19. 고맙다

357 36 8
                                    

-Apology-

Hujan turun deras malam ini, membasahi segala permukaan bumi.

Jinyoung menatap keluar jendela apartemen barunya, sembari menyeruput secangkir coklat panas ditangannya.

Tersenyum dibawah kesendirian dan kesepiannya.
Sejak ia berpisah dengan Sana dan memutuskan untuk keluar dari rumah dan mengembalikan semua aset warisan milik Sana, ia menetap di apartemen yang ia beli beberapa tahun lalu.

Tiba-tiba kenangan akan hujan terlintas dalam benaknya.

Kenangan akan pertama kalinya ia melihat putri pertamanya lahir ditengah derasnya hujan turun.
Manis namun kenyataannya pahit, karena putrinya bahkan tidak mengharapkan keberadaannya.

Andai ia dulu tidak tamak dan haus akan kekuasaan, mungkin ia akan terus menjadi Jinyoung yang bahagia.

Ingin rasanya kembali, namun ia merasa egois jika mengharapkannya.
Ia hanya tak ingin menyakiti orang-orang yang ia cintai lagi, maka dari itu ia memutuskan untuk tidak kembali.



*Drrrt Drrrt*

1 pesan masuk.

Dari : Sana

"Jangan lupa besok oppa janji makan siang dirumah. Jangan tidur terlalu larut, jaga kesehatan oppa🖤"






Jinyoung tersenyum membaca pesan dari mantan istrinya. Hatinya menghangat, Sana tidak pernah membencinya walaupun ia dulu selalu bersikap dingin padanya.

Bibir Jinyoung tersenyum, namun hatinya sedikit sesak karena itu bukan Nayeon.

Andai Nayeon juga menerima semua kesalahan Jinyoung seperti Sana, Jinyoung pasti tidak akan pernah mensia-siakan Nayeon lagi.

Jinyoung masih sangat mencintai Nayeon namun apa daya kenyataan memberinya karma dari perbuatannya.




SKIP!




Mingyu baru saja selesai membersihkan dirinya, nampak Yujin yang sudah terlelap di ranjang kecilnya.
Gadis kecil itu nampak polos dan cantik, siapapun yang melihatnya juga pasti akan langsung menyukainya.

Disisi ranjang yang lebih besar, nampak Tzuyu yang sedang membaca sebuah buku yang cukup tebal.
Kalau dari judul buku yang menggunakan bahasa asing itu, itu buku mengenai cara seorang ibu baru merawat anak pertamanya.

Mingyu tersenyum, Tzuyu tidak pernah berhenti belajar meskipun dirinya sudah jadi ibu.

"Hey.." sapa Mingyu yang kini duduk didepan Tzuyu.

Tzuyu hanya berdehem menjawab sapaan Mingyu.

"Serius sekali membacanya, apa aku kurang enak di pandang?"

Mingyu bermaksud hanya menggoda, namun ternyata Tzuyu menutup buku tebalnya dan menatap Mingyu.

'Terpancing huh?' batin Mingyu.

Benar saja dugaan Mingyu, Tzuyu mendekati Mingyu dan duduk dipangkuan Mingyu.

Gadis itu menatap Mingyu tanpa berkata apapun, yang ia lakukan hanya memeluk leher Mingyu sambil menatap kedalam dua bola mata Mingyu.

"Temani aku minum soju" pinta Tzuyu.

Mingyu menggeleng.

"Tapi aku ingin.."

Mingyu menggeleng lagi. Membuat Tzuyu kesal. Gadis itu mengerucutkan bibirnya.
Tiba-tiba Mingyu berbalik menindih tubuh Tzuyu dan menatap gadis itu.

APOLOGY✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang