Secretary ✔

15. mask🌙

Jangan lupa vote & comment🌻
.
.
.
.

➵ Langit masih gelap. Matahari masih setengah menampakkan dirinya.

Hyunjin tak bisa tidur setelah kebangun 12 menit yang lalu. Sementara chan di belakangnya masih terlelap sambil memeluk tubuh polosnya.

Walaupun mereka berdua sama polosnya alias tak terbalut apa-apa. Hanya ada sebuah selimut yang udah acak-acakan menutupi tubuh mereka.

Hyunjin menghela napas panjang sambil menyentuh tangan kekar yang melingkar di perutnya.

Napas halus itu menyapa permukaan kulit hyunjin, membuat bulu kuduknya remang sekaligus tenang. Aneh memang.

Otaknya masih berfikir tentang pengakuan chan beberapa jam yang lalu, saat chan benar serius ingin hyunjin menyerahkan tubuhnya.

"Akuㅡcinta sama kamu. Gatau kan?"

"Iya, aku sembunyiin semua. Kenapa?"

"Aku gamau libatin kamu ke masalah yang makin dalam."

"Walau aku masih ragu, tapi kalau bener rasa itu cuma sebentar, gak mungkin aku gelisah kalau kamu gaada di samping aku."

"Aku tau, kamu merasakan hal yang sama. Iyakan?"

Padahal hyunjin belum membuat pengakuan, tapi entah kenapa mereka bisa melewati malam yang panas itu.

Mana pada saat itu, chan tersulut emosi. Amarah di wajahnya tercermin sempurna di mata hyunjin.

Harusnya dia senang kan? Bukannya hyunjin juga punya rasa itu?

Tetapi hyunjin malah dilanda kebingungan.

Dan kekhawatiran.

Hyunjin menghela napas lagi dan menyambar ponsel nya.

Mengirimi felix sebuah pesan sekaligus nanyain kabar danny.

🌙

"Saya mau ngambil danny."

Felix mendengus menatap remeh wanita di depannya.

"Buat apa? Ngurus anak aja gak becus."

Keadaan di sekitarnya memanas karena felix yang nyerang yeeun dengan kata-kata pedasnya.

Yeeun terpaksa tersenyum, "kamu salah paham,felㅡ"

"Gausah panggil-panggil nama gue."

Felix mengangkat dagunya angkuh, "kalau cuma mau bicara sampah, mending pergi deh."

Felix memutar badannya, tapi sebelum itu dia mau memberi beberapa kata perpisahan.

"Danny gabutuh ibu yang memanfaatkan anaknya untuk kepentingan sendiri dan malah kabur ke pacarnya,"