chapter 1

16.6K 1K 94
                                    

Terlihat tidak peduli, bukan berarti dia baik-baik saja. Ia hanya punya caranya sendiri untuk terlihat bahagia.

° Reportalove °

ADALAH suatu kemustahilan akan mendapat suasana tenang setiap kali dia duduk di meja kerja. Hanya sekat kubikel setinggi dada orang dewasa yang menjadi penghalang menyembunyikan suara riuh para pemburu gosip yang sedang membicarakan nasib para selebritis. Dan, satu lagi! Henry. Pria berusia 32, tahun ini. Yang menjabat sebagai Pimred. Baik secara pekerjaan ataupun jabatan belaka. Sebab ketimbang memposisikan diri sebagai pimpinan, Henry lebih bersikap seperti teman dalam keseharian Imel Chelliana. Perempuan cantik yang berprofesi sebagai reporter.

"Amazing! Dalam satu malam saja berita itu menjadi trending topic di semua media sosial!" seru Henry. Walau atensinya tidak beralih dari layar LCD berukuran 19 inch yang menampilkan salah satu situs akun gosip. "Dan sampai sekarang masih dipertanyakan kebenarannya."

"Siapa?" Imel memastikan, jika orang baru melihat pertama kali Imel dan Henry berdua bersama, barangkali langsung menyimpulkan bahwa mereka kakak-beradik atau saudara kembar. Karena jika dilihat dari sisi mana pun, mereka terlihat sangat akbrab.

"Aksa Delvan Arion."

"Berita soal gay-nya? cari sensasi banget. Lo suka sama dia?"

"Sembarangan! Untung temen. Kalo bukan, udah gue kepret lo."

Imel tertawa. Ketika lift di pojok ruangan redaksi berdenting, pandangannya beralih saat seorang perempuan berparas cantik dengan rambut sebahu yang dicat warna cokelat tua menghampiri mereka seraya membawa map kuning dan menyerahkan map tersebut kepada Henry.

Mata Imel bersibobok dengan perempuan dengan name tag bertuliskan nama Lisa. Mengode dengan telepati mata-yang mengartikan. Ada apa ini?

Henry terlihat serius membaca map berisikan TOR. Seraut ekspresinya sukar dijabarkan. Kedua alisnya menukik sedikit tajam. Diam-diam mengulas senyum tipis dan menutup map tersebut.

"Jadi kemarin ada orang yang mengambil gambar Aksa dengan seorang laki-laki yang belum diketahui identitasnya. Dan di gambar itu, Aksa terlihat berciuman dengan laki-laki tersebut," jelas Henry lebih lanjut.

"Wow! Jadi, dia memang gay? ternyata bener kata orang, laki-laki ganteng jaman sekarang pacarannya sama yang ganteng juga." Imel terkikik sebelum dihadiahi pukulan ringan di lengannya. Lisa pelakunya, karena perempuan itu adalah salah satu penggemar Aksa. Terlihat dari daftar track lagu di ponsel yang hampir semua dinyanyikan oleh Aksa.

"Kenapa dia suka laki-laki? Padahal banyak perempuan yang bersedia jadi pacarnya. Atau, bahkan selingkuhannya sekalipun, itu konyol!" keluh Lisa.

Henry tertawa mendengar keluhan Lisa. Sebelum memberikan map di tangannya pada Imel. Seraya berucap, "Iya, benar. Tapi bukankah berita-berita konyol itu yang setiap bulannya mengisi rekening kita?" Henry menjentikkan jari ketika map yang disodorkan sudah berada di tangan Imel.

"Tugas kalian cari bukti kebenaran akan rumor itu. Aksa sedang naik daun. Bahkan, beberapa bulan ke depan akan merilis album baru. Pasti semua hal yang berkaitan dengan Aksa lagi jadi sorotan seluruh lapisan infotainment."

Reportalove ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang