10

8.7K 874 32
                                    

Pintu terbuka mengambil atensi Dahyun dari handphonenya. Terlihat sosok Sana yang baru saja masuk. "ku pikir kau pulang ke rumah" ucap si gadis Kim.

Sana menghela napas pelan. Dia lalu mendaratkan bokongnya di kursi samping ranjang Dahyun. "sudah ku katakan aku akan disini sampai kau diperbolehkan pulang. Lagipula aku hanya ke perpustakaan rumah sakit untuk meminjam buku" jelasnya lalu mulai sibuk membuka lembaran buku ditangannya itu.

Dan Dahyun hanya terlihat mengangguk kecil sebelum kembali fokus ke handphonenya.Lama kedua gadis itu dalam mode diam.Sibuk dengan dunia mereka sendiri.Hingga tiba-tiba Sana berdiri, dia merampas ponsel Dahyun.

"Sana apa yang kau lak–"

"Tidur Sekarang!" potong Sana

Dahyun mendengus kesal. "aku belum mengantuk. Jadi kembalikan handphoneku"

"ini sudah hampir tengah malam. Kau harus istirahat" tegas Sana

"ck! baiklah. Kau menang" ujar Dahyun lalu memunggungi Sana dengan kesal.

Sana tersenyum puas. Dia meletakkan handphone Dahyun di atas nakas. Sedangkan dia kembali dengan aktivitasnya yaitu membaca.

"Sana?" panggilan itu mengambil atensi.

Sana menatap ke arah depan. Ke arah Orang yang memanggilnya. "kenapa belum tidur?" tanyanya balik.

"sesuatu mengangguku hingga aku tidak bisa tidur"

Sana menutup bukunya. Mata menatap intens Dahyun. "ada apa?"

"di mana kau akan tidur malam ini?"

"itu yang menganggumu? Tidak usah pikirkan aku Dahyun. Istirahat saja. Aku bisa tidur di sofa" jawab Sana

Dahyun terlihat berpikir. Badannya bergerak memberi jarak. Tangan kiri menepuk-nepuk tempat kosong disampingnya.

"apa?" bingung Sana

"tidurlah disini. Disampingku"

Jangan tanya ekspresi kaget Sana. Dia tidak menyangka Dahyun akan menawarinya seperti itu. "a-apa? Tidak usah" gugup Sana.

"Jangan berpikir yang tidak-tidak. Aku hanya kasihan saja kepada anak pewaris Minatozaki World yang notabennya selalu tidur di tempat nyaman" ujar Dahyun.

"aku tidak semanja itu!" Sana kesal.

"oke-oke. Mian! Jadi kemarilah. Lagipula buat apa aku tidur di ranjang besar ini sedangkan yang membayar semua biaya rumah sakitku tidur di kursi?"

"kau tau aku yang membayar?" kaget Sana

"tentu saja. Kau pikir aku sebodoh itu? Jadi tidurlah disampingku sebagai gantinya. Sisa utangku akan ku bayar nanti" ujar Dahyun

Sana menghela napasnya. Dahyun sungguh keras kepala. Akhirnya dia bangun dari duduknya. Naik ke atas ranjang dan membaringkan tubuhnya disamping gadis Kim itu. Memposisikan tubuhnya menatap Dahyun.

"tidak perlu membayarnya" ujar Sana.

Dahyun menatap Sana. "tidak Sana. Aku tidak suka berutang budi"

Sana bergerak. Dia berbalik memunggungi Dahyun. "kalau begitu tetaplah menjadi bodyguardku. Lagipula aku sudah membicarakannya tadi dengan Jeongyeon unnie"

Dahyun tak menjawab. Hingga Suasana tiba-tiba terasa hening. Hanya bunyi jam yang terdengar. Sana tidak bisa menutup matanya hingga tiba-tiba dia merasakan sebuah pergerakan.

Dahyun ternyata tengah mengangkat kepalanya dan menjulurkan tangan kanannya untuk dijadikan bantal buat Sana. Sana yang kaget segera terbangun terduduk.

"mian. Apa aku membangunkanmu?" tanya Dahyun

"apa yang kau lakukan?"

"aku tidak tahan menggantungkan tangan kananku yang terinfus ini. Aku harus meluruskannya agar lebih dekat dengan cairan infusku yang tergantung disebelahmu" jawab Dahyun. "apa kau takut aku berbuat macam-macam padamu?"

"........."

Dahyun terkekeh. Dia lalu menarik Sana kembali tertidur. "tidurlah. Aku tidak akan macam-macam"

Sana masih diam. Dia menatap wajah Dahyun dari samping dengan lekat. Tidak dia pungkiri jika Dahyun pantas menjadi idola kampus. Hidung mancung, kulit putih, garis rahang yang terlihat sempurna dan bibir menggoda itu menjadi nila plus untuknya.

Lama bergelut dengan wajah sempurna Dahyun membuatnya tidak berkedip hingga tiba-tiba mata sigadis Kim terbuka dan langsung menatapnya. "tidak tidur?"

Sana yang kaget segera membalikkan tubuhnya memunggungi Dahyun. "a-aku tidur"

Terdengar kekehan Dahyun membuat Sana semakin malu. Dan tiba-tiba, Dahyun malah memeluknya.

"Dahyun?" kaget Sana. Tubuhnya bahkan menegang karena kaget.

"beri aku waktu 5 menit seperti ini" ucap Dahyun semakin mengeratkan pelukannya.
"aku ingat terakhir kali aku dipeluk seperti ini ketika aku masih berumur 15 tahun. Dan itu oleh kakak ku. Setelah kepergian orang tuaku, kakak ku memang selalu tidur denganku dan memberi kehangatan seperti ini" sambungya.

Mendengar ucapan Dahyun reflek Sana merilekskan tubuhnya.

"dan semua itu hilang ketika kakakku mengalami kecelakaan" ujar Dahyun lagi.

"Dahyun?" Sana merasa jika suara Dahyun mulai berbeda. Seperti menahan kesedihan.

Dahyun melepas pelukannya. "maaf"

Kehangatan yang Sana rasakan tiba-tiba menghilang. Dia membalikkan tubuhnya. Ujung mata menangkap gerakan Dahyun yang mencoba menghapus air mata. Sana sedikit mengangkat tubuhnya dengan tangan kiri mencoba menopang badannya agar lebih leluasa menatap Dahyun. "tidak perlu menahannya Dahyun. Menangislah jika perlu"

"tidak didepanmu. Kau pasti akan menggodaku" balas Dahyun masih bisa bercanda.

Sana menghela napasnya. "tidak akan. Kalau begitu kita baikan saja"

"baikan?"

Sana mengangguk. "aku tidak akan mengerjaimu lagi atau bahkan mengejek. Katakan saja aku sudah memaafkan masa lalu"

"masa lalu? Aku bahkan lupa awal pertengkaran kita karena apa!"

"maka dari itu, lupakan saja itu. Mulai sekarang kita menjadi teman baik. Bagaimana?"

"baiklah. Kurasa ini perjanjian yang baik"  Dahyun menerimanya.

Sana terlihat senang. "jadi sekarang, kau bisa menangis dihadapanku"

"tidak. Suasana hatiku tiba-tiba berubah karena ucapanmu. Aku melupakan kesedihanku"

Sana tersenyum. "Kalau begitu tidurlah" suruhnya

Dahyun mengangguk kecil. Tapi tak lekas menutup mata.

"kenapa? Ada yang ingin kau katakan?" Sana bertanya

"Itu.." Dahyun nampak gugup. "Aku tidak bermaksud mengambil kesempatan dalam kesempitan. Jadi.."

"Jadi kenapa? Kau ingin apa, hm?"

"Itu..bisakah aku memelukmu lagi?"

"huh?"

"Ah tidak. Lupakan saja. Selamat malam Sana" Dahyun berujar disertai dengan merubah posisinya menjadi terlentang lalu memejamkan matanya.

Tapi tiba-tiba, sesuatu mengejutkan Dahyun. Terasa jelas jika Sana tengah memeluk pinggangnya. Dan kepala gadis itu terasa bersandar manja di dadanya. "Selamat malam Dahyun"

Oh God~

_Tbc_

My Beautiful Bodyguard ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang