B33

171 43 4
                                    

Izin

"Kok sedikit makannya?" Tanya Ibu Heri pada Ogi yang hanya menggaruk tengkuknya canggung.

Heri terkekeh dan mengambil piring yang ada di depan Ogi, "Hehe, Ogi masih malu Bu. Biar saya yang bantu." Ucap Heri sambil menambahkan lauk dan nasi di atas piring Ogi dan mengembalikan ke hadapan pemuda pemalu itu.

Ogi menatap piring di depannya dengan ngeri. Dia sangat berterimakasih dengan Heri yang tulus membantunya, tapi dia bukanlah orang yang belum makan seminggu. Melihat makanan ini saja sudah membuat laparnya mendadak lenyap.

"Oh iya, Ibu nanti malam saya mau nginap di rumah temen." Izin Heri antusias.

Ibu Heri mengerutkan kening, "Dimana?"

"Hehe, itu loh Bu, sama temanku yang mukanya gak pernah senyum." Jelas Heri membuat Ibunya langsung mengangguk. Bayangan Jala langsung terlintas. Memang sih, Jala dan lainnya pernah berkunjung di acara keluarga Heri, tak heran mereka memberi kesan, apalagi Jala.

"Ogi juga ikut?" Tanya Ibunya mendadak.

"Uhuk... Uhuk..." Ogi langsung keselek nasi. Heri tertawa dan memberinya gelas berisi air.

"Nanti dilihat." Jawab Heri sekenanya.

Saat malam hari, waktu Heri ingin bersiap pergi ke rumah Jala, dia mendapati pintu kamar Ogi tertutup rapat. Dia ingin membukanya tapi terkunci dari dalam, sehingga dia hanya bisa mengetuknya, "Ogi, lu gak ikut main?" Tanyanya yang langsung terkekeh.

Ogi yang ada di kamar langsung mengangkat selimutnya untuk menutupi seluruh tubuhnya. Gue gak dengar, batinnya.

BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang