HANYA INGIN SEKEDAR MENGINGATKAN, KALO KAMU GAK SUKA BACA CERITA AKU, YA GAUSAH BACA! JANGAN NGATAIN!!
DIPIKIR GAMPANG APA BIKIN GINIAN!! PER-PART NYA TUH BUTUH PERJUANGAN TAU! BUTUH SEMEDI DULU😢😢
AKU LEBIH MENGHARGAI SILENTREADERS DARIPADA NGEVOTE TAPI MENGHINA DUA SUAMI AKU😢😢😢😢
SEKALI LAGI KAMU DM AKU DAN NGATA-NGATAIN PERTHSAINT, AKU BLOCK YA BIAR MAMPOS😊😊😊😊OKE HEPI READING!!!
#####“Perth tidak masuk hari ini, dia menitipkan absen padaku” Ujar Mark pada salah satu temannya yang menanyakan perihal ketidakhadiran Mahasiswa rajin itu di kelas tadi pagi.
Mark sendiri pun tidak tega meninggalkan sahabatnya itu sendirian di kamar asrama mereka, entah apa yang baru saja terjadi, yang jelas ini tidak baik karena sahabatnya itu pulang dengan keadaan babak belur dan susah berjalan.
Dia merasa bersalah tentu saja, karena hal ini tidak akan terjadi jika dia tidak memaksa Perth mnemaninya ke pesta itu semalam.
Perth juga menjadi pendiam dan murung, dia bahkan tidak menyentuh sarapan yang dia buatkan dan tidak menjawab permohonan maafnya.
Apa yang sebenarnya terjadi?
“Sampaikan salam saya pada Perth, dia adalah anak yang rajin, sayang sekali jika dia menelantarkan kuliahnya seperti ini” Ucap salah seorang Professor yang mengenal Perth dengan baik karena sifat teladannya.
Mark mengangguk kaku, dia pun sebenarnya menyayangkan sikap Perth yang mendadak tertutup ini, dia bahkan hanya menghabiskan waktunya di kamar tanpa melakukan apapun.
Berbagai upaya sudah dilakukannya untuk mengembalikan Perth-nya seperti semula, Perth yang rajin, ramah, dan dikenal sebagai pribadi yang positif, kini menghilang.
“Katakan padaku, apa yang sebenarnya terjadi malam itu?” Paksa Mark pada akhirnya.
Tidak ada jawaban, Perth tetap diam dengan pandangan kosong.
Mark meremas rambutnya frustasi, “Siapa yang melakukan ini padamu” Bisiknya prihatin.
Perth hanya sendirian di dunia ini, siapa yang telah tega menghancurkannya seperti ini?
Perlahan, Mark menarik tubuh kurus Perth kedalam pelukannya dan mendekapnya erat, “Aku berjanji padamu, aku akan mencari orang yang menyebabkanmu menjadi seperti ini. Aku akan mengembalikanmu seperti semula” Ujar Mark bertekad.
Tanpa dia ketahui, Perth menangis diam-diam dipelukannya, dia ketakutan.
**
Saint mengedarkan pandangannya di sekitar Fakultas Sastra. Ini kali pertama dia menginjakkan kakinya di Fakultas ini. Dia hanya ingin menemui Perth, itu saja.
Pasalnya sudah dua minggu dia kesulitan untuk bertemu dengan Perth, dia merasa bersalah atas kejadian yang sudah terjadi karena kesalahannya malam itu.
Harusnya dia tidak terlalu larut dalam emosi karena melihat gadis yang disukainya terluka karena lelaki berponi jamur itu. Lagipula dia tidak memiliki hubungan apapun dengan Bua, jadi untuk apa dia membalas dendam pada lelaki itu?
Semua kebodohan itu baru disadarinya setelah dia menghancurkan harga diri seorang Perth yang tidak tahu apa-apa.
“Kau tahu dimana Perth?” Tanya Saint pada salah satu Mahasiswa yang sedang duduk di kantin.
Pemuda itu menggeleng, “Sudah dua minggu dia menghilang”
Saint tercekat.
Menghilang?
“Apa maksudmu?” Tanya Saint khawatir. Kemana dia?!
“Tidak ada yang tahu pasti, yang jelas teman-temanku terakhir bertemu dengannya setelah menghadiri Pesta perayaan ulangtahun perusahaan milik Papanya Gun” Jelasnya.
Pesta itu, hari dimana dia menculik Perth dan memperkosanya. Dan kini lelaki itu menghilang?!
“Kau tahu dimana dia tinggal?” Tanya Saint panik, banyak kemungkinan buruk berseliweran di kepalanya, bagaimana jika dia diculik lagi oleh orang lain dan diperkosa lagi, seperti apa yang sudah dilakukannya *duh!
“Dia tinggal di asrama kampus” 'Jawabnya, Saint ingat, dia pernah mengantarkan Perth pulang ke asramanya pagi itu.
Secepat kilat, Saint berlari menuju parkiran untuk mengambil mobilnya dan bergegas menuju Asrama kampus.
**
Perth menoleh kearah pintu ketika mendengar suara ketukan beruntun dari luar, siapa sih?! Mengganggu saja!
Tidak mungkin itu Mark, dia baru saja keluar untuk meminjam buku milik temannya di gedung asrama sebelah, tidak mungkin dia kembali secepat ini.
Dengan langkah pelan, dia mendekati pintu dan membukanya.
“Tidaaaaaaaaakkkk!!!” Teriak Perth histeris melihat Saint berdiri didepannya.
Apa dia akan memukulinya lagi?
Apa dia akan memperkosanya lagi?!
Saint terlonjak kaget mendengar teriakan Perth, bahkan tetangga kamar Perth banyak yang keluar karena mendengar teriakannya.
Dia tidak menyangka lelaki ini akan ketakutan ketika bertemu dengannya. Dan hal ini semakin membuatnya merasa menyesal.
Ya Tuhan! Apa yang sudah aku perbuat!
Perth berusaha kembali menutup pintunya, namun Saint menahannya dengan sebelah kakinya, “Perth! Kumohon dengarkan aku!”
Namun dia semakin histeris, dia bahkan menangis ketakutan disana, “Tolong! Jangan!.... sakit!! Jangan!” Teriaknya.
Beberapa mahasiswa lain yang melihat itu sontak turun tangan untuk menahan Saint yang memaksa untuk masuk, “Hei! Dia tidak ingin bertemu denganmu!” Serunya, mereka semua tentu saja ingin menjaga teman mereka yang terkenal baik ini.
“Aku tidak ada urusan denganmu!” Sentak Saint kesal, dia merasa dihakimi sekarang oleh semua penghuni di lantai ini.
“Urusanmu dengannya berarti urusan kami juga, dia teman kami!”
Baru saja Saint berniat menghajar pemuda didepannya ini, sebuah suara menginterupsi. “Ada apa ini?”
Perth kembali berteriak, kali ini dia bahkan menangis histeris, “Mark!!! Tolong aku!!”
Mark segera menghampiri Perth yang bersembunyi ketakutan dibalik pintu, “Apa yang terjadi?!” Pekiknya panik.
Perth menggeleng ketakutan, “Dia… jahat… sakit, Mark!.... sakit!... dia…. Aku tidak mau! Tidakkk!!!” Ucap Perth bergetar, napasnya memburu, dia terus meracau, mengatakan bahwa dia kesakitan. Dia benar-benar tidak berani menatap Saint.
Well, Mark bisa menyimpulkannya, Saint lah penyebab dibalik penderitaan Perth.
Tanpa aba-aba, Mark langsung menyerang Saint dengan pukulan bertubi-tubi.
Dia merasa luarbiasa geram dengan pria ini, yang sudah menyebabkan sahabatnya terluka.
BUGH!!!
BUGH!!!
Semua tetangga kamar mereka berusaha memisahkan keduanya, terutama Mark yang terlihat sangat marah.
“Jangan pernah menemui Perth lagi!!” Bentaknya, kemudian membanting pintu kamarnya dari dalam.
Saint terpaku.
Perth ketakutan.
Perth takut padanya.
Apa yang harus dia lakukan sekarang?
“Aku tidak tahu apa yang sudah kau lakukan pada Perth, yang jelas dia benar-benar seperti mayat hidup sekarang” Ucap salah satu tetangga kamar Perth yang membantu melerai perkelahiannya dengan Mark tadi.
Dan hal ini semakin membuat Saint menyesal, "Maafkan aku, Perth" Lirihnya sendu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forgive Me [ END ]
FanfictionBagaimana jadinya jika Pria setampan Saint tega melakukan kekerasan seksual pada Perth yang tidak tahu apa-apa? Bagaimana cara Saint mengembalikan keadaan seperti semula disaat semua orang mulai membencinya karena telah melukai lelaki semanis Perth...