(3)

3.6K 381 12
                                    

Hujan.


Aku hanya mengingat tetes-tetes air dari atas sana yang dengan derasnya menghujani diriku. Aku menatap langit yang dipenuhi awan gelap itu. Perlahan, aku memejamkan mata.


Boleh aku berharap setidaknya bebanku ikut larut bersama air hujan ini?


Beberapa saat kemudian, aku tak merasakan lagi air yang menghujani diriku. Apakah hujan itu dengan cepatnya pergi meninggalkanku?


Mengapa semuanya pergi meninggalkanku?


Aku membuka kedua mataku perlahan. Kini aku terduduk di sebuah meja makan panjang nan mewah. Berbagai hidangan tersaji di depanku. Semua hidangan ini terasa familiar, namun tidak dengan orang-orang yang duduk semeja denganku.


Mereka terlihat asing.


Siapa mereka?


"Taehyung-ah, jangan melamun. Nikmati makanannya."


"A-aku.."


"Ibu, maaf. Aku tidak lapar. Permisi."


Seorang anak dengan kemeja putih dan celana hitam serta jas yang berwarna senada beranjak dari kursi yang ia duduki dan berlari ke luar ruangan. Aku menatap punggung anak itu yang semakin lama semakin tak terlihat hingga pandanganku terhalang pintu kayu itu.


Apa itu aku? 


Aku berlari mengejarnya hingga sampai ke gerbang depan. Anak itu berhenti di depan sepasang kakek-nenek yang berdiri di depan gerbang itu.


"Taehyung-ie mau jalan-jalan. Ayo kita pergi!" Anak itu menarik lengan baju kedua orang tua itu. Mereka tersenyum lalu membawa 'aku' pergi dengan menggunakan sebuah mobil sedan hitam. Hendak pergi kemana dia?


Tiba-tiba semua bergerak begitu cepat, hingga aku terhenti di sebuah taman. Kakek dan nenek sedang duduk di bangku taman, memerhatikan'aku' yang sedang berlari di sebuah lapangan yang luas.


Aku dapat dengan jelas melihat 'diriku yang lain' tertawa.


Oh, jadi aku pernah bahagia, ya?


Tanpa diduga anak itu menatapku dengan kedua matanya yang membulat. Dia menunjuk ke arahku seraya mengerutkan alisnya yang tebal itu.


"Palsu. Kim Taehyung palsu."


Itu kalimat terakhir yang aku ingat sebelum aku akhirnya terbangun. Aku membuka mataku perlahan. Ugh, mimpi apa tadi? 


Mengapa mimpi itu terasa begitu n y a t a ?


Sepasang lengan kecil terasa memelukku dari samping. Aku melihat dia, tertidur sembari mengeratkan pelukannya kepadaku. Kepalanya kini bersandar di dadaku. Aku dapat mencium aroma 'White Musk' dari jarak yang sedekat ini, itu salah satu kesukaanku.


Aku tak tahan untuk mengelus puncak kepalanya. 


Dia bergerak, membenarkan posisi tidurnya sebelum akhirnya kembali terlelap.


Pandanganku teralihkan ke luar jendela. 

Malam ini hujan turun dengan lebat disertai angin yang cukup kencang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam ini hujan turun dengan lebat disertai angin yang cukup kencang. 


Aku kembali melirik gadis yang kini masih memelukku erat, seukir senyuman terpahat di wajahku. Gadis ini mampu mengembalikan perasaan yang ingin aku rasakan kembali dalam hidupku, bahagia dan cinta.


Aku bersyukur seorang Kim Yejin hadir dalam hidupku.


"Aku tentu pernah bahagia."




Walau saat itu aku tidak tahu sesuatu dari dalam diriku ... tengah mencoba untuk keluar.


---


maaf ga update dalam waktu yang lama:(

really i'm so sorryy T_T



Change | kim taehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang