#1. Awal

41 5 6
                                    

Andrey riky gilang, siswa sekolah menengah atas di sekolah ternama di jakarta. tidak suka keributan dan cinta kedamaian. tidak suka keramaian, namun sangat akrab dengan kesepian. dia tidak istimewa, sikap dinginnya, pendiam, tidak bisa bergaul dengan banyak orang bahkan tidak akan berbicara sampai ada orang yang mengajak nya berbicara. mungkin seperti itu kira kira cerita singkat dari seorang andrey ini.

Di sudut kota yang penuh dengan keramaian, andrey sedang mengamati seorang nenek tua renta yang berprofesi sebagai tukang sapu jalan. andrey memang suka berkelana, perjalanannya mengunjungi setiap seluk beluk ibukota selalu saja ada yang bisa dia nikmati. dari membuat video timelapse di trotoar jakarta, sampai dengan hanya melamun di pinggir flyover taman kota. sungguh se gabut itu hal yang dia lakukan. tapi bukan andrey namanya kalau tidak suka sama apa yang dia punya, andrey sedang patah hati, ya biasalah. anak muda zaman sekarang, masalah nya kalo ga cinta , cinta ya cinta. sebenarnya ini bukan hal yang tabu yang sedang dihadapi seorang andrey. namun, bisa jadi ini adalah hancur yang terhebat. banyak cerita yang andrey alami sebelum patah ini, namun kali ini dia sungguh mati. bukan raga nya yang mati, namun hatinya.  

dia terkenal dengan rasa cinta nya akan sesuatu, ketika andrey mencintai sesuatu, dia akan menjaga nya dengan tulus, amat perhatian. ini berlaku untuk siapapun. 

" mas mau pesen apa ? " tanya seorang barista 

" kopi yang paling recommended di cafe ini aja mba"

"oke mas, sebentar ya, saya buatkan " jawab barista tsb

andrey kembali melanjutkan pekerjaan sederhananya. menulis sebuah rangkaian kata yang akan dia publikasikan di media sosial. dia selalu menulis apa yang ada di isi kepalanya, ide ide yang ada di otaknya serta untaian ucapan yang seharusnya diucapkan dia tuangkan dengan tenang di sebuah coretan sebuah kata. entah ini coffe shop yang keberapa di jakarta yang andrey kunjungi. dia selalu pindah pindah tempat untuk hanya sekedar mengunjungi sebuah tempat yang dia anggap tepat. 

"kring kring kring " dering telfon andrey berbunyi

" halo pah ? kenapa ? " ,

 " dasar anak macan, gatau diri, semalem kemana aja ga pulang ? lo mau jadi apa diluar sana ? ga usah balik aja sekalian"

"tut tut tut" tutup telfon andrey

"shit , selalu aja bokap ngeselin banget. apa sih mau nya si tua bangka itu. gue balik dimarahin, gue ga balik ngomel ga jelas. urusin aja dulu selingkuhan lo yg di hotel itu, gatau diri banget jadi laki. dasar bapak macan" gumam andrey 

andrey kembali melanjutkan tulisannya sembari menikmati secangkir coffe yang dia pesan tadi. sebenernya andrey ga terlalu suka sama kopi pait, dia cuma suka kopi yg manis tapi bukan kopi item juga. 

Sudah tiga hari ia meninggalkan rumah dan keluarganya. jakarta adalah sebuah nama yang ia ingin taklukan sejak setahun terakhir. berkelana menyusuri kota adalah bentuk pelarian dari rasa sakitnya. di kota jakarta, pagi yang ramai serta udara yang tak pernah membuat damai seketika menyadarkan andrey betapa kental nya kenangan yang ia miliki dengan ibu kota ini. tubuhnya masih terasa lelah. namun, hatinya menolajk rasa lelah itu. ia tahu kenapa dia sampai disini dan ada di tempat sunyi. ia ingibn memulihkan hati.

"Kalau ngebut dijalan sudirman enak juga yah, paling kalo ga nabrak langsung mati. atau mungkin patah dan cacat seumur hidup. dan itu engga sesakit yang kamu lakukan padaku " ia mengingat perempuan itu. Mata nya menatap panorama gedung pencakar langit yang ada di depannya.

Beberapa meter di hadapannya terlihat sebuah hotel yang dari sejak dulu sudah ia amati. mendengar nama hotel itu saja sudah mampu bikin andrey marah sekali pada dunia. hotel yang sekitar 2 tahun lalu membuat keadaan keluarga nya hancur berantakan. bagaimana bisa seorang lelaki yang selama ini dia kira pahlawan di hidup nya, menjadi seorang yang paling ia kutuk keberadaanya.

PerjalananWhere stories live. Discover now