B35

187 42 1
                                    

Kamar Impian

Kamar Jala sangat luas, luasnya hampir sama dengan luas rumah Yudan. Dindingnya di cat dengan warna abu-abu, sesuai dengan warna favorit sang pemilik. Tempat tidur size besar berada di sebelah kiri dengan seprai warna coklat, tersusun rapi dengan alas karpet lembut di bawahnya. Terdapat televisi dan sofa di sebelah kanan, yang menjadi pengobat rasa bosan Jala. Bukan cuma itu, kamar Jala juga memiliki ac, toilet, kulkas, lemari empat pintu, meja belajar yang tersusun dua dimana terdapat foto mereka berlima yang terbingkai indah, laptop, komputer, PlayStation, galon, lemari isi cemilan dan kue, bahkan dia memiliki rak buku yang dipenuhi dengan komik. Saat pertama kali masuk ke sini, Yudan dkk langsung meneriaki Jala dengan sebutan 'anak sultan'.

Saat Heri masuk ke kamar Jala, dia langsung menemukan tiga sosok yang sangat dikenalnya. Mereka bertiga duduk di sofa dengan kegiatannya masing-masing. Di atas meja kaca terdapat lima toples yang isinya berbagai macam kue, semuanya ada di hadapan Yudan. Doni sedang menatap serius televisi yang sedang menayangkan film barat. Sedangkan Ciko sibuk membaca buku cetaknya.

Heri berjalan ke arah mereka, mengambil setoples kue dan membawanya di pelukannya.

"HERI PUNYA GUE ITU!" Teriak Yudan histeris.

Heri terkekeh, "Hehe, di depan lu kan masih ada empat, yaudah gue minta yang ini."

Yudan menggelengkan kepala keras, "Balikin oi, lu datang-datang ngerusuh."

Heri duduk di samping Doni, "Nanti gue balikin kalau dah habis, haha..."

Yudan melotot marah. Jala yang baru saja masuk langsung memutar bola matanya, "Bacot kalian berdua. Kalau habis, tinggal ambil saja di lemari." Ucap Jala sambil menunjuk lemari tempat koleksi cemilannya berada.

Yudan dengan cepat berlari dan membuka lemari tersebut. Air liurnya hampir jatuh saat melihat banyak snack dan kue di hadapannya. Dia menunjuk ke arah lemari, "Jal, gue boleh makan semuanya."

"Serah." Jawab Jala masa bodoh.

Yudan dengan cepat mengambil berbagai cemilan dan langsung menyimpannya ke dalam tas polonya. Dia menepuk senang tasnya yang mendadak gendut.

"Seandainya kamar ini milik gue, gue bakal rela dikurung seumur hidup di sini."

Ciko menatap Yudan, "Sayangnya kamar ini bukan milik lu, Yud."

Yudan mendengus kesal, "Gak usah diperjelas."

BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang