1

8.5K 472 12
                                    

Seorang pemuda tampak berjalan membawa sebuah koper besar berjalan menuju sebuah asrama. Ini sedang hari libur kenaikan kelas, banyak siswa yang langsung pulang ke rumah begitu tau libur sekolah, tapi tidak dengan pemuda ini. Pemuda ini malah datang ke asrama dengan koper besar di tangan kanannya dan sebuah kertas kecil di tangan kirinya.

"Maaf, saya siswa baru. Dimana saya bisa menemukan kepala asrama?" Tanya pemuda itu ketika sampai di pos keamanan asrama.

"Aku akan mengantarmu" ujar Pria paruh baya itu, meletakkan tongkat hitam di atas mejanya sebelum berpamitan pada rekan kerjanya.

Tidak terlalu jauh ia berjalan dan sekarang ia sudah berhenti di kantor kepala asrama, seorang pria paruh baya tengah membukanpintu ketika mereka tiba.

"Maaf pak, ada siswa baru yang akan masuk asrama mencari anda" ujar pria dari pos keamanan.

"Ah, kau sudah tiba rupanya. Terima kasih sudah mengantarnya. Nah, ayo aku akan mengantarmu ke kamar. Ayahmu sudah menghubungiku 10 menit yang lalu"

"Begitukah? Aku menolak di antar tadi ketika akan kemari" ujar pemuda itu dengan senyumnya.

"Kau mirip ibu mu, tak mau merepotkan ayahmu"

"Mendiang, mendiang ibuku. Beliau sudah tidak ada" ujar pemuda itu lembut, sangat lembut

"Maafkan aku, aku tak berniat menyakitimu..." Pria paruh baya itu menunjukkan wajah bersalahnya.

"Tidak masalah, aku tidak apa. Jadi, apa kamarku jauh?"

"Tidak - tidak. Apa ayahmu sudah bilang jika di asrama kau akan tinggal sekamar dengan seseorang?"

"Ya, ayahku mengatakannya, aku tidak masalah dengan itu"

"Nah, ini kamarmu"

'tok' 'tok' 'tok' bapak kepala asrama mengetuk pelan pintu sebuah kamar

"Ya?" Seorang pemuda tampan membuka pintu, membungkuk untuk memberi hormat pada kepala asrama.

"Nah, dia adalah teman sekamarmu yang ku bicara kan kemarin" kepala asrama menunjuk pemuda dengan koper besarnya, sebelum pemuda itu membungkuk memberi hormat.

"Kalian bisa berkenalan didalam saja ya! Aku harus pergi. Jika ada apa - apa kau bisa mencariku" pria paruh baya itu pergi setelah menepuk pundak pemuda dengan koper besar itu.

"Namaku Kim Jong In. Kau bisa memanggilku Kai." Kai meletakkan kopernya mengulurkan tangannya berniat mengajak berjabat tangan.

"Sehun, kau bisa memanggilku Sehun. Selamat datang di asrama" Sehun meraih tangan Kai untuk berjabat tangan.

"Jadi, dimana ranjangmu dan dimana ranjangku? Lemariku atau lemarimu? Mejaku atau mejamu? Wow, kamar ini seperti cermin. Ranjang disisi kanan dan kiri, meja belajar dengan lemari pakaian yang sama di sebelah kanan dan kiri" Kai terdengar bersemangat.

"Kau bisa di kanan, karena barangku semua sudah di kiri." Sehun menunjuk sebelah kanan ruangan yang masih rapi ya meskipun yang sebelah kiri juga rapi.

"Kau pemuda yang rapi sepertinya" ujar Kai menyelidik bagian Sehun yang tertata rapi pada tempatnya.

"Aku hanya tidak suka jika ada barang tidak pada tempatnya"

"Pemuda yang sopan" ujar Kai lirih tapi mampu di dengar Sehun

"Terima kasih" ujar Sehun

Kai mulai membongkar kopernya, mengeluarkan semua barangnya dan mulai menatanya.

"Aku akan sangat berterima kasih jika kau mau membantuku" ujar Kai melihat Sehun yang tengah sibuk melihat saja.

"Aku akan memasak ramen untuk kita. Jadi selesaikan itu sebelum matang" Sehun berdiri dari duduknya.

Don't Look At Me! (SeKai) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang