Chapter 28

14.1K 1.4K 112
                                    

“Turunnya nanti didepan RS aja ya?” Pinta dipta

Seperti biasa dipta mengantarkan aku ke RS—yang masih turun dipengkolan ojeg dijam setengah 7 pagi, padahal dia baru buka poli jam 8 pagi.

Imbasnya perawat di ruang nifas uring-uringan yang dokter Dipta sudah visite dijam 7 pagi, yang mana mereka masih sibuk membagikan obat dan morning routine lainnya

Aku hanya bisa memohon maaf didalam hati, sudah aku tolak beberapa kali namun dipta tetap ingin mengantarkan dan menjemputku dengan perjanjian seperti biasa turun dan naik di pengkolang ojek dekat RS

“Dok jangan mulai deh”

“Kita kan gak mungkin gini terus ra, kamu juga berapa kali sih saya bilang kalau berdua jangan panggil dok, saya berasa diingetin kerja tiap kali kamu panggil gitu”

Wow ada apa dengan dipta hari ini dia sangat cerewet sekali

“Iya nnnd...ip”

“Jadi turunnya di RS ya, aku udah cape di marahin sama tukang ojeg pengkolan disangkain terus mobil online”

Oh. Pantesan! Miris sekali anda

“Aku belum siap”

“Kamu malu pacaran sama aku ?” Tanya Dipta

“Gak gitu juga Dip, fans kamu itu banyak aku Cuma belum siap di nyinyirin aja”

“Ini udah 1 bulan loh ra, lagian di nyinyirin gimana sih ra, profesi itu Cuma gelar, masa profesi jadi patokan jodoh kita siapa? Kalau hati aku maunya kamu meskipun kamu gembel juga tetep bakalan aku perjuangin” matanya masih fokus ke jalan raya yang mulai padat merayap

Yak gausah disamain sama gembel juga keleus, lo yakin masih tetep mau kalau gue gembel ?

“Iya kasih waktu lagi ya?” Pintaku yang tidak dijawab

“Ndip...” masih diam

“Yauda maaf...” Dipta masih acuh

Dipta dengan sikap merajuknya! Duh gusti covernya bolehlah ganteng tapi sikapnya macem bocah yang minta balon

“Yang...” Dipta meliriku sebentar dan mengacuhkanku lagi, kuputar kepalaku melihat jendela disampingku “kemarin ku melihatmu, kau bertemu dengannya..”
kulanjutkan dengan lirik lagu dan nada yang dibumbui sedikit kesal “ku..rasa sekarang kau masih, memikirkan tentang dia...”

Kurasakan tangan Dipta mencubit pipi sebelah kananku gemas, mengusapnya setelah dicubit dan menggengam tanganku

“Ya udah jangan lama-lama” liriknya padaku dengan senyumnya

***

Hari ini aku dan teh echi sudah duduk anggun di aula di kursi barisan paling belakang untuk acara serah terima jabatan komite medik yang baru yang disandang oleh dokter Gaga.

Harusnya kandidat yang terpilih adalah dokter Dipta yang aku tahu dari dokter Didi selaku direktur RS yang mengatakan dokter Dipta merupakan dokter yang paling memenuhi kriteria untuk jabatan tersebut namun dokter Dipta menolaknya halus yang mengatakan tidak bisa.
Mau aku paksa 1000 kalipun untuk tahu alasannya kenapa dokter Dipta tidak menerimanya tetap saja Dipta menutup mulutnya mengatakan tidak.

“Heran ya dokter Gaga ko gak luntur-luntur gantengnya” bisik teh echi ditelingaku “dan lagi dokter Dipta ko setelah taken juga makin keluar ya auranya, kamu taburin apa ra?”

Di RS ini yang tahu aku berpacaran dengan dipta hanya teh echi itupun karena teh Echi ikut andil aku dan Dipta akhirnya bersama.

Oh jangan lupa juga teh Echi yang semi cenayang yang akhirnya selalu saja ketahuan

CITO!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang