Wish You Happiness

28 4 4
                                    

Disaat aku baru berumur 12 tahun, aku duduk di kelas 1 SMP, disaat hari pertamaku masuk sekolah, orang-orang disekitarku bagaikan gorila yang ingin memangsa manusia, semuanya terlihat mengerikan bahkan diriku sendiri tidak mengerti apa yang sedang terjadi.
Dengan rasa ketakutan, aku memberanikan diri untuk berkenalan dengan teman sekelasku, tapi dihari pertamaku masuk sekolah ini rasannya sungguh membosankan, karena tak ada satupun orang yang aku kenali.
Dihari berikutnya, guruku menyuruh kepada semua murid untuk memperkenalkan diri di depan kelas. Dan orang yang pertama kali ke depan adalah aku, " pe-pe-pe perkenalkan namaku Rara, a-a-a aku berasal dari Bandung." dengan suara gugup karena menahan malu;).
Dan setelah aku, barulah giliran Rio, dia adalah teman masa kecilku, tapi sayangnya setelah 2 tahun ini kami bermusuhan karena terjadinya kesalahpahaman diantara kami.
Tak terasa rupanya bel istirahatpun berbunyi"Ting-nong, Ting-nong."
"Hai Ra, ke Kantin yu?" Ajak Rio
"A-a-a ayo!" Dengan suara gemetaran akupun menjawab.
Dalam hatiku berkata, "Rio, apakah kamu sudah mengerti kejadian 2 tahun yang lalu?, semoga kamu sudah mengerti;)."
Jadi gini, 2 tahun yang lalu disaat aku duduk di kelas 5 SD, aku harus pindah sekolah, karena ada kepentingan yang harus keluargaku selesaikan di Jakarta. Tapi Rio malah ngotot gak mau berpisah sama aku , karena pada waktu itu kita sudah membuat perjanjian bahwa aku ataupun Rio tidak akan saling meninggalkan. Tapi Rio malah bilang " Kamu gak punya hati, masa gak bisa gitu kamu tetap di sini, dan orang tuamu saja yang pergi ke Jakarta!, kamu masih ingatkan perjanjian kita?"
"Iya Rio, aku masih ingat kok, tapi maaf aku gak bisa, kamu tau sendirikan ini itu....."
"Ah sudah terserah kamu, dan jangan harap kita masih bersahabat." Riopun pergi dengan begitu saja. Setelah itu persahabatan antara kamipun menjadi renggang.
Yah itulah Rio, dia masih kayak anak kecil , dia belum mengerti masalah ini.

***

Setelah tiba di Kantin
"Ra, maafin aku yah, maaf aku emang egois,"
"Iya Rio, gak papa kok, aku ngerti."
"Makasih yah Ra, oh iya kamun mau pesen apa?"
"Air putih aja."
Keesokan hari dan seterusnya hari-hari kita jalani bersama. Dan aku juga sekarang sudah punya banyak teman. Salah satunya adalah Rina.
Rina sudah aku anggap seperti saudaraku sendiri, dia sering sekali cerita samaku tentang inilah, tentang itulah, dan yang paling membuatku kaget, disaat dia bercerita bahwa dirinya menyukai Rio. Padahal 1 hari yang lalu, Rio sudah menyatakan cintanya padaku,tapi aku belum sempat menjawabnya. Disaat keadaan seperti inilah yang membuatku bingung.
Di sisi lain aku gak mau mengecewakan Rio, tapi di sisi lain juga aku gak mau nyakitin Rina. Tapi aku harus segera mengambil keputusan agar semuanya tidak terlambat.
Di depan kelas
"Rio, Rio."
"Iya Ra, ada apa?, gimana kamu mau kan?"
"Hmm, aku mau minta maaf sebelumnya, aku gak bisa, aku takut nyakitin hatinya Rina."
"Emang Rina kenapa?"
"Dia suka sama kamu."
Jujur hatiku sangat hancur disaat harus memutuskan semua ini, karena sejak dulu aku sudah menyukai Rio.
" Tapi kan, aku sukanya sama kamu!"
"Tapi Rio, maaf aku gak bisa, dan aku minta, tolong bahagiakan Rina."
Akupun berlari masuk kelas dengan membawa separuh hati yang patah ini;(.
Rasanya berat sekali, tapi aku juga gak mau kehilangan sahabat untuk yang kedua kalinya. Karena bagiku persahabatan adalah tersegalanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 06, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

sincerityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang