B42

174 41 6
                                    

Salah

Saat ini Yudan menarik Ciko dengan langkah seribu menuju kelas XI IPS 2. Dia benar-benar penasaran dengan murid baru yang katanya cantik gemulai dan bohai membahana itu.

Jala dan Doni mengikuti di belakang mereka dengan malas. Sebenarnya cuma Jala yang malas, hanya saja Doni tidak berani jalan cepat meninggalkan Jala. Tidak, dia tidak bakal tahan dengan mata tajam Jala. Walau sudah mengenalnya bertahun-tahun, tetap saja Jala number one terngeri dari semua makhluk yang pernah ditemuinya bahkan buaya di kebun binatang pun kalah.

Saat sampai di ambang pintu kelas XI IPS 2, Yudan menjulurkan kepalanya ke dalam. Jala berdecak kesal, "Ck, lu ngapain sih ke sini? Kurang kerjaan saja."

Yudan langsung mendengus kesal, melotot ke arah Jala. "Suka-suka gue, lagian yang gue ajak Ciko, bukan elu. Ngapain lu ikut?" Balasnya nyolot.

Jala menatapnya tajam, "Gue juga gak mau ikut, Doni yang ngajak gue."

Doni, "..."

Doni hanya mengalihkan pandangannya ke segala arah. Sesungguhnya dia tidak pernah mengajak Jala, tapi Jala sendiri yang berinisiatif untuk ikut. Tapi dia tidak mungkin menyangkalnya, dia belum bosan hidup!

Heri yang saat itu baru saja bangun dari bangkunya mendapati kawan-kawannya berada di ambang pintu kelasnya. Matanya langsung bersinar, sebab sangat jarang atau mungkin tidak pernah para sahabatnya itu memiliki inisiatif untuk mencarinya.

Dengan cepat, Heri berjalan menuju ambang pintu sambil cengir bahagia. "Kalian nyari gue?" Tanyanya dengan ceria seperti bocah kecil yang baru saja diberikan permen.

"Iya iya, nyari lu, nyari lu." Ucap Yudan dengan mata yang jelalatan memindai murid-murid yang notebenenya teman kelas Heri. "Kiranti yang mana?" Tanya Yudan yang akhirnya melihat ke arah Heri.

Heri memasang wajah kecewanya, "Bukan nyari gue?"

"Gue bilang yari lu, yudah mana anak barunya?" Ucap Yudan tidak sabar.

Heri melihat isi kelas sebentar lalu berkata dengan enggan, "Tuh yang sedang jalan ke sini."

Mata Yudan langsung cerah, benar kata orang anak baru itu sangat cantik, putih cerah, rambut hitam lurus cocok jadi model sampo Sunsilk.

Kiranti yang ingin keluar dari kelas langsung berhenti sambil melihat Yudan dengan ragu-ragu.

Jala memutar bola matanya jenuh, "Goblok, lu halangin jalan!"

Yudan dan Doni yang berada di tengah pintu langsung memberi jalan. Murid baru itu sedikit tersentak mendengar suara Jala yang kasar, lalu dia menatap Yudan dan Doni sambil tersenyum.

Yudan langsung tersipu, dia juga balas tersenyum. "Eh, lu Kiranti ya? Si murid baru itu." Ucapnya yang terdengar sok akrab.

Senyum murid baru itu membeku seketika, lalu dia berkata dengan hati-hati. "Saya memang murid baru tapi nama saya Tiara."

"Um, permisi." Lanjutnya yang langsung jalan melewati Yudan yang terdiam.

"Hehe, ternyata namanya Tiara. Sebelas-dua belas lah dengan Kiranti." Cengir Heri tanpa dosa.

"Pfft."

BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang