Tsuntsun
Jala mengeluarkan tempat bekal dan menaruhnya di atas meja Ciko, membuat mereka berempat memusatkan perhatian ke tempat bekal yang berwarna hijau tersebut.
"Gue punya banyak di rumah, Bunda nyuruh bawa ke sekolah untuk bekal. Tapi gue gak suka, gak enak, buat kalian aja." Ucap Jala dengan tampang juteknya.
Heri langsung terkekeh, "Beneran gak suka?"
Jala menatap Heri tajam. "Kalau gak mau, gak usah!" Dia mengambil kembali tempat bekal tersebut, namun Yudan dengan gesit merebutnya.
"Heri gak mau, tapi gue mau." Ucap Yudan cepat dan langsung membuka tempat bekal tersebut.
Aroma kue brownis langsung menyapa penciuman mereka. Yudan menatap menyala kue yang sepenuhnya berwarna coklat itu, "Sungguh lu termasuk orang yang tercela, beraninya bilang brownis gak enak."
Yudan langsung mengambil potongan besar kue brownis dan melahapnya dengan antusias diikuti oleh Doni dan Ciko. Heri mencoba menahan tawanya dan ikut menikmati kue tersebut. Tekstur brownis yang lembut dengan rasa coklat yang tidak membuat orang eneg, memanjakan lidah mereka.
"Rumah gue kosong, ortu gue pergi keluar." Ucap Jala yang membuat para penikmat brownis tersebut menatapnya heran.
"Nyokap lu mau lahirin?" Tanya Doni yang langsung mengerti.
Jala mengangguk, "Mereka pergi ke kampung Bunda."
"Hehe, gue peka kok, ntar malam gue nginap di rumah lu." Ucap Heri sambil memukul bahu Jala.
"Jangan lap di baju gue, anjir!" Jala langsung menjauh dari Heri.
"Alah, lu tinggal nyuruh kami nginap susah bener." Ucap Yudan sambil menjilat jarinya yang penuh coklat. Ciko menghela napas melihat tingkah Yudan.
"Nanti gue ijin ama paman gue, lagian besok hari minggu." Tambah Doni.
Jala melotot tajam, "Siapa yang undang kalian, bangsat?! Gue bakal tutup pintu rumah gue seharian."
Yudan pura-pura tak dengar dan menoleh ke arah Ciko, "Cik, ntar lu jemput gue." Ciko mengangguk setuju.
Jala membuat mukanya dan mulai sibuk dengan ponselnya. Heri tertawa terbahak-bahak, "Apa kata gue, Jala itu memang manis." Ucapnya sambil memegang perutnya yang terguncang akibat tawa yang berlebihan.
Jala yang ingin membuka aplikasi game online secara spontan melemparkan ponselnya ke kepala Heri. "Bangsat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Boys
Novela JuvenilWarning* *Cerita ringan yang beberapa chapter hanya berisi satu atau dua kalimat doang. *Terdapat kata-kata kasar/umpatan. *Tidak ada prolog/sinopsis, langsung baca aja. Cerita sepaket : Titik Bukan koma (TBK) > MangaToon/Noveltoon