Part Eight

2.2K 231 47
                                    

Beril melirik sekilas arah pandangan Al, dia ikut tersenyum. Kemudian dia menyenggol lengan Al, dan berbicara padanya dengan nada halus, "Al, sudah sampai di mana hubunganmu dengan Yuki?"

Al pun menoleh ke arah Beril dan keningnya mengkerut, "Maksudmu?"

"Aku yakin kamu mengetahui maksudku, Al. Aku sudah menanyakan ini padamu sebelumnya waktu itu."

Al pun membalas tatapan Beril tanpa mampu menjawab pertanyaannya.

"Belum memulainya?" Tanya Beril lagi.

Al masih tidak menjawab, Beril menghembuskan nafas perlahan, kemudian tersenyum simpul.
"Kalau begitu, kali ini kamu kalah denganku, Al. Aku sudah akan menjadi seorang ayah."

"APAAAAAAAAAAAAA?????" Al berteriak keras. Semua yang berada di ruangan itu langsung mengalihkan perhatian ke arah Al. "KAMU AKAN MENJADI AYAH, BERARTI....BERARTI ISTERIMU SEDANG HAMIL?" Kedua bola mata Al berkedip-kedip. Dia tidak mempercayai pendengarannya sendiri.

Beril tertawa keras. Kepalanya mengangguk berkali-kali. Sedangkan sang isteri langsung tertunduk karena malu.

"Wahhh hebat Beril." Ucap Ranggaz sambil mengacungkan jempol pada Beril.

"Selamat ya..." Ucap Yuki dan Amanda bersamaan.

Sedangkan Al masih terpaku di tempatnya, bagaimana mungkin seorang Al Ghazali dikalahkan oleh Beril.

"Heiii Al, apa kamu baik-baik saja? Wajahmu terlihat pucat." Tanya Beril sambil menepak pundak Al.

"Ooooh..aku baik-baik saja."

"Congratz Ril .." Ucap Delano pertama kalinya sejak memasuki bar itu, Delano mengeluarkan suara.

"Thank you, Lano." Balas Beril tersenyum.

"Lalu Ranggaz, bagaimana acara makan malam yang diatur orangtuamu?" Tanya Delano.

Ranggaz mengangkat bahunya lalu mengelengkan kepalanya dengan cepat.
"Buruk...sangat buruk... kalian tidak akan percaya seperti apa gadis itu. Dia mengajakku menginap di hotel hanya dalam perjumpaan pertama." Jawab Ranggaz.

"Hahaha, bukankah tipe seperti itu yang kamu sukai, Nggaz?" Goda Al. Ketawanya membahana di ruangan itu sehingga membuat Ranggaz kesal.

"TIDAKKKKKKKKK!!! Untuk dijadikan seorang isteri, aku tidak mau, aku tidak menyukai tipe seperti itu"

Melihat kekesalan Ranggaz, Yuki langsung menyenggol lengan Al untuk menghentikan ketawanya.

"Maaf .." Ucap Al, dia berusaha keras meredam rasa lucu. Kemudian dia berpaling pada Amanda, "Bagaimana denganmu, Man? Apa kamu sudah bertemu dengan seorang pria?"

Tampang Amanda berubah menjadi redup. Pertanyaan itu membuatnya sedikit kecewa, karena pria yang dia inginkan sebenarnya adalah Al.

"Kenapa Al tidak kembali kesisiku? Apa.......apa.....apakah Yuki bisa merubah Al? Al yang selalu pada akhirnya kembali padaku. Kini terasa berbeda, apakah Al kini telah jatuh cinta pada Yuki???? Aaaaaarrrrrgh tidak mungkin, Al pasti akan kembali padaku, dia akan kembali ke sisiku." Ucap Amanda dalam hati.

"Yaaaaaaa Man, kenapa jadi melamun? Aku nanya malah dicuekin, aiiiiissh. Jangan-jangan benar sudah ada calonnya nih." Ucap Al sambil tersenyum lebar.

Amanda langsung melirik matanya pada Al,
"Hentikan Al!" Ucap Amanda dengan nada yang sedikit keras.

"Apa ucapanku salah?" Jawab Al.

"Tidak apa-apa, Al. Maaf...kepalaku hanya sedikit pusing saja."

Heart (END)Where stories live. Discover now