Salam
Heri terus menekan tombol bel dengan agresif yang terletak di samping pintu rumah Jala. Rumah Jala termasuk dalam golongan kelas atas, sangat besar, megah, dan membuat orang tanpa berpikir mengklaim ini rumah sultan.
"Samlekum, Jala! Samlekum!" Teriak Heri.
Dua pintu megah yang tadinya tertutup rapat, akhirnya terbuka memperlihatkan Jala yang menggunakan pakaian kasual.
"Hehe, hai Jala!"
"Bacot."
Heri memasang wajah sedih, "Lu gak suruh gue masuk gitu?"
Tatapan Jala menjadi lebih tajam, "Salam dulu yang bener, baru boleh masuk."
"Padahal waktu kemarin datang ke rumah gue, kalian gak salam." Protes Heri.
Jala mengerutkan keningnya, "Kami dah salam goblok, lu yang kelamaan."
Heri terkekeh, "Hehe, assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh."
"Waalaikumsalam, masuk!" Perintah Jala tegas.
Heri langsung memasang mimik sedih, "Gue ngucapin panjang-panjang, lu balasnya pendek."
"Lu mau masuk gak? Kalau gak, gue tutup pintunya." Jala langsung mendorong pintunya kembali membuat Heri lekas berlari untuk menerobos.
"Sellow, Jal. Gue tau lu lagi patah hati, tapi jangan lampiasin ke gue."
"Anjing lu, keluar sana!"
"Tadi lu larang masuk, terus nyuruh masuk, sekarang diusir. Anak sultan mah bebas." Ujar Heri kemudian tertawa kecil.
Jala melihat sekeliling dan mengambil vas bunga keramik ukuran kecil yang ada di dekatnya ingin melemparkannya ke Heri.
Heri spontan mengangkat kedua tangannya, "Tenang Jal, tenang. Itu mahal lo, eh, turunin Jal, kepala gue nanti bocor." Ucap Heri yang langsung lari menuju lantai dua dimana letak kamar Jala berada. Jala menatap sangar Heri yang menghilang dari pandangannya, dia mendecih meletakan kembali vas bunga di atas meja kaca. Dan berjalan mengikuti Heri menuju kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boys
Fiksi RemajaWarning* *Cerita ringan yang beberapa chapter hanya berisi satu atau dua kalimat doang. *Terdapat kata-kata kasar/umpatan. *Tidak ada prolog/sinopsis, langsung baca aja. Cerita sepaket : Titik Bukan koma (TBK) > MangaToon/Noveltoon