“Dek, hubungan yang serius itu apa sih ?”
“Maksud lo?”
“Iya hubungan yang satu tingkat naik level dari pacaran”
“Ya yang barusan kata lo ka, serius”
Astaga Raib !
“Ya gue juga tahu, maksudnya sikap cowo yang ngajakin serius gimana sih?”
“Ya lo ka ngerasa diseriusin gak sama cowoknya? Tunggu bang Dipta udah ngajakin serius Ka?”
Panggilan yang mulanya Dokter Dipta setelah beberapa kali main basket dan ditelaktir makan bubur pertigaan, Ibra menganggap Dokter Dipta merupakan kakak yang tertukar yang artinya ia dengan tulusnya menganggap aku sebagai orang lain dan Dipta sebagai kakaknya—disogok bubur doang !
Cih. Murahan !“Gue ko ngerasa masih jadi kacungnya ya dek?”
“Lo harus profesional kali ka” Ibra memasukan satu sendok penuh nasi goreng kedalam mulutnya
“Iya tapi kok gak enak ya”
“Lo mah baperan sih ka” jawab Ibra cuek yang sukses membuatku jengkel dan melempar sehelai roti kearahnya
“wahai engkau makhluk bumi, tak tahukah engkau masih ada yang kelaparan diluaran sana ?” Ibra yang tiba-tiba menjelma menjadi manusia shaleh
“Gue juga kelaparan, sini gue makan lo dek!”
Aku dan Ibra menoleh kearah pintu depan ketika ada suara ketukan.
“Bagian lo ka”
“Bagian lo kali dek”
“Gue malem udah bukain tamu Papa.” Ibra tidak mau kalah
“Gue tadi subuh bukain pintu Papa pulang dari mesjid”
“Ih nyebelin lo.”
Aku mengecup tangan dan meniup nya kearah Ib... Astaga ngapain Dokter Dipta jam 6 subuh sudah bertamu
“Bang masuk bang, kaka lagi sarapan dulu”
“Masuk apa lo dek?” kudengar Dipta yang bertanya
“Masuk shift malem bang.”
“Tumben udah bangun ?”
“Habis nganterin Mama sama Papa ke Bandara”
“Dinas luar lagi ya?”
“Yoi bang, ka parah lo sibuk makan! Ini yang mau seriusin lo dianggurin.” Teriak Ibra dari arah pintu
Nasi goreng yang baru aku masukkan muncrat sebagian dan menatap kejam kearah Ibra yang cengengesan.
“Gue mau tidur lagi ya bang”
Dipta duduk disampingku, aku sibuk memakan nasi gorengku yang tinggal sebagian
“Ra?”
“Hem” aku sibuk memotong sosis dan memasukannya kemulutku
“Telpon aku ko gak diangkat, chat aku juga gak di bales”
Wah manusia ini dengan kepekaannya yang prematur. Can't relate!
Bukan tanpa alasan aku mendiamkannya hanya saja aku terlanjur kesal.
3 bulan yang menurutnya we are officialy dating, aku masih seperti layaknya orang asing.
Hari sabtu kemarin sesuai janjinya 3 hari yang lalu, Dipta memberikan kabar akan mengajakku menonton ke bioskop, Dipta berencana menjemputku selepas magrib namun hingga sampai jam 10 malam Dipta tidak datang juga dan baru mengabari aku jam 12 malam kalau dia ada operasi Cito karena perdarahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
CITO!
General Fiction"pesen makan cito!"- dr. Pradipta Erlangga Fahlevi, SpOG (K) "Jadi yang cito pesen makan apa operasi dokk ?!!!" - kacung sejawat tenaga kesehatan ( bidan ) Tentang keseharian Ramania bidan yang menjadi kepala ruangan di ruang bersalin. Dan.. Pradi...