Perpustakaan

24 2 0
                                    

Hari Rabu, hari ketiga dalam satu minggu.

Siang itu, matahari bersinar terik, cuaca berawan, sangat indah bila dilukiskan dengan kata- kata.

Tidak terasa sudah hampir dua minggu Dhila bersekolah di SMA JAYA NEGARA. Waktu yang terlihat santai, sedikit menyenangkan ditambah beberapa bumbu kenyamanan. Segalanya menjadi begitu akrab hanya dalam sekejap waktu saja. Persahabatannya bersama Tasya mengisi hari- hari yang tampak akrab dan penuh kedamaian.

Dhila duduk di bangku panjang yang berada di teras kelasnya, serambi menekuni hobinya yaitu menulis. Mata coklatnya tanpa henti mengarah ke arah sekeliling dirinya, tanda dia sedang mencari ide untuk karya tulis yang akan dia buat.

Puisi, cerpen , sajak, dan quotes.


Adalah,

Berbagai jenis karya yang pernah dan sering Dhila buat, baginya semua keluh kesah, masalah, dan kebahagiaan wajib tertuang dalam tulisan miliknya.

Jika orang-orang dapat menyimpan uang mereka dengan baik, begitu juga Dhila yang dapat menyimpan masalahnya dengan baik.

Seperti itulah kira-kira isi pikiran Dhila.

.

Setiap melihat sebuah pohon, suara dedaunan terdengar di dalam otak Dhila. Hal itu memberikannya inspirasi saat menulis.

Matanya pun mengarah kepada langit, kemudian rerumputan di tanah.

Kemudian tangannya meraih sebuah bulpoin dan menuliskan kata-kata yang terlintas di pikirannya.

"Aku hanya bisa diam,
Aku hanya bisa merenung

Tak ada lagi yang merajut asa di jiwa
Luluh,
Hening,
Dan gusar,

Bagai perpohonan yang rindang,
Terhanyut ayunan udara." - DAY-puisi345

Sesaat Dhila terdiam,

Setelah itu bibir mungilnya mengatup rapat, dan melengkung membentuk senyuman. Puas, dan tenang perasaan di lubuk hatinya.

Tak seberapa lama, seseorang menutup mata Dhila.

Dhila kaget bukan main.

"Siapa sih," gerutu Dhila pelan.

"Ayo tebak....." sahut orang itu, yang tidak lain adalah Tasya.

"Oh gue tau,miss gado-gado kan?"

Tasya lalu membuka kedua mata Dhila, dan keduanya tertawa bersama.

"Queen dramatis jago juga kalo nebak."

Miss gado-gado adalah panggilan spesial Dhila kepada Tasya, karena dalam keadaan apapun, dimanapun, saat kapanpun makanan yang wajib untuk Tasya adalah gado- gado. Satu hari tanpa gado- gado adalah sesuatu yang sulit bagi Tasya.

Dan queen dramatis, yaitu panggilan khusus Tasya untuk Dhila, karena menurut Tasya, Dhila adalah seseorang yang Dramatis, penuh teka- teki, dan puitis.

.
Tasya pun duduk di sebelah Dhila,

"By the way, gue kan ada janji ngajak lo ke Perpus, nunjukin buku terbaik disini. Daripada gue lupa mending sekarang aja." Ujar Tasya.

"Boleh, tapi sebelum itu temenin gue ke ruang kepsek bentar ya," sahut Dhila.

"Ashiappp." Sahut Tasya serambi memperagakan bentuk hormat layaknya saat upacara.

My MelankolisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang