Serafina Wijaya

12 1 0
                                    

"Aku membencimu"

~•●•~

Malam yang dingin itu menemani seorang gadis yang tengah kesepian.Dia membuka tirai,taman bunga itu tampak sangat sunyi.Di rumah itu dia hanya ditemani dengan dua orang pelayan,Bu Mumun dan Pak Sus.Bahkan dia menganggap mereka berdua adalah orangtuanya.

Papa dan Mamanya bekerja di luar negri.Dia paham akan kondisi mereka berdua yang menjabat sebagai CEO perusahaan Wijaya.Tak jarang air matanya berlinang karena melihat teman-temannya merasakan kasih sayang dari kedua orangtua mereka.Dia merindukannya.

Dia merindukan keberadaan seorang anak kecil.Ya..dia menginginkan adik.Sempat waktu kecil dia mengharapkan tentang keinginan mempunyai adik kepada Mamanya.

"Ma,Nana boleh punya adik ngga?,"dia menanyakan hal tersebut kepada Mamanya yang sedang asik memainkan handphone.

"Nana kesepian nih,masa di di rumah cuma sama Bi Mumun sama Pak Sus,Nana pokoknya minta adik ya,"permintaanya tidak ditanggapi oleh Mamanya

"Ya ma?,ya ma?,"dia menarik narik tangan mamanya

"Nana sayang..,kamu mau mainan apa?,nanti Mama beliim di London,"ucap Mamanya mengalihkan permintaannya

"Ngga mau mainan,mainan Nana udah banyak,Nana maunya adik,"rengeknya

"Aduh,mama masih sibuk sayang...,"tangannya mengelus lembut kepala anak kecil tersebut

Alasan yang diberikan mama selalu seperti itu.Ngga bisa kreatif dikit gitu?.

Tapi aku beruntung,masa kecilku tidak begitu suram.Aku berteman dengan Zanu, dan Rafael.Mereka sedikit mengisi hari-hariku.Kita sering menghabiskan waktu bersama.Momen-momen lucu pernah terjadi.Dari Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Atas kita bareng satu sekolahan.

Sampai perasaan itu muncul.Aku benci perasaan ini.Aku akui,kalau aku mencintai Zanu.Tapi aku tidak pernah mengungkapkan perasaan itu karena tidak ingin mengganggu persahabatan kita.Satu hal yang aku tahu,Rafael menyukaiku.Dia pernah diam-diam mengukir namaku di atas meja belajarnya ditambah bentuk hati disampingnya.

Seusai wisuda,sebuah adegan sukses membuat jantungku bergejolak.Itu disebabkan karena pernyataan seorang Zanu.

"Na,..udah lama gue cinta sama lu,gue udah mendem rasa ini lama,"ungkapnya

"Gue ngga tahu lu suka gue atau ngga,yang penting gue udah ngungkapin rasa ini ke lu,"tambahnya

"Jujur...perasaan gue ke lu sama,"ucapku

"Tapi maaf Na, kita ngga bisa bareng lagi,"dia mulai menggenggam tanganku.

"Kenapa?,aku ngga mau kita pisah,"tanyaku heran

"Na,gue sayang sama lu sampe kapanpun,tapi gue harus pindah ke Surabaya karena Bokap pindah kerja,maafin gue Na,tapi gue udah berusaha mau ngomong ini ke lu,tapi kayanya cuma waktu imi yang paling tepat,"ucapnya

"Kenapa lu baru ngomong sekarang?,"tangisku mulai pecah

"Rafael?,"aku menangkap sosok Rafael yang berdiri di sampingku,tak kusangka dia memperhatikan kami dari tadi.Aku melihatnya berbalik arah dan berlari menjauh dari kami.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 11, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HippopotamusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang