"Mulai saat ini, kamu dipecat!"
Ucapan tegas dari seorang Hendra Prakarsa sontak membuatku terdiam tak percaya. Tubuhku tiba-tiba mati rasa dibuatnya. Mengingat kejadian kemarin lusa, kejadian dimana ada pelanggan kafe laki-laki yang tanpa sebab mengamuk tak terkendali, padahal pada saat itu keadaan kafe sedang sangat ramai.
Dan disaat aku berusaha menghentikannya, pelanggan itu merasa aku menyerangnya, padahal aku hanya mendorongnya supaya menjauh dari pelanggan-pelangganku yang lain.
"Tidak bisa seperti itu dong pak. Bapak tahu sendiri, kalau dalam kasus ini, Natasya tidak bersalah," sergah seorang wanita berkaca mata sembari menepuk pundakku. Wanita itu tidak lain adalah Zihan, sahabat dekatku.
Hendra menatapku dan zihan dengan tatapan tajamnya. Ia mengusap wajahnya frustasi dan kemudian melemparkan dua buah amplop kearahku dan Zihan dengan sangat bengisnya. "Itu uang pesangon untuk kalian. Pergilah!"
Entah geberanian dari mana, mulutku tiba-tiba bersuara dan menatap Hendra tanpa berpikir dua kali.
"Baik, Saya akan pergi. Tapi sebelum itu, saya mohon kepada bapak agar bertindak lebih royal. tolong jangan pecat Zihan juga." Tanganku membekap mulut Zihan yang sepertinya akan berbicara yang macam-macam.
"Biarkan saya saja yang menanggung kesalahan saya sendiri."Setelah selesai mengucapkan kalimat terakhir, aku berjalan meninggalkan tempat itu dengan kepala menunduk. Sekilas mataku menatap rekan-rekan kerjaku yang menatapku dengan mata mereka yang berkaca-kaca. Diantara mereka ada seorang wanita berambut sebahu yang terlihat menangis terisak-isak.
Baru satu langkah kakiku keluar dari pintu, tiba-tiba--
"Tunggu sya!" panggil seorang pria bertopi yang aku tahu ia bernama Bryan. Bryan adalah pegawai yang bertugas sebagai kasir utama di kafe ini.
Aku menoleh kearahnya. Ia tersenyum simpul dan mengedipkan sebelah matanya, sepertinya ia memberikan kode kepadaku, Kemudian ia memalingkan tatapanya kepada Hendra.
"Dengan dipecatnya Anatasya, otomatis saya dan rekan-rekan juga akan berhenti pak," ucap Bryan tiba-tiba, dan kemudian secara kompak diangguki oleh semua karyawan."Apa-apaan kalian ini?" sela Hendra dengan wajahnya yang kebingungan.
Tanpa aba-aba, semua rekan kerjaku meninggalkan tempat itu dengan senyuman kemenangan diwajah mereka. Padahal seharusnya mereka merasa sedih karena telah kehilangan pekerjaan mereka hanya demi menemaniku.
"Makasih teman-teman, seharusnya kalian nggak perlu melakukan hal ini," ucapku kepada Bryan dan teman-temanku yang lainya.
"Nggak masalah, kitakan teman. Suka duka kita hadapi bersama," sahut Zihan sembari melingkarkan tanganya di pinggangku.
"Terimakasih sekali lagi teman-teman."
Terlebih lagi untukmu Bryan
Gumamku didalam hati.
___
A/n:Masih Prolog.
Semoga kalian suka sama ceritaku ini yahNext nggak?🙅
Kira-kira Tzu-yu ngapain disini?
Kalo yang ini? Udah pasti tahukan?
Zihan Sahabatnya siapa?
KAMU SEDANG MEMBACA
B or V
Teen FictionIni Cerita Teenfic bukan Fanfic tapi kebetulan castnya artis koreyah [Baekhyun Exo & V Bts] tolong mengertilah untuk kehaluanku ini;) ════╬♥╬════ Cinta pertamamu atau Cinta sejatimu? Memimpikan atau dimimpikan? Mengharapkan atau diharapkan? Memilik...