Suasana hening dan terasa mencekam. Aura yang dipancarkan Jeongyeon menciutkan nyali Sana. Bahkan gadis itu hanya bisa menundukkan kepalanya.
Helaan napas terdengar dari Jeongyeon.
Kedua orang itu memang berada di taman rumah sakit saat ini untuk berbicara."apa kau benar-benar tidak menyukai Dahyun?" Jeongyeon memulai percakapan.
"bukan begitu unnie. Aku hanya..."
"kurasa sebaiknya Dahyun memang berhenti bekerja untuk menjagamu. Tidak kusangka malah kau yang dapat membahayakan nyawanya" Jeongyeon memotong ucapan.
Kepala Sana semakin tertunduk. "aku menyesal unnie"
Jeongyeon menghela nafas lagi. "ini sudah terjadi. Dan apa kau tahu apa tujuan Dahyun bekerja?" tanya gadis bersurai pendek itu lagi yang segera dijawab anggukan oleh Sana."awalnya aku yang membuat kesepakatan ini dengannya. Aku akan membayar segala tagihan rumah sakit kakaknya, dan balasannya dia harus mau untuk menjagamu"
Sana mengangkat kepalanya. Mata menatap Jeongyeon lekat. "unnie maafkan aku"
"jangan katakan itu padaku. Kau harus mengatakan hal itu pada Dahyun. Dan kurasa, mulai besok dia tidak perlu lagi bekerja untuk menjagamu"
Sana terkejut mendengar keputusan sang eonnie. "tidak unnie. Jangan lakukan itu. Aku janji tidak akan berbuat aneh-aneh lagi"
Jeongyeon membalas tatapan adiknya."sebelum itu, jujurlah pada unnie, apa yang membuat kalian sampai menjadi musuh seperti ini? Aku sudah mendengar banyak gosip kalian berdua dari teman-teman kampus kalian"
Sana menghela napasnya berlahan."molla. Aku lupa"
"jangan membohongiku" tegas Jeongyeon.
Sana menghela napas pelan. Sempat diam dan akhirnya mulai bercerita. "Seingatku, itu terjadi saat kami baru saja menjadi mahasiswa baru"
Flashback
Jam telah menunjukkan pukul 06.45.
Yang artinya, dalam15 menit lagi, kegiatan perkenalan mahasiswa baru akan diadakan. Dan Sana baru terlihat bangun dari tidurnyam"AAA! Aku terlambat" teriaknya lalu segera berlari ke kamar mandi. Dan Tidak sampai 5 menit, gadis itu keluar. Dengan cepat dia berganti pakaian dan segera turun.
"yakk..sarapan dulu" teriak Jeongyeon ketika melihat Sana turun dari lantai atas.
"nanti saja. Aku telat. Aku pergi dulu unnie. Bye"
Entah berapa kecepatan laju mobil Sana saat ini. Dia seperti orang gila mengemudi ke arah kampus barunya. Hingga sesuatu yang tidak di inginkan terjadi. Mobilnya tiba-tiba mogok di tengah jalan. "aish sialan!" umpatnya
Sana keluar dari dalam mobil. Mencoba memeriksa apa yang terjadi. Tapi semua itu sia-sia.
"permisi? Apa yang terjadi nona?" terdengar suara halus seseorang mengambil atensi Sana.
Sana menatapnya. Sedikit terkejut saat melihat gadis berwajah imut itu menatapnya heran. "a~ mobilku mogok dan aku harus segera ke kampus untuk mengikuti kegiatan penerimaan mahasiswa baru" jelasnya.
"kau mahasiswa baru?" Sana mengangguk mengiyakan atas pertanyaan itu.
Tapi tiba-tiba, gadis itu menscane tubuh Sana dari atas hingga ke bawah. "penampilanmu tidak mencerminkan itu. Apa kau orang jahat yang sengaja menjebakku? Apa kau punya komplotan disini?" gadis itu mengedarkan pandangannya.