Aresha tengah duduk di kamar sembari melihat ponselnya, Aresha sepertinya memang tidak pernah bisa lepas dari benda itu, dan Dehaan.
Jika biasanya cowok itu selalu menjaga jarak dengannya. Sekarang tidak lagi, cowok itu ada di sampingnya sekarang. Tengah duduk bersamanya di atas ranjang, memperhatikannya sementara Aresha malah sibuk dengan ponselnya.
Sibuk? Tidak, dia hanya pura-pura sibuk. Karena seperti sebelum-sebelumnya, kalian tau sendiri kalau hanya dengan menatap cowok itu bisa membuatnya sangat berdebar, dan sulit mengendalikan diri.
"Sha," panggil Dehaan.
Aresha segera menoleh, sementara cowok itu tersenyum dan mengambil ponsel di tangannya."Kenapa lo nggak simpen hp lo dan ngeliat gue kalau gue lagi sama lo?" tanya Dehaan.
Aresha menggeser duduknya, menatap cowok itu dengan mata berbinar sembari tersenyum lebar.
"Udah, kan?" ucap Aresha, Dehaan tersenyum."Lo sama sekali nggak berubah!" kata Aresha, kemudian tersenyum lebar.
"Jadi, lo percaya sama kata-kata itu?" tanya Dehaan, memainkan ujung rambut Aresha.
"Kata-kata apa?" tanya Aresha bingung sembari memperhatikan Dehaan.
"Waktu bisa merubah segalanya," ucap Dehaan meraih tangan Aresha, menggenggamnya erat. Aresha menganggukkan kepalanya.
Sementara Dehaan terus menatapnya.
"Sebaiknya lo mulai berhenti percaya sama kata-kata kayak gitu, karena seperti yang lo liat sendiri. Gue nggak berubah sama sekali, gue tetap di sini, di sisi lo, bahkan ini sudah hampir setahun," ucap Dehaan."Kalau gue mau lo berubah gimana?" tanya Aresha terdengar serius.
"Lo mau gue gimana?" tanya Dehaan, menatap cewek itu penasaran.
"Berhenti di sana," ucap Aresha menatap Dehaan, Dehaan menautkan alisnya bingung. Ia bahkan tidak bergerak sedikitpun.
"Dimana?" tanya Dehaan penasaran.
"Di hatiku," ucap Aresha lalu tersenyum senang dan tertawa, sementara Dehaan melepaskan tangan cewek itu dan memilih mencubit hidungnya."Lo mau gombalin gue? Nggak gitu caranya," ucap Dehaan, berdehem kemudian melipat kedua tangannya di depan dada.
"Terus gimana dong caranya?" tanya Aresha penasaran.
"Nih, lo perhatiin gue ya," kata Dehaan, dan Aresha langsung fokus memperhatikan Dehaan, menatap mata cowok itu. Tapi cowok itu sama sekali tidak melakukan apa-apa selain menatapnya. Itu membuat Aresha menjadi salah tingkah.
"Apaan sih Dehaan! Lo nggak ngapa-ngapain," kata Aresha kesal.
"Siapa yang bilang gue nggak ngapa-ngapain, orang gue lagi liat pacar gue yang cantik ini," kata Dehaan lalu tersenyum.
Sialnya, senyum itu selalu membuat Aresha berdebar. "Udah ah," ucap Aresha memalingkan wajahnya dari cowok itu.
Dehaan hanya tertawa sembari melihat Aresha yang sedang senyum-senyum sendiri. Dehaan mengulurkan tangannya meraih tangan Aresha. Menggenggamnya erat.
"Sha, sebenernya ...." Dehaan sengaja menggantung kalimatnya, agar Aresha penasaran berat.
"Sebenarnya?" Aresha terlihat benar-benar penasaran. Walau yang Dehaan katakan nanti sepertinya tidak penting, seperti biasanya. Tapi tetap saja setiap Dehaan melakukan ini, Aresha tidak pernah berhenti penasaran.
"Sebenarnya ....“ ucapan Dehaan tertahan.
Aresha menampar Dehaan, membuat cowok itu meringis, Dehaan tidak percaya Aresha benar-benar menamparnya. "Apaan sih?! Yang jelas dong kalau ngomong," ucap Aresha kesal, bergeser menjauh dari Dehaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Live With A BadBoy 2✔️ [sudah terbit]
Novela Juvenil[sudah diterbitkan oleh Momentous Publisher tanggal 25 Maret 2021] [Beberapa Part sudah dihapus] Penulis : Ohdaraa (darainbxws) p.s : Cerita ini hanya fiktif belaka dari imajinasiku. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu...