a

757 88 1
                                    

dihampirinya meja hidangan, lalu digenggam segelas wine.

ia, na jaemin meneguknya perlahan.

terasa getir memang, tapi itulah yang biasanya dilakukan oleh orang.

ia hanya berkamuflase, mengikuti apapun yang ayahnya perintah dan para kalangan borjuis di sekitarnya.

ia bahkan tak merasa terganggu dengan hal itu. entahlah, ia tak merasakan apapun.

kecewa? sedih? bahagia?

ia tak lagi merasakan hal itu.

yang dilakukannya hanyalah tersenyum, apapun yang terjadi dia harus tetap tersenyum.

"bodoh," gumam seorang gadis di sampingnya.

jaemin terlihat heran.

"dasar boneka." lanjutnya.

jaemin membalasnya lagi dengan tersenyum.

"tidak lelah terus tersenyum?" lanjutnya lagi.

gadis itu terlihat pucat, mengenakan gaun biru tua.

"bangsawan harus dermawan, tersenyum dengan elegan."

mendengar jawaban pria di sampingnya, gadis itu membalasnya dengan kekehan.

lagi, jaemin bingung dengan gadis di sampingnya.

"kenapa?"

"apa bangsawan bukan manusia?"

"manusia."

"apa manusia diciptakan untuk selalu bahagia?"

"entahlah, aku bingung dengan kehidupan ini. daripada aku sibuk berpikir, lebih baik aku mengikuti aturan yang ada."

gadis di sampingnya tertawa renyah. entahlah, ia pikir pria di sampingnya benar-benar definisi boneka.

arcane; jaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang