33

3.4K 302 61
                                    

"Gue nggak ada apa-apa sama Nayeon."

Itu adalah perkataan yang diucapkan berkali-kali oleh Daniel.

"Terus?"

Dan itu juga balasan yang diucapkan Sena berkali-kali untuk menanggapi Daniel.

"Gue juga nggak tahu Sen kenapa bisa kebetulan ketemu Nayeon," balas Daniel entah untuk yang keberapa kalinya.

Karena terlalu kesal, Sena memilih untuk mendiamkan Daniel.

Daripada menanggapi Daniel dan berakhir dengan mendapat jawaban yang tidak diharapkan Sena, ia memilih untuk mengontrol emosinya terlebih dahulu.

Ia bertekad tidak akan melakukan hal-hal bodoh, seperti menangis contohnya, ketika dihadapkan pada kemungkinan yang tidak baik, meski yang terburuk sekalipun.

Sena dan Daniel sedang ada di sebuah cafe yang ada di dalam pusat perbelanjaan tempat mereka tidak sengaja bertemu hari ini.

Daniel sudah menghabiskan banyak gelas kopi sedangkan Sena belum menyentuh satu gelaspun sama sekali.

Sesungguhnya Daniel mengharapkan anggur saat ini, namun tentu tidak bisa ia dapatkan di sini.

Daniel menyentuh kepalanya yang mulai pening karena banyaknya kafein yang ia konsumsi.

Sena menghela napas berat sambil segera menarik gelas kopi, entah yang ke berapa, dari tangan Daniel.

"Lo mau mati?!" seru Sena dan membuat Daniel sedikit terperanjat.

Daniel menghela napas kasar, masih sambil memegangi kepalanya, "gue nggak ada apa-apa sama Nayeon," ucap Daniel dengan wajah lelahnya.

Sena mendengus kesal, sudah terlalu bosan mendengar kalimat yang sama keluar dari mulut Daniel.

Setelah terdiam kembali beberapa saat, Sena akhirnya melayangkan pertanyaan yang sedari tadi ia pendam.

"Kalau nggak ada apa-apa ngapain lo makan bareng gitu?" tanya Sena, meminta penjelasan.

"Lo cemburu?" tanya Daniel.

Sena menggertakkan giginya secara tidak sengaja. Ia kesal mendengar pertanyaan tidak penting Daniel yang terkesan menantangnya.

Itu sudah jelas, tidak perlu ditanya lagi bukan?

Seandainya Sena bilang tidak, apa itu berarti Daniel bisa bebas bepergian dengan perempuan lain?

"Gue nggak lagi bercanda, El," balas Sena yang bingung harus menjawab seperti apa.

"Gue juga nggak lagi bercanda," balas Daniel tidak mau kalah.

Sena terdiam beberapa saat lalu menarik napas dalam dan menghembuskannya pelan.

"Emang lo cemburu lihat gue sama Ong?"

Pertanyaan Sena mengagetkan Daniel, namun dengan cepat Daniel mengontrol ekspresinya.

"Nggak," jawab Daniel singkat.

Sena terpaku. "Ng-nggak?" tanya Sena mengulangi jawaban Daniel, memastikan pendengarannya tidak salah.

Daniel mengangguk mantap. "Gue yakin kalian nggak apa-apa."

"Sedikitpun? Sedikitpun nggak ada?" tanya Sena lagi.

Daniel tersenyum simpul. "Dasar dari suatu hubungan kepercayaan kan? Sekarang gue tanya, lo cemburu sama gue dan Nayeon?"

Sena tersenyum getir. Lalu mengangguk pelan, sangat pelan, tanpa mengalihkan pandangannya dari Daniel.

Daniel kembali tersenyum simpul. "Karena lo nggak percaya sama gue? Gue beneran nggak ngapa-ngapain sama Nayeon, Sen. Cuma makan aja, nggak lebih."

Bad Boy | Kang Daniel [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang