26

108 12 2
                                    

Pagi ini Nisa mengemas barang barangnya karena sore nanti ia akan ke bandara dengan Rio.Ia dibantu dengan ibunya untuk mengingat apa apa saja keperluan yang harus ia bawa,jangan sampai tertinggal.

"Pesan Umi,Jaga makanan kamu disana,jaga fikiran dan fokus,dan sabar menjalani hidup itu."ujar Uminya sedangkan Nisa hanya menjawabnya dengan senyuman.

"Jangan terlalu dekat dengan Rio,bukannya Umi tidak suka.Tapi kelihatannya dia menyukai kamu sedangkan Nak Rio sudah termasuk keluarga kita."lanjut Uminya jelas.

"Iya Umi.Nisa tidak ada perasaan kepada siapapun sampai saat ini."

"Umi hanya memperhatikan,bahwa Ihsan itu kelihatannya sangat serius dengan kamu.Umi juga merasa dia orang yang baik dan gigih."

"Entah lah Umi."nampak raut wajah Nisa berbeda saat Uminya berbicara mengenai Ihsan.

"Umi sampai lupa.Beberapa hari yang lalu sebelum Ihsan datang kemari,seorang laki laki menemui Abi.Dia juga ingin melamar kamu,tidak mungkin Umi salah dengar."

"Siapa Umi?, terus apa Abi bilang?."

"Umi lupa orangnya,Cuma Abi kamu hanya memberikan buku padanya."

"Buku?.Siapa ya?,Nisa jadi penasaran Umi."

"Kalau Umi tidak salah lihat lagi,dia yang waktu itu datang kemari,membawa Ozy keliling Jakarta dengannya."

"Kak Ginting."

#####

Rio membantu Pak Koko memasukkan barangnya dan barang barang Nisa kedalam bagasi mobil.

Semuanya mengantarkan Rio dan Nisa didepan pintu termasuk Zahra,sahabat Nisa dari kecil.

Rio dan Nisa mencium tangan Abi dan Uminya.Pesan Uminya jaga diri dan jangan lupa sholat.Pesan Abinya sesulit apapun masalah kita,jangan pernah keluar dari ketetapan yang telah Allah tentukan.

"Semangat di Psantren,jaga diri."ujar Nisa kepada dua adiknya sambil mengelus kepala mereka.Kemudian Ozy dan Qima menganggukkan kepala mereka.

"Belum apa apa,kamu udah balik lagi ke Jerman.Semangat disana,sabar,jaga diri dan jangan lupa balik pulang ke Indonesia."

"Iya,terimakasih Zahra.Ntar kalau udah disana,InsyaAllah dikasi kabar."ujarnya kemudian memeluk Zahra.

"Hampir lupa,Jangan lupa sama anak anak di Platnas,mereka titip salam."

"Waalaikumussalam."

"Oh ya Ibu Platnas,jangan lupa sama Bapak Platnas,Kak Ihsan maksudnya."

Nisa berusaha untuk tidak menaggapi ucapan itu kecuali tersenyum.

Mereka berdua mengucap salam kemudian masuk ke dalam mobil.Semua orang melambaikan tangannya kepada Nisa begitu pula dengannya menjawab lambaian itu.

Sebuah mobil hitam terparkir di pinggir jalan,tepatnya di dekat rumah Nisa.Seseorang melihat ke arah mobil yang disetir Pak Koko.

Rio melihat orang itu dari dalam kaca mobilnya,nampak jelas bahwa orang itu adalah Ginting.

Sudah berlalu jauh,Nisa menoleh kebelakang memperhatikan mobil yang dilaluinya tadi.Berpikir sejenak,dan itu adalah Ginting.

"Maaf.Nisa tidak sempat berpamitan karena InsyaAllah kita akan bertemu."

#####

Bandara.Semua orang lalu lalang membawa barang barang miliknya dari yang berukuran kecil sampai yang besar atau hanya sekedar mengantarkan saudara saudara mereka yang pergi atau menjemput yang pulang.

Bandara,tempat dimana orang melepas rindu ataupun memulai untuk merindu.

Ditangan Rio dan Nisa terlihat Pasport dan tiket keluar negeri.

"Terimakasih Pak Koko."ujar Rio.

"Hati hati Pak."ucap Nisa sedangkan Pak Koko hanya tersenyum sambil menganggukan kepalanya.

Mereka mulai berjalan.Rio terlihat membawa dua tas besar miliknya dan Nisa sedangkan ia hanya memberikan Nisa tas berukuran sedang.

Jauh dari mereka,terlihat samar samar Ihsan diujung sana.Diantara ribuan orang yang berjalan didepannya ia tampak jelas melihat Nisa.

Ihsan hanya berdiri diam disana sambil menggenggam kunci mobil dan selembar kertas usang sampai pada akhirnya Rio dan Nisa tanpa sadar mendekat padanya.

Langkah nya berhenti saat melihat Ihsan berdiri tepat didepannya.Rio sontak melihat Nisa kemudian mendapati Ihsan didepannya.

Rio memerintahkan Nisa untuk melanjutkan langkahnya,tidak ada alasan untuk dia berhenti disini.

Nisa berhenti tepat didepan Ihsan sedangkan Rio memutuskan untuk menunggunya ditempat lain.

"Terima kasih Aak sudah menunggu disini.Nisa pamit."ujarnya sedang Ihsan hanya tersenyum kemudian memberikan kertas pada Nisa.

Ihsan menunggu di Bandara sampai pesawat mereka benar benar pergi.

#####

Vote and comet.

Karena Allah(IMM)[SELESAI]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang