10. Arga atau Moura

1.9K 267 262
                                    

Menunggu memang membuatku kesal, tapi aku akan selalu menunggu dan menunggu, hingga kamu benar-benar menganggapku ada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menunggu memang membuatku kesal, tapi aku akan selalu menunggu dan menunggu, hingga kamu benar-benar menganggapku ada.~Arga Yuanda.

Please, tonton mulmed.

Follow, vote dan komen.

Happy reading.

•••••••

"Woii, gimana sih kalian, bantuin gue dong!" teriak laki-laki yang menggendong perempuan itu, laki-laki itu kesusahan karena perempuan yang digendongnya sekarang memiliki tubuh yang besar. Perempuan itu meringis kesakitan, dan akhirnya pingsan.

David datang dan membelah kerumunan. Ia bergegas membantu laki-laki itu.

"Permisi-permisi, beri kami jalan." David dan laki-laki itu berjalan di antara kerumunan. Mereka memapah perempuan itu.

Murid-murid menatap ngeri, gadis itu terluka parah, kepalanya banyak mengeluarkan darah dan kulitnya sangat pucat.

"Dav, lo bawa dulu dia ke UKS, biar gue panggil guru untuk menanganinya lebih lanjut." Laki-laki itu bergegas pergi ke ruang guru. David segera mengangguk, dan secepat mungkin membawa gadis itu ke UKS yang tidak beberapa langkah lagi.

"Dav, ya ampun lo tambah keren kalo berkeringat." Sara mengekor di samping David, ia menatap David dengan penuh ketakjuban.

"Iya Dav, gue tambah suka sama lo," Inka yang berjalan di samping Sara juga ikut berkomentar.

David tidak menjawab, ia tengah fokus dengan gadis yang ditolongnya, yang semakin pucat karena terlalu banyak mengeluarkan darah.

"Maaf, gue lagi sibuk sekarang."

"Iya Dav, lo terlalu perhatian, sampai-sampai lo lupa sama kita-kita," sahut Kifta yang berdiri di pintu UKS.

"Awas, gue mau lewat!!"

"Eh? Iya, iya." Kifta menggeser.

David meletakkan gadis yang tidak dikenalnya itu di atas salah satu kasur. "Buset dah berat banget ni cewek, makan batu kali ya."

"Ya ampun ini parah banget, Nak, sebaiknya Ibuk panggil dokter dulu." Seorang wanita paruh baya, guru biologi, menggeleng cemas, ia mengambil ponsel dari sakunya dan bergegas menelepon dokter.

"Saya keluar dulu, Buk," ujar David ramah. Lantas bergegas keluar.

"Iya makasih Nak David." Guru biologi itu melanjutkan lagi urusannya.

*****

"Rey, ayo kita lihat?!"

"Ya ampun Kinan, sejak kapan sih kamu jadi kepo gini?" Reyya menolak diajak Kinan ke UKS, bukan tanpa alasan Reyya menolak permintaan Kinan, sejujurnya Reyya takut melihat darah.

Haunted Spirit [Selesai]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang