Part 45

3K 121 13
                                    


Maaf semua readersku, author delete cerita KANAYA, Karena author nggak ada pemikiran untuk endingnya gimana, karena itu lebih mengarahkan kecerita nyata author disekolah huhu..

***

Pertandingan sudah dimulai, tapi dari sekolah Athalla belum bermain dilapangan bermain itu. Mungkin dari sekolahnya sedang menunggu didalam ruangan khusus untuk berlatih.

"Temenin gue ketoilet dulu yok, kebelet nih." ujar Zhea kepada keduanya.

"Tapi kan? pasti bentar lagi dari sekolah kita bakalan main Zhe. Gimana kalo kita telat nontonnya?" balas Shasya.

"Kan cuma sebentar aja, pipis nggak lama kok. Ayolah temenin gue, kebelet banget." keluh Zhea kepada keduanya.

"Yaudah gue temenin," ucap Viona kemudian, "Sha, lo tunggu sini. Jagain tempat duduk, jangan sampe ada yang tempati, oke?"

"Oke." balas Shasya seadanya.

***

Selesai membuang air kecil dikloset, Zhea keluar dari ruangan kecil itu kemudian menuju sebuah kaca yang cukup besar terpampang disana. Zhea sedikit merapikan baju dan rambutnya yang sedikit berantakan, bersama dengan Viona. Saat selesai, mereka keluar dari ruangan toilet khusus perempuan, Zhea terpelonjat kaget saat ingin keluar dari pintu masuk toilet ada seorang cowok menghalangi nya untuk keluar dari sana. Tatapan Zhea tidak teralih kemanapun kecuali menatap benik mata cowok itu.

"Hamish," lirih Zhea dalam hati.

OKE ZHEA LO HARUS BERSIKAP BIASA SAJA DIDEPAN COWOK BRENGSEK INI. LO HARUS INGAT APA KATA VIONA TADI, LO HARUS BERSIKAP SEOLAH LO DAN DIA NGGAK ADA APA-APA, ATAU LEBIH TEPATNYA SEPERTI TIDAK SALING KENAL SATU SAMA LAIN. benak Zhea

"Maaf, permisi." ucap Zhea demikian. Kemudian ia menarik lengan Viona untuk pergi dari situasi ini sekarang juga. Melewati cowok ini dengan dua kata seperti tadi.

Oke, yang lo lakukan sempurna Zhea.

Zhea melangkah lebih cepat dari sebelumnya, masih menarik lengan Viona agar langkahnya dan Viona sejajar.

"Zhe, itu Hamish kan? mukanya sedikit berbedah, emang lo nggak natap dia tadi?" tanya Viona tiba-tiba.

"Disituasi seperti tadi, gue nggak ada waktu buat tatap-tatapan sama dia. Yang ada jijik," balas Zhea dengan mencibir, ia menghembus nafasnya perlahan, "Lo liat kan? gue sudah berperilaku seperti apa yang lo minta."

Viona mengangguk paham atas dasar ucapan Zhea tadi, "Sempurna."

Viona berdeham pelan, "Lo.. masih ada rasa sama tuh anak?"

Zhea sedikit terkejut, ia langsung melirik Viona dengan tatapan heran, kemudian menggeleng secepat mungkin, "Nggak." jawab Zhea seadanya.

"Yakin?" sindir Viona pada Zhea, "Kalo nggak ada rasa lagi sih bagus. Itu baru Zhea yang gue kenal, dan lo nggak boleh jatuh lagi karena orang yang sama. Lo udah punya Athalla."

Zhea mengangguk dengan seringai kecil, "Yaudah ayo, nanti kita telat liat pertandingan dari sekolah kita,"

Viona hanya membalas dengan anggukan kecil, kemudian menarik lengan Zhea dengan berlari kecil untuk kembali menuju ruang pertandingan.

Mulut keduanya masih ternganga saat melihat pertandingan sudah dimulai. Tapi untung aja itu bukan dari sekolah mereka. Tepatnya dari sekolah lain yang berlawan dengan sekolah lain.

Keduanya duduk ketika sudah sampai ditempat duduk mereka semula. Menyaksikan pertandingan itu dengan santai dan damai, walau banyak suara riuh sorak gembira semua orang yang menonton, tapi menurut Zhea ini adalah pertandingan kedua Athalla dari semua antar sekolah yang menyenangkan.

"Gue sama Athalla udah sepakat kalo dia kalah, dia bakal turutin semua apa yang gue mau. Tapi, kalo dia menang, gue bakal turutin apa yang dia mau." ucap Zhea dengan seringai kecil.

"Tapi lo yakin Athalla nya menang apa kalah?" tanya Viona ingin memastikan.

"Hm, menang sih, tapi kan.. kalo dia menang dan gue bakal turutin apa yang dia mau," lirih Zhea kemudian.

"Tapi menurut gue nih ya, cowok itu kebanyakan nggak banyak minta apa-apanya loh, yah gitu lah," sindir Viona.

"Gitulah gimana ih," heran Zhea.

"Hati-hati lo ntar Athalla minta lo kiss dia," celetuk Shasya kemudian.

"Nah gue setuju sama Shasya. Itu yang gue maksud tadi, eh maksudnya itu yang mau gue bilang selanjutnya." lanjut Viona dengan seringai meledek.

Zhea membuka botol air mineralnya. Tenggorokannya sedikit kering karena belum mengalir air kecuali air salivanya.

Uhuk!

Nasib tidak baik terjadi. Zhea tersedak minuman yang ia minum ketika kedua sahabatnya sembarangan celetuk.

"Maksud kalian? kiss dipipi gitu?" balas Zhea dengan raut wajah polos.

"Itu mah mainstream banget. Pasti Athalla mintanya nggak tanggung-tanggung. Kalo dibibir gimana? lo bakalan mau?" sindir Viona.

"Viona! lagian selama pacaran juga dia nggak pernah minta yang macem-macem kecuali dia cium arah kening gue." ungkap Zhea.

"Hm, pipi pernah nggak mbak?" lanjut Shasya dengan nada jahil.

"Sekali."

"Nggak mungkin sekali."

"Cie, Ayak udah gede nih yah," sindir Viona.

"Viona nggak usah panggil Ayak. Nama gue itu Zhea bukan Ayak."

"Udah diem, kalian pada ngomongin tentang kiss entar kedenger ama yang lain, bahaya."

"Bahayanya lo, lo kan belum kena kiss?" sindir Viona pada Shasya.

"Vi, emang lo udah?" kata Shasya balik menyindir.

"Kalo sama-sama belom jangan nyindir!" lanjut Shasya menyindir.

"Cari pasangannya aja dulu, gue pastiin kalo kalian mau, pasti terlaksanakan." desis Zhea kemudian.

"Mentang-mentang dah punya Athalla. Emang lo udah Zhe sama Athalla?" tanya Shasya polos, memastikan iya atau tidak.

"Nggak! belum! jangan sembarangan bergosip!" balas Zhea terpelonjat kaget.

"Udahlah, buat apa ngomongin tentang hal itu. Disini kita mau fokus liat pertandingan dari sekolah kita. Bukan mau cerita tentang kiss-kiss an gitu. Belum waktunya." ucap Viona berpikiran positif.

"Tau tuu,"

****

JANGAN LUPA VOTENYA YAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!
HAPPY READING NEXT PART🌈🌈

belum ada pemikiran jauh mau gimana ini cerita😭

Dia, 'Athalla' [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang