Chapter 27

14.7K 1.4K 191
                                    

“dok?”

“hm”

“dokter yakin ini namanya lagi jemput saya?”

“maksudnya?”

kulirik dipta yang bertanya sambil menutup matanya duduk damai di kursi penumpang pinggirku yang sedang... menyetir.

Kalau ku kira kata-kata dipta yang mengatakan ‘be mine and i love you’ itu tak lain yang diartikan menjadi ‘Oke kamu milik saya jadi saya bebas menyuruhmu’, begitu?

Karena yang aku rasa 1 minggu dari kata i love you yang dia berikan dengan tampang frustasinya kemarin harusnya saat ini aku dibanjiri dengan perlakuan kasmarannya bukan?

Menurut sumber dari seluruh novel romance yang pernah aku baca mengatakan seseorang akan memperlihatkan prilaku kasmaran ketika orang sedang dimabuk cinta.
Nyatanya sekali lagi titisan wewe gombel ini yang—duh gusti sekarang satu tingkat naik level menjadi pacarku seminggu yang lalu tidak seperti itu

Lihat saja, yang katanya menjemputku dia malah sibuk duduk damai dan meminta diantarkan makan dengan aku yang selalu saja tiba-tiba menjadi driver dadakan

Karena mungkin tidak ada jawaban yang dilontarkan oleh mulutku yang memilih diam, dipta membuka matanya dan meliriku “habis operasi SC 4 ibu ra”

Iya aku tahu, tapikan aku juga ingin disayang.

“mau makan dimana?” tanyaku yang mulai mengerti kondisi dipta

toh dalam hubungan kan harus saling pengertian ya

“terserah” jawabnya yang sekarang sedang meraba-raba sun visor mobil dan menariknya mengahalau silau sambil masih tetap menutup mata

“terus mau makan apa?” tanyaku lagi masih sabar

“terserah aja”

Anjir!
Sekali lagi, toh dalam hubungan boleh ko sekali-kali kamu kesal dan menyumpah serapahi pasanganmu.

Kebalik gak sih bukannya menurut sinetron kejar tayang yang biasanya mengatakan terserah itu perempuan ya?

Jadi kacung atau pacaranya tetap saja sepertinya dipta akan selalu menyumbang kerutan.

Dipta tampak bingung setelah aku menepikan mobilnya di pinggir jalan, bingung mungkin karena tidak ada cafe atau restorant.

“ko berenti disini?” tanyanya

Aku membuka seatbelt “terserah kan? Saya maunya makan rujak tuh rujak si mang dadan yang paling enak” aku membuka pintu dan keluar

Kesal? Sudah pasti
bingung? Iya.
Kalau gak terlanjur cinta sudah aku gorok lehernya tanpa aba-aba

“mang dadan” panggilku menyapa mang dadan

“eh teh rara, rujak teh ?”

“iya mang” kulirik dipta yang sudah berdiri di sampingku

“paling pedes mang, sambelnya pengen DIULEK!” kutekankan kata-kata terakhir sambil kulirik dipta

“ra..” panggil dipta

“mang itu cabenya DIGILES sampai rata ya mang”

“sip teh”

“sayang...”

Wow 1 minggu berpacaran baru hari ke-8 aku merasa layaknya seorang pacar yang disayang

Dipta meletakan tangannya dipundaku dan menarikku mendekat ke tubuhnya lalu berbisik ditelingaku “kamu kalau marah-marah ngegemesin ya”

CITO!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang