Sayap itu ada 2, di kiri dan kanan. Apabila salah satu atau kedua Sayap itu rusak. Maka kita tidak akan bisa terbang. Seperti itulah orang tua.
🌺🌺🌺🌺🌺
Ayahku bernama Al Abu Syafi'i, beliau lahir di Malang, 4 Mei 1959. Ayah adalah anak ke 2 dari 7 bersaudara. Ayah sejak kecil tinggal di Surabaya. Ayah bersekolah di SDN 03 Surabaya. Dilanjut di MTSN 01 Surabaya. Lalu, ke jenjang SMAN 01 Surabaya.
Ketika Ayah lulus SMA, Ayah ingin sekali melanjutkan ke Sekolah Guru (Dulu ada sekarang tidak). Ayah ingin jadi seorang guru. Namun, sudah kehendak Allah, Ayah tidak lulus ujian Sekolah Guru.
Ayah kemudian bekerja sebagai sopir mobil susu. Di umurnya yang ke 23 tahun, Ayah menikah dengan Ibu, teman masa kecil Ayah.
🌻🌻🌻🌻🌻
Ibu, bernama Siti Isrofi. Wanita kelahiran Surabaya, 4 September 1963 ini adalah sulung dari 4 besaudara. Ibu menjalani kehidupan masa kecil yang begitu keras.
Ibu bersekolah di MI Surabaya. Dulu, Ibu bersekolah dengan menggendong adiknya, Siti Laika. Karena Mbah Murti, Ibunya Ibu berjualan di Pasar.
Mbah Abdul, Ayah Ibu memutuskan agar ibu berhenti Sekolah saja, dan membantu Mbah Murti di Pasar. Tabiat Mbah Abdul memang keras kepala. Meskipun Mbah Murti sudah bilang agar Ibu sekolah saja, namun Mbah Abdul tidak bisa dibantah (untuk bagian Mbah Abdul ada ceritanya sendiri).
Jadilah Ibu tidak lulus MI. Ibu bekerja keras di pasar hingga ketika ibu berumur 19 tahun. Ada seorang lelaki teman masa kecilnya datang melamar ibu. Iya, dialah Ayah.
💐💐💐
Ayah dan Ibu menikah di tahun 1982. Saat itu Ayah dan Ibu sama-sama bekerja di Pasar. Ayah sebagai sopir dan Ibu sebagai pedagang nasi dll.
Mereka berdua hidup harmonis. Ayah yang tegas, berwibawa, bijak, dan humoris. Disandingkan dengan Ibu yang cerewet, rajin, dan cekatan. Ayah dan Ibu hidup mapan ketika Ayah mendaftar di Kantor Desa pada tahun 2001.
Ayah membangun rumah sederhana bekas peninggalan orang tua Ayah, Mbah Armin dan Mbah Lani. Berdempetan dengan rumah adik-adik Ayah. 1 tembok malah.
🌹🌹
Ayah adalah orang yang suka berpetualang. Ayah suka mendaki gunung, maupun naik perahu ke pulau-pulau. Ayah menyalurkan jiwa petualangnya pada kami, anak-anaknya. Sehingga kami tumbuh menjadi anak yang kuat.
Ayah adalah orang yang baik. Beliau di gemari di lingkungan masyarakat. Ayah adalah sosok yang dihormati. Beliau adalah pemimpin bagi masyarakat lingkungan sekitar kami. Ayah bukan RT atau RW, tapi hormatnya masyarakat pada Ayah, melebihi hormatnya mereka terhadap RT/RW.
Ayah adalah sosok yang sholeh. Suri tauladan bagi kami, anak-anaknya. Kematian Ayah, pada tanggal 1 Juni 2017 tepat pada Hari Pancasila atau tanggal 6 Ramadhan 1438 H. Tak hanya mengundang duka bagi keluarga, namun bagi seluruh masyarakat dan rekan-rekan Ayah.
Kematian Ayah begitu Khusnul Khotimah, kata orang-orang.
Cerita Kematian Ayah
Saat itu ibu sakit, setiap 1 minggu sekali, Ayah harus mengambil obat alternatif di Malang, di tempatnya Mbah Kamin. Sebelum meninggal, Ayah sudah menunjukkan tanda, namun kita lalai pada tanda ayah.
Disebutkan, bahwa malaikat memberi tanda ketika malaikat akan mencabut nyawa seseorang. Dan orang yang berakhlak baik dan beramal sholeh, akan mengerti akan tanda itu.
Ayah adalah orang yang baik, maka dari itu, beliau sudah mempersiapkan diri untuk kematian.
Ketika itu, hari Kamis tanggal 1 Juni 2017 atau 6 Ramadhan 1438, saat waktu sahur. Aku, Ayah, Mas Utsman, dan Mbak Azka sedang sahur. Ibu masih terbaring sakit. Hari itu hari kamis, Ayah akan mengambil obat untuk ibu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan tentangku
Teen FictionIni bukan cerita tentangku. Ini tentang mereka, keluargaku, sahabatku, dan semua orang yang menjadi bagian dalam hidupku. Cerita ini berdasarkan kisah nyata. Nama dan tempat di samarkan, namun ceritanya asli 100%. #fihmahanindas