"Bertaruh pada hati dan pikiran siapa yang akan mengalah demi perasaan"
~ Author
Happy Reading <3
Di pagi hari yang cerah mengawali minggu ini dengan lumayan gembira. Kenapa lumayan gembira? Karena ini adalah hari senin dan hari ini juga adalah jadwal piket untuk Latisya. Jadi mau tak mau dia berangkat lebih pagi dari biasanya. Untungnya berangkat sekolah kali ini bersama Lany.
"Eh kak, lo rajin banget si. Piket aja harus jam 06.00 berangkatnya." Tanya Lany saat di dalam mobil.
"Soalnya kalo siang anak-anak udah pada dateng, nanti gak bakal selesai nyapunya." Jawab Latisya.
"Lah, berarti kakak gak ada yang nemenin piket gitu?"
"Gak ada, kakak sendirian."
"Terus yang lain kerjanya apa dong?" Tanya Lany tak terima.
"Ya ada yang isi ulang spidol, manggil guru, hapus papan tulis, sama mereka nyapu pas pulang sekolah." Tutur Latisya.
"Ohh, terus kakak langsung pulang gitu?"
"Yaps betull. Kakak males kalo harus pulang lebih siang." Jawab Latisya sambil tertawa
"Itu berlaku buat semuanya atau bagian piket hari kakak aja?"
"Ih kamu banyak nanya ya. Enggak cuma yang piket bareng kakak aja." Jawab Latisya kesal. Namun Lany hanya tertawa kecil melihat Latisya kesal.
"Udah jangan bete gitu dong, udah nyampe nih. Ayo turun." Ajak Lany
Merekapun berjalan memasuki area sekolah. Namun mereka harus berpisah karena Lany harus ke ruang osis. Sekolah cukup sepi, karena ini masih jam 06.10. Letak kelas Latisya yang sangat pojok menjadikan perjalanan lumayan jauh dan tiba-tiba merasa kalau sekolah ini seram.
Setelah sampai di kelas, Latisya langsung mulai menyapu dari bagian belakang. Saat mencapai mejanya, Latisya merasa ada yang aneh di bawah mejanya.
' Itu iket rambut siapa? Punya Nissa bukan ya? Tapi ko aneh' batin Latisya
Saat Latisya mendekati benda itu dengan ujung sapunya, benda itu bergerak lalu muncul kepalanya. Ternyata itu ular, sontak saja Latisya menjerit dan berlari keluar kelas sambil membawa sapu. Latisya bingung harus apa, belum ada temannya yang datang. Ada anak kelas lain tapi Latisya tak mengenalnya. Dia hanya melihat ke arah Latisya kemudian masuk ke kelasnya. Latisya hanya berdiri di depan pintu kelasnya sambil memegang sapu dengan perasaan takut.
Karena posisi Latisya yang tak terlihat oleh orang lain, dia panik dan bersandar di dinding. Dia panik karena ular itu berada di mejanya bersama Nissa. Latisya ingin menangis, tapi dia malu. Tak lama terdengar langkah kaki mendekat ke arahnya. Kemudian Latisya bangun dari duduknya. Ada yang menepuk pundak Latisya kemudian dia menoleh ke arah itu dan menemukan Kendra.
"Lat, lo kenapa? Lo nangis? Muka lo pucet banget." Cemas Kendra.
"Ken, i..i..itu di.. bawah me..ja ada ular." Jawab Latisya terbata bata. Tak terasa air matanya mengalir.
"Terus lo gak kenapa napa kan?" Tanya Kendra sambil melihat tangan dan kaki Latisya
Latisya hanya menggeleng. Tak disangka Kendra memeluk Latisya. Latisya menjatuhkan air matanya yang dari tadi ditahan. Karena dia takut dan karena dia senang dipeluk oleh Kendra. Untung saja tak ada yang melihat sampai Latisya melepaskan pelukannya. Dia tak mau menghianati Tari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apakah Mencintai Itu Salah? [Completed]
Teen Fiction[SUDAH TERBIT] Kisah seorang wanita biasa yang merasakan jatuh cinta. Namun tidak ada dari satupun pria yang sadar akan kehadiran dari cinta wanita itu