Prolog : Pertemuan Tak Terduga

26 1 0
                                    

  Bruk, tabrakan tak dapat dihindari, seketika, semua buku yang ku tenteng sedari tadi di tanganku, sekarang telah berserakan di lantai dekat pancuran kantor dinas ini. Seketika pula aku disilaukan oleh seberkas cahaya yang muncul dan dibalik cahaya itu aku seperti melihat sosok seorang laki-laki

"kwaenchana yo?(1), kalimat itu keluar dari mulut sosok itu

"ye", aku menjawabnya, sambil mengumpulkan kembali buku-buku yang berserakan tadi.

Saat aku berdiri, seketika cahaya yang sedari tadi memancar dari sosok yang bertabrakan denganku tadi, berangsur-angsur memudar dan berhasil memperlihatkan wajah dari sosok itu.

Seketika,,, tubuhku tegang, air mukaku berubah drastis. Otakku berusaha berfikir “dimana aku pernah melihatnya?†dan hatiku merasakan sesuatu yang campur aduk antara bahagia dan sakit.

 Plok plok plok,,, suara tepukan tangan menyadarkanku dari lamunanku. Aku merasa sedang mengalami deja vu yang benar-benar nyata, seakan-akan hal ini memang benar-benar pernah terjadi di masa lalu, dimana ada seseorang yang pernah bertepuk tangan untuk menyadarkanku dari lamunanku,,, terjadi di suatu tempat yang bersejarah...

"mwo yo ?(2) dia bertanya lagi dengan ukiran senyum lesung pipitnya

"ani ye yo "(3) , aku menjawabnya. Seraya pergi jauh darinya. Aku merasakan suatu yang aneh yang tidak ku sadari.

 Aku memasuki lift ke lantai 2, aku akan melakukan wawancara kerjaku untuk pertama kalinya, dan aku berharap aku akan bertahan dengan pekerjaan ini , maka wawancara ini harus menjadi yang pertama dan terakhir dalam perjalanan hidupku,,, eaaa...

Sampailah di depan pintu ruangan yang akan menentukan masa depanku dan masa depan kantor ini. Jika ada kesalahan kecil saja dalam ruangan ini, akan sangat berpengaruh besar bagi kelangsungan kantor dinas besar ini.

"ahhh,, pasti akan sangat sulit untuk bisa masuk dan ikut berjuang dengan orang-orang sibuk yang memakai kalung cardname itu"

Disaat berlangsungnya lamunan itu, seorang klien muda memegang pundakku dan berkata,

"anyeonghaseumika, silahkan masuk ke dalam, wawancara akan segara dimulai"

"ye, kamsahabnida", jawabku seraya masuk ke dalam

 Aku ternganga melihat keadaan ruangan ini, tak seperti ruang kerja yang biasanya pengap, orang orang yang tegang karna kerja, dan sangat membosankan. Ruangan ini begitu bercahaya, berwarna, menarik dan sangat menenangkan hati melihat grafiti-grafiti yang indah. Orang-orang yang bekerja di dalamnya bekerja sangat ceria dan bahkan banyak yang tengah tertawa bersama.

Di ruangan yang bisa disebut kantor ini, orang-orang melakukan bermacam-macam pekerjaan dari mulai mengedit berita, memotret model, mencetak naskah. Semua berjalan dengan sibuk dan ceria

Aku melihat sebuah ruangan di sebelah kiri atas dalam ruangan kantor ini. Disanalah bermacam-macam pertanyaan akan dilontarkan padaku

 Kakiku mulai melangkah maju ke arah ruangan itu, saat sudah dekat dengan pintu ruangan, aku tiba-tiba dikejutkan oleh orang yang berada dalam ruangan itu yang tampak membayang dari balik pintu masuk. "siapa dia?", hatiku berkata seperti ada hal yang menyakitkan yang disebabkan oleh orang itu

Dengan berat hati, aku membuka pintu dan masuk dalam keadaan wajah tertunduk, dan kemudian duduk di dekat orang yang membuat otakku menyimpan begitu banyak pertanyaan sekarang.


1. kamu tidak apa- apa ?

2. ada apa ?

3. tidak ada 


You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 06, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

PamitWhere stories live. Discover now