slvty subs.

17.1K 843 397
                                    

Ini untuk fainttouch request

Slutty Yoongiㅡ

.
.
.

Cerita ini sama sekali tidak mendidik, hanya fiktif dengan karakter yang hadir dalam mimpi-mimpi kotor saya, tidak wajib dilihat tapi boleh dipraktekan (hamil adalah efek samping).

Warning 21+ [ M content]
Vulgar Typing.
Pwp|bxb. 69style etc.
with Park jmn!seme|Min yg!uke|
5k words, oneshoot

.
.
.


Saat lelah menggantungi kaki tidak ada pilihan yang terpatri dalam otak Jimin kecuali club terbesar di Gangnam.

Bangunan besar dengan barista handal bersenjata minuman berwarna mencolok yang berdesing dalam gelas ketika di tuang.
"Hei, Jimin."

Kim Namjoon, pria tanpa cela itu muncul lagi. Jimin berdengus saat mata mereka bersinggung. Kenapa ia harus lagi-lagi berjumpa bosnya ini?

Jimin memaksa senyum, senyuman sekecut jeruk masam itu terumbar. Mata meniti tiap gerakan Namjoon yang mulai duduk disampingnya dan berhigh five ria dengan si barista. "Kauㅡsialan men, kupikir kau renkarnasi buddha yang tak kenal tempat kotor begini."

"Kadang saja," Jimin menyahut sembari mengambil gelasnya yang berbuih. Ia mendesis kala kerongkongannya tersiram martini dengan bius dewanya. "Bahkan, aku juga menyewa penari latar jika ingin," Jimin terdiam sejenak lalu menyeringai. "Dan kalau ada uang."

"Sekarang kau harus siap dompetmu serat." Barista menyambung, masuk ke dalam percakapan biadab itu setelah menuangkan minuman merah ke dalam gelas Jimin yang baru saja tandas isinya. "Tuan Jimin, aku yakin kau akan rebutan dengan Namjoon-ssi jika melihat penari striptise pagi ini."

"Memangnya ada apa?" Jimin menjilat bibir dengan raut penasaran yang disamarkan, ia agak tak betah jika harus duduk berlama-lama dengan bos sengaknya.

"Men, terkutuk kau kemari tapi tidak tau penari striptise Yoongi." Namjoon dan barista itu tergelak. "Ah, sebentar lagiㅡ"

Namjoon memutar badan, menghadap panggung kecil yang berbentuk bulat di tengah ruangan dengan satu tiang yang menjulang. "Sebentar lagi siapkan keperjakaanmu untuk ditanggalkanㅡhei, ngomong-ngomong kau kan memang tidak perjaka, hehe."

Seumur hidup Jimin tak ingin memandang penari latar yang berjubah putih yang tiba-tiba meliuk di floor dansa. Dia tidak terlihat seperti angsa yang anggun;dia nakal, biadab, beberapa potong kata liar, bangsat, bedebah cantik yang sialnya pria berputar di kepala Jimin.
ketika lidahnya yang merah muda menjulur dan menyeringai ada sentakan setrum tersendiri yang membuat Jimin menelan ludah pahit yang menggumpal mengigit bibir dan mendesis.

"Dia Yoongi." Namjoon berbicara tanpa menoleh, ia terkagum. Mematung luar biasa dengan wajah bersemu merah. Jimin lirik tangan Namjoon yang merangsak ke celananya sendiri seperti tersugesti. Jimin yakin sembilan puluh persen dengan detail-detail angka dan koma dibelakangnya, Namjoon sange.

Oh fuck Min Yoongi

Jimin merinding ketika matanya di pasung tatapan Yoongi, ia seperti diajak bercengkrama; persetan, itu seperti kalimat yang sumbang, sejak kapan mata diajak bercengkrama?
Mata itu seolah berkoar bahwa ia makhluk tersuci di dunia, pandangannya rapuhㅡ seperti pengemis licik juga bayi yang baru keluar dari rahim dengan tatapan mata pertamanya.

Jimin memanjangkan leher. Ada desahan Namjoon yang serak bangsat terdengar telinga kirinya, dan suara tepokan seperti membumbung, Jimin tidak ingin menoleh stay positif pikirnya, ntah tak bisa melampiaskan pada Yoongi, atau memang Yoongi tak bisa digesek.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 13, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang