Sudah setahun sejak aku mulai menjalin hubungan dengan Julian. Aku sudah hampir tidak pernah pulang ke apartemenku karena Julian selalu menahanku di penthouse-nya. Memang kami terlihat seperti pasangan yang terlalu lengket karena kemanapun kami pergi, kami selalu kelihatan berdua. Ini semua karena sikap possesif Julian. Katanya dia tidak suka melihat pandangan laki-laki lain terhadapku. Memang pencemburu sekali. Papa dan mama sudah menyuruh kami untuk segera menikah. Kata mama, perempuan itu seharusnya menikah sebelum umurnya duapulu tujuh tahun agar bisa hamil dan melahirkan tanpa gangguan. Aku masih berumur dua puluh enam tahun jadi aku belum terlalu pusing masalah menikah. Kami masih menanggapinya dengan santai.
Kak Melda dan Dr. Dimas akan menikah malam ini. Setelah lebih dari setaun mereka berpacaran akhirnya mereka menikah juga. Papa sudah berhenti menakut-nakuti dr. Dimas dan memutuskan untuk menyetujui pernikahan mereka. Aku melihat wajah bahagia kak Melda akhir-akhir ini. Tentu saja aku yang menjadi wedding photographer mereka. Aku membuat concept yang spesial untuk mereka berdua. Kak Melda sebenarnya menginginkanku untuk menjadi salah satu bridesmaid-nya tapi aku menolaknya karena aku rasa aku sudah cukup sibuk hanya dengan menjadi fotografernya saja. Acara akan diadakan di hotel milik Julian. Lima ratus undangan sudah disebar dan kak Melda sudah tidak sabar menunggu acara pernikahannya yang sepertinya akan megah itu.
Seperti biasa, aku merekam semua kejadian bahkan dari sebelum acara resepsi diadakan. Aku melihat kak Melda yang benar-benar cantik karena dibalut white wedding dress berrenda yang indah. Aku tak kalah kagumnya saat melihat kak Melda dan Dimas yang masuk ke dalam ballroom hotel dengan didahului oleh para bridesmaid yang berdansa masuk. Aku benar-benar kagum dengan semua acara ini. Acara semakin meriah saat mereka memotong kue pernikahan dan menuangkan champagne. Aku juga merekam semua acara itu. Acara dilanjutkan dengan penampilan MC kondang dan show dari beberapa dancer. Acara diakhiri dengan foto bersama keluarga dan teman-teman. Aku menjepret kameraku ke arah panggung saat semua sudah berpose.
“Vi, gue gantiin deh habis ini. Cuman tinggal foto gini doang kan. Lo temenin tuh cowok lo. Kasian dia.” Kata Sella. Dia menunjuk ke arah Julian yang sedang berbicara dengan seseorang. Aku memang tidak bersamanya semalaman ini karena sibuk merekam acara kak Melda. Aku segera menghapirinya. Julian melihatku dan segera merangkul pinggangku.
“Ini kenalin om pacar saya.” Kata Julian memperkenalkanku. Aku tidak tahu apa hubungan bapak tua itu dengan Julian tapi aku memperkenalkan diriku.
“Viola.” Kataku.
“Ya ampun. Kalian serasi banget. Kapan nyusul Melda sama Dimas?” Tanya om-om itu.
“Secepatnya kok Om.” Kata Julian. Aku memandangnya heran.
“Cepet ya. Cepet punya anak deh biar om cepet dapet keponakan.” Kata Bapak tua itu. Apa dia adalah keluarga Julian? Kenapa dia tidak pernah menceritakannya?
“Tenang aja Om. Masalah anak mah gampang.” Kata Julian membuatku malu.
“Hahaha! Ya sudah om tinggalkan kalian berdua. Tidak mau menggangu acara anak muda.” Katanya meninggalkan kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Love
RomanceViola Hardinata Maxwell adalah seorang fotografer workaholic yang terkenal karena berhasil memenangkan penghargaan lomba fotografi di Italy saat dia masih kuliah disana. Cewek ini berhasil membuka studionya sendiri dengan client yang terdiri dari or...