   Kamu memanggil kakakmu yang berlari membawa ponselmu yang memiliki foto ABS dari bintang kpop kesukaanmu. Ia hendak melaporkan hal ini kepada ibumu yang tengah memasak di dapur untuk mencari kesenangan dirinya melihat dirimu diomeli sampai menangis oleh ibumu. Menurutnya, itu hiburan yang menarik untuk ditonton olehnya.

   Minho berlari melewati pagar rumahmu dan melambaikan ponselmu sembari memutarkannya di udara. Kamu segera mengejar Minho dan menarik celananya agar berhenti berlarian di luar rumah.

   "Mas, jangan dilaporin," rintihmu kepada Minho dan memeluk kakakmu dari belakang. Kamu mengunci tangan kakakmu yang memegang benda kotak berwarna hitam milikmu. Percuma seberapa keras kamu berusaha, Minho lebih licin dari belut untuk melakukan aksi jahilnya.

  Minho hanya tersenyum dan berusaha melepaskan diri dari jeratan lenganmu. Kakakmu tahu, kamu memiliki kekuatan yang setara dengan kaum adam pada umumnya. Ketimbang dirinya menderita karena dipukuli secara brutal olehmu, ia lebih baik pasrah menerima jeratan oleh adik satu-satunya.

   "Kalo Mas laporin, aku laporin juga Mas semalem habis 'baca' itu," ancammu.

   Minho panik mendengar ancaman dari kamu. Lebih baik dia kehilangan kesenangannya ketimbang diberikan ancaman dilaporkan menuju ayahmu yang tengah bekerja di lepas laut. "Jangan, Dek. Yaudah lah, nih punya kamu," ujar Minho yang memberikan ponselmu.

   Kamu tertawa ringan dan kembali menuju rumahmu bersama Minho yang tersenyum kecut karena kesenangannya telah terenggut begitu saja oleh ancaman yang kamu utarakan.

   Sebenarnya, kamu dan Minho sama-sama berotak pervert. Minho sering menonton film biru di kamarnya, terkadang kamu yang tengah mencari barang di kamarnya juga diajak untuk menonton bersama. Kamu sudah tahan mendengar suara-suara aneh yang keluar darinya ketika menonton film 'itu'. Bahkan, tadi malam setelah shalat tarawih kamu dan Minho membaca cerita NC di wattpad melalui laptop milik Minho. Terakhir sebelum ramadhan, tuturnya ketika mengajakmu untuk membaca bersama.

   "Mas! Sama adeknya ke warung nyari gas," perintah ibumu dari dapur. Minho dan kamu segera menghampiri ibumu dan bertanya hal yang hendak dibeli.

   "Gas dua belas kilo aja, kamu keluarin gasnya biar sekalian dibawa. Nanti bilangin yang jual anterin ke rumah Bunda Minho yang deket kali."

   Kamu dan Minho pun diberikan uang oleh ibumu. Kamu segera mengambil kerudung dan jaket untuk menutupi lengan bajumu yang pendek dan membuka gas yang hendak dibawa.

   Setelah berhasil membawa gas menuju depan rumah, Minho keluar dengan menuntun sepeda berwarna abu-abu milikmu saat pertama kali belajar mengendarai sepeda roda dua. Walaupun kamu dengan kakakmu tidak jauh berbeda, jalan pemikiran kakakmu untuk saat ini lebih mendekati idiot meski Minho memiliki IQ 125.

   "Mas, nggak bawa motor aja kah?" tanyamu kepada Minho yang meninggikan joknya.

   "Nggak, Mas males ngeluarinnya."

   Kamu pun ber-oh ria mendengar jawaban Minho. Dengan segera, kamu menaiki jok yang dipakai untuk membonceng dan membawa gas kosong menuju warung.

🐓

   Sifat Minho yang selalu membuat kamu menjadi korban kesenangannya mulai muncul. Ia sengaja memilih rute yang menanjak ketimbang datar agar saat turunan Minho bisa menggoyangkan stangnya ke kanan dan kiri secara cepat.

   "MAS MINHO GENDHENG (Mas Minho gila)!" umpatmu ketika Minho menggoyangkan stirnya sembari menyanyikan lagu 'alamat palsu'.

   "Nek ra gendheng iku dudhuk Mas Minho (kalo gak gila itu bukan Mas Minho)." Minho menyanyikan tembang keroncong yang diganti liriknya. Kamu hanya bisa memukul punggung Minho agar berhenti menggoyangkan stirnya.

   Akhirnya, kamu dan Minho sampai di warung tujuanmu. Kamu pun turun dan meletakkan gas di dekat galon-galon kosong, sementara Minho memberi tahu tujuan pengantaran gasnya kepada penjaga warung.

   Setelah selesai, Minho membuka jagalan sepeda dan menaikinya bersamamu. Kamu pun menaiki tempatmu dan duduk dengan posisi senyaman mungkin.

   Sekali lagi, jiwa jahil Minho untuk menganggumu kembali muncul. Kakakmu itu kembali menggoyangkan stangnya dan menyanyikan lagu 'hello dangdut' sepanjang perjalanan.

   Kamu hanya menikmati sedikit siksaan neraka dari seorang Lee Minho dengan ulahnya yang membuatmu ingin menenggelamkannya di bawah palung mariana. Tiba-tiba, sebuah motor menyenggol Minho dan membuatnya lepas kendali. Kakakmu reflek melompat dari sepeda, tetapi kamu tertimpa sepeda juga mendapatkan luka di tangan dan dengkulmu yang membuatmu susah berjalan.

   Minho segera berlari menuju rumah dan tertawa terbahak-bahak. Ibumu yang berada di depan kulkas bingung melihat kakakmu yang tertawa tanpa alasan.

   "Kenapa kamu?" tanya ibumu kepada Minho yang tengah tertawa walaupun terlihat luka baret di lengannya.

   Minho berusaha untuk berbicara di tengah tawanya. "(y/n) Nda, jatoh ketimpa sepeda."

   "Kok bisa?"

   "Tadi Mas petakilan bawa sepedanya, terus keserempet motor orang. Mas tinggalin (y/n) aja."

   Ibumu segera menyubit lengan Minho yang tengah tertawa. "Bantuin adek kamu! Dulu kamu mau punya adek, sekarang punya adek diisengin. Balik lagi!" bentak ibumu kepada Minho. Kakakmu yang merasa bersalah pun berbalik badan dan mendengar suara sepeda milikmu.

   Kamu melewati Minho yang akan menyampaikan sesuatu kepadamu. Kamu ingin membunuh kakakmu satu-satunya. Masa bodoh dia tampan, pintar, incaran gadis-gadis di tempatnya bekerja, anak IT, atau pujian-pujian lainnya, semua semakin membuatmu panas.

   Kamu mendengar derap langkah kaki khas dari Minho. Ia mengetuk pintu kamarmu dan langsung membukanya seperti biasanya. Kakakmu tiba-tiba merasa kasihan kepada dirimu yang membaca buku di kasurmu dengan lengan dan lutut yang terluka. Ia segera duduk di sebelahmu dan merangkulmu dengan pelan agar tidak menyentuh lukamu.

   "(y/n). Mas minta maaf," ujarnya kepada kamu yang terdiam membaca buku.

   "Ngapain minta maaf kalo ujung-ujungnya dilakuin lagi? Bikin orang kesel ngurangin pahala puasa," cibirmu dengan nada sarkastik.

   Minho menghela nafasnya. Mengambil gayung berisi air di kamar mandimu dan membasahi tisu yang berada di nakasmu. Ia menyingkap celanamu sampai lutut dan membersihkan lukamu dari pasir-pasir yang menempel.

  "Mas sakit, udah biarin aja," cicitmu karena luka yang dibersihkan Minho terasa perih terkena permukaan tisu.

   Minho tetap telaten membersihkan lukamu, diraihnya lengan kirimu dan dibersihkannya dari debu-debu yang berada di lukamu. "Maafin Mas," pintanya lagi.

   Minho pun meninggalkanmu dan berlari menuju kamarnya untuk mengambil plester luka. Tak lama kemudian, ia kembali dan menutup lukamu dengan plester yang dibawanya.

   "Mas tau kok Mas nyebelin, Mas emang suka iseng, minta dihajar lah pokoknya. Tapi, Mas minta maaf. Mas cuma mau buat kamu kesel, malah sampe nangis. Mas minta maaf ya?"

   Kamu hanya terdiam mendengar kata-kata Minho. Ingin rasanya kamu memaafkan Minho secara langsung, tetapi gengsi yang bersarang di dirimu sudah menjadi bagian hidupmu.

  "Mas beliin sate ayam kalo kamu mau maafin Mas."

   "Bukannya Bunda nanti mau beli pizza ya?"

   "Udah, nanti Mas beliin diem-diem buat persiapan nonton. Mau gak?"

   Kamu cukup tersentak mendengar kata 'nonton' dari kakakmu yang otaknya seperti Gang Dolly di Surabaya. "Puasa Masnya, tahan nafsu."

   "Siapa yang mau nonton 'itu'? Orang mau nonton Aquaman," ujarnya sembari mengacak rambutmu dan mengikatnya ke belakang.












Mau lagi gak? Tapi update pas sahur 😊







Bestfriendnya Hanyu Boystory

Stray Kids ImagineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang