15. Menjadi Lelaki Idaman

307 32 0
                                    

Hari hari gue ditemani oleh Rose, kuntilanak cantik yang kutemui di deoan rumah gue.

Sebenarnya gue takut, punya teman yang tak kasat mata. Semua orang kadang binggung saat si Rose badmood dan tiba-tiba mendorong gue dan gue ngomel-ngomel ke Rose dan begitulah pokoknya.

Kayak sekarang, Rose baru pertama kali masuk rumah gue. Gue ajakin duduk di ruang tamu sama Mo-on. Mo-on yang polos mudah gue kelabuhi, kemarin dia ketakutan, tapi ya gue bujuk lagi. Gue bilang si Rose temennya Selena Gomez. Alhasil Mo-on bilang ke gue kalau Rose harus jadi temannya juga, karena Selena Gomez adalah mantan pacarnya.

Haha... mantan...

Ngomong-ngomong soal mantan, ya gue emang enggak punya. Gue cuma punya seseorang yang dekat, terus gue dibuang gitu aja kayak sampah banget.

Ya kalian sudah tau siapa dia.

Oke, kembali.

Gue curhat sama Rose, tentang hidup jomlo gue. Gue sedih, sudah bertahun-tahun jomlo. Padahal muka gue ganteng, keren, cool pokoknya. Tapi kok gue gak laku-laku ya?

"Kamu tidak laku karena tidak laki," kata Rose.

Ha? Apa maksudnya coba? Terus gue tanya ke Mo-on. "On, laki itu... kayak gimana sih?"

Mo-on menoleh ke gue, "laki itu gue!" balasnya sambil meragakan iklan kukub*ma.

"Kakak serius ini."

"Laki itu ya berani, enggak cuek kayak kakak, memperhatikan semua keadaan. Enggak dingin lah, enggak ngompol di celana juga yang terpenting."

Gue mengangguk-anggukkan kepala.

"Kakak, kan, kalau cuacanya dingin kadang ngompol, berati kakak bukan laki,"

"Terus? Kakak? Luc*nta L*na?"

"Nah itu tahu!"

Adek laknat memang. Gue tampol aja kepalanya. Eh Mo-on malah kesenengan. Ya gue tampol terus sampai dia pusing.

Berarti gue harus bisa nahan ngompol pas cuacanya dingin. Oke, gue harus berusaha. Gue minta do'anya ya, dear pembaca.

Rose tiba-tiba nampol kepala gue.

"Lo kenapa dah, Rose?"

"Kenalkan saya sama orang yang duduk di sana!" pintanya sambil menunjuk ke arah dapur.

Disana ada kak Dera yang sedang duduk meminum air.

"Itu kakak gue! Jangan!" protes gue.

"Bukan... perempuan cantik yang disebelah kakak kamu itu."

Gue langsung melihat, tidak ada siapa-siapa di dekat kak Dera. Terus gue mendekati kak Dera. "Kak!"

"He? Apa?" balas kak Dera.

"Enggak apa-apa. Ngecek aja, masih sehat atau enggak." Gue memutari kak Dera, mencari sosok yang dicari Rose.

Dera memutar matanya malas. "Sudah edan, gara-gara punya adik kayak lo!"

"Oh, oke kak." Gue langsung pergi kembali ke ruang tamu.

Saat gue balik, Mo-on tertidur pulas, dan Rose masih duduk memantau gue.

"Bagaimana?" tanya Rose.

"Gue nemu sih, tapi lo yakin?"

"Saya yakin!!"

"Lo setan lesbi ya?"

"Tidak!!"

"Lalu?"

"Saya mau tips cantik dari dia!!"

Tjinta & Tinja - Cinta & Tai ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang