Hi, this is my first story, I need your motivation
Vote (just touch stars in the left buttom) and Comment
Be a good Reader, OK!!
21++ & KATA KASAR, YANG DIBAWAH UMUR MOHON PAMIT, JANGAN NGINTIP APALAGI BERTAMU
Sorry banyak typo ya, tolong dong kasih tanda kalau misalnya nemu typo...
Maaciiih J
Happy Reading ^^
Pergumulan itu terlalu menyesatkan. Mengerikan hingga terasa begitu panas di seluruh area yang ada. Menyesatkan bagi kebanyakan orang yang tau moral, mengerikan bagi yang hanya bisa menatap percuma karena ikut tergulung nafsu serta panas dikarenakan semua oksigen seakan hilang dan sekarang yang terasa hanyalah sesak. Rasa pengap karena semua kinerja tubuh dikuras mati-matian. Pergumulan itu terlalu sayang untuk ditinggalkan.
"Danial... Sayaaaaaangghhh" napasnya terhembus kasar bersamaan dengan detak jantugnya yang bergerak tak mengenal tempo. Dia terlalu lelah dan juga nikmat yang teramat merasakan pelepasan terakhir yang begitu dahsyat untuk kesekian kalinya malam ini "Danial...sayanghh..."
"Nikmatilah..." sambutan penuh gairah telah dilemparkan untuk sosok yang sedari tadi hanya bisa menyebut nama sayang bagi sosok yang kini juga tengah menikmati rasa nikmat yang teramat. Bibirnya masih gatal untuk mengecupi setiap inchi kulit yang tak tertutupi sehelai benangpun saat ini. Masih dengan gerak pelan, sebelah tangannya tetap jahil untuk ikut menjelajah kulit putih nan mulus kepunyaan sang kekasih, Lenna.
"Hah...." napas Danial terhembus puas seraya dia mulai baringkan tubuhnya di samping Lenna yang tengah menggeliat menikmati sisa-sisa kenikmatannya "Sungguh hebat" sambungnya dengan mantap.
Danial menatap ke samping, ke arah Lenna dan senyumnya terumbar dengan sangat sensual. Tubuhnya dia buat menyamping lalu dengan gerak lembut, Danial rengkuh Lenna untuk masuk dalam dekapan hangatnya.
"Kau lelah?" katanya bertanya sembari kecupi area bahu kekasihnya dengan bebas "Apa perlu kita tambah lagi sesi bercinta untuk malam ini?"
"Tidak..." Lenna menolak dengan lembut. Meski begitu, kedua tangannya ikut mengetat di tubuh Danial. Memeluk tubuh kekasihnya dengan kepalanya yang ia sembunyikan di dada pria itu "Sudah 3 kali untuk malam ini. Aku lelah. Besok aku harus bekerja"
Danial tak berikan raut muram walau permintaannya ditolak. Dengan masih memberikan gerakan mencumbu bagi kekasihnya, pria itu iyakan karena dia sadar jika besok dirinya pun harus bekerja pagi-pagi sekali. Padahal biasanya mereka akan melakukannya sampai menjelang pagi. Namun baiklah. Untuk malam ini diakhiri saja dulu. Toh malam-malam selanjutnya mereka bisa melakukannya lagi. Siapa yang akan melarang?, hidup mereka hanya merekalah yang punya. Peduli apa dengan perkataan orang lain yang hanya akan membuat kuping seakan ingin robek. Tidak penting. Sungguh.
"Baiklah" Danial menyudahi "Kita tidur sekarang"
***
Danial Harold Johnson. Pria berusia 30 tahun itu turun dari Bentley Mulsanne hitam metalicnya yang mewah dengan santai dan memukau. Kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya menambah pesona seorang Johnson untuk para kaum hawa yang menatapnya sekarang. Setelan kantornya yang rapi dan bermerk sanggup membuat wanita manapun teramat ingin memilikinya. Memuja pesonanya serta uangnya yang melimpah sehingga barang semahal apapun bisa dibeli dengan mudah.
Seperti hari-hari biasa yang selalu dia lalui, pria itu masuki gedung kantornya dengan penuh wibawa. Ah tidak...dia cenderung terkesan arogan dengan sikapnya yang dingin dan seolah memandang tak ada pada semua karyawannya yang sekarang menunduk hormat dan tak lekas mengangkat wajahnya sebelum dirinya benar-benar menghilang dari pandangan para karyawan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nice Poacher
Художественная прозаHatinya berdesir hebat. Otaknya mengingat sesuatu. Rasa bersalah pun menghinggapi hatinya karena secara sadar dia telah memanfaatkan wanita ini hanya demi satu tujuan. Menikmati tubuh Diola dan merasakan kenikmatan tubuhnya yang hangat. Danial sudah...