Kai masih diposisi sebelumnya, kepalanya yang bersandar pada pundak Sehun, tangan kanan berada di genggaman Sehun. Kai yang masih menutup mata, menandakan bekum menyadari jika Sehun disampingnya. Sehun sendiri tengah menikmati pemandangan yang telah disajikan didepan matanya.
Mata Kai mulai terbuka, menyadari pergerakan tangan Sehun yang tengah menggenggamnya.
"Berapa lama kau disini?" Suara pertama Kai yang terdengar menyapa telinganya.
"Cukup lama hingga pundakku basah akan liur mu"
"Tidak mungkin"
"Tidak, hanya beberapa menit saja, sampai sepertinya makanan di kamar sudah dingin"
"Sangat lama?"
"Tidak. Kan aku bilang tidak?"
"Tapi tadi bilangnya sampai makanan dingin?"
"Sudahlah. Kau merokok lagi?" Tanya Sehun menunjuk beberapa sisa rokok
"Hmmm..." Kai mengangguk
"Kenapa? Aku tidak suka bau rokok"
"Makanya aku memilih untuk merokok disini. Tapi kau malah datang kemari"
"Hmmm... Jadi kau lebih memilih rokok daripada berhenti untukku? Lalu jika kau merokok bagaimana aku bisa menciummu?"
"Kalau begitu aku akan berhenti merokok, untukmu"
"Jadi kau ingin aku menciummu?" Sehun bertanya dengan sebuah smirk menghiasi wajahnya.
"Aku tidak bilang begitu"
"Tapi jawabanmu mengarah kesana"
"Ah sudahlah, yang pasti aku akan berhenti merokok untukmu"
"Baiklah. Oh ya, apa kita perlu menyatukan tempat tidur kita?" Sehun bertanya seolah mengingat sesuatu yang penting.
"Ha? Kenapa?" Kai heran dengan pertanyaan Sehun.
"Kau sepertinya nyaman tidur di pundakku, jadi bagaimana jika kita tidur jadi satu saja?" Tanya Sehun sontak membuat Kai langsung menegakkan kepalanya.
Kai segera berdiri dari duduknya.
"Emmm, aku lapar" Kai mulai berjalan mendahului Sehun, membuat Sehun terkekeh dengan sikapnya.
"Aku akan menghangatkan masakannya dulu saat kita tiba" ujar Sehun yang sudah berjalan disamping Kai.
"Tak perlu. Aku tak masalah dengan makanan yang sudah dingin"
"Tidak - tidak. Itu tidak enak. Rasa masakannya akan berkurang nanti"
"Tidak akan"
"Sudahlah Kai, biarkan aku menghangatkannya, tak akan lama."
"Aku sudah sangat lapar Hun!"
"Kau ini! Menurutlah sekali - kali!"
"Aih, ayahku saja tidak pernah memaksaku menurut, kenapa aku harus menuruti mu?" Kai menoleh sebentar pada Sehun, tapi kakinya tak berhenti melangkah.
"Karena aku kekasihmu" ujar Sehun membuat Kai spontan mengehentikan langkahnya
Sehun mengacak rambut Kai sebelum berjalan mendahului Kai dengan sebuah senyuman tampannya.
.
.Malam ini Sehun tengah belajar, ia dam Kai baru saja selesai makan malam, dan Sehun ingin belajar walau hanya sebentar. Tapi Kai tak membiarkan Sehun fokus dengan bukunya. Sedari tadi. Tangan Kai memainkan rambut Sehun, mengusapnya, mengacaknya atau sebagainya.