tre

7.4K 745 7
                                    

"Aku tidak ada waktu untuk mendengarkanmu. Kita bisa bicara lain kali. Ada urusan yang sangat mendesak yang lebih membutuhkan perhatianku. Kita bicara setelah aku kembali"
Potong Renzo yang melewati Harsha.

Meskipun suaranya dibuat selembut mungkin, tapi wajah Renzo datar dan sorot katanya dingin hingga Harsha membeku di tempatnya.

"Kau mau pergi? "
Tanya Harsha.
"Lalu bagaimana denganku?"
Lirih Harsha kebingungan  sebab dari cara bicaranya, Harsha menilai kalau Renzo akan pergi sendirian.

Renzo berbalik menatap Harsha.
"Apa maksudmu?"
Renzo balik bertanya dengan nada kebingungan.

Harsha pikir apa yang kurang jelas dari pertanyaannya?

Namun Harsha tetap mengulang apa yang barusan dikatakannya.
"Jika kau meninggalkan pulau Ini, bagaimana denganku?"
Kata Harsha yang tak bisa menyembunyikan nada tak senang dalam suaranya.

Renzo menatap Harsha dengan gaya angkuhnya.
"Tentu saja kau tinggal dan menungguku. Bukankah itu tugas seorang istri?"
Sindir Renzo.

Harsha menatap Renzo yang terasa sangat jauh.
"Kau berbeda"
Kata Harsha dengan nada bingung.

Renzo terlihat kaget.
"Apa maksudmu?"
Bentaknya.

Harsha terkejut. Kenapa Renzo jadi sangat marah.

"Tetaplah di sini. Tunggu aku kembali. Aku tak mau kau banyak tanya. Pekerjaan ini sudah membuatku jengkel jangan menambah beban pikiranku dengan segala rengekanmu"
Ucap Renzo yang terus memjauhi Harsha.

Harsha tak memgerti jalan pikiran Renzo.
Apa Renzo tak mau dekat-dekat dengannya karena melihat posisinya tadi.
Sebaiknya Harsha bicara dan menjelaskan sebelum Renzo terus berpikir tentang hal yang salah hingga hal tersebut tersemat di pikiranya.

"Renzo, tolong dengarkan aku sebentar saja"
Pinta Harsha memelas.

Renzo yang sedang mengemas dan memeriksa isi tasnya yang belum sempat dibongkar menoleh pada Harsha.

Harsha yang tak mau kehilangan kesempatan langsung bicara.
"Yang kau lihat tadi bukanlah seperti apa yang kau pikirkan"
Mulai Harsha.

"Emangnya apa yang aku pikirkan?"
Tanya Renzo yang terlihat kurang senang dengan Harsha yang dinilainya sok pintar.

Harsha sendiri bingung menjawab Renzo.
Apa yang akan dikatakannya?
Apa Harsha harus mulai dengan mimpi aneh yang didapatnya semalam?
Ataukah Harsha harus bertanya apakah Kastil ini dihuni orang atau pria lain?
Mungkinkah Harsha mengatakan kalau semalam dia bermimpi bercinta dengan Seorang pria bernama Dovi hingga Dovi membobol keperawanannya dan memberi Harsha Orgasme sampai berulang kali.

Tapi jika Harsha bicara seperti itu mungkin Renzo akan semakin tajam menatapnya.
bisa saja Renzo akan membawanya pulang tapi bukan ke rumah, mungking ke rumah sakit jiwa atau pengadilan karena Renzo tak mau istri yang gila.

"Jika tidak ada yang mau kau katakan,  sebaiknya kau lakukan sesuatu yang bermanfaat. Jangan mengangguku terus"
Dumel Renzo yang bergerak sangat cepat hingga kini dirinya terlihat siap berangkat.

Harsha mengamati Renzo.
Pakiannya bukanlah pakaian yang dipakainya semalam.
Renzo sudah rapi dengan wajah yang segar yang artinya Renzo memang sudah bersiap-siap.
Tapi di mana?
Di sinikah, saat Harsha masih tertidur?
Kenapa semuanya terasa membingungkan?

"kau tidur di mana, dari dinihari tadi?"
Tanya Harsha yang penasaran.

Renzo balas menatap Harsha.
mengamati harsha, seakan Renzo sedang menilainya.
Apa yang selama ini Renzo pikirkan?
ApA di matanya Harsha selama ini terlihat bodoh dan mudah diatur?
Tentu saja Renzo salah!!
Harsha melipat tangan di dada, memgangkat Dagunya menunggu jawaban Renzo.

Signore Delle TenebreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang