part [5]

65 7 0
                                    

Helen kira dengan menanggung jawab atas kesalahannya pada Jaehyun maka akhirannya akan aman-aman saja. Ia mengganti dengan sejumlah uang yang ditransfer ke rekening Jaehyun, dan berniat untuk tidak melaporkan apapun pada Madam Tiana.

Ternyata seminggu kemudian, Helen dipanggil untuk membicarakan tentang sikap Helen yang tidak profesional atas kecerobohan dengan menumpahhkan anggur ke jas pengunjung.

Helen menghela napas, sementara wanita yang sudah ia anggap sebagai ibunya itu masih menatap tajam dirinya, seakan-akan Helen punya segudang dosa dan belum bertobat sejak kemarin.

"Saya nggak nyangka, selama 25 tahun saya kerja, baru kali ini saya dapet komplain besar-besaran, dan juga dari orang ganteng!"

Apasih, batin Helen dalam hati.  Tapi dengan setengah hati Helen menjawab, "Madam, saya udah bilang maaf sama dia, kok! Dianya aja yang baper, malah ngadu sama Madam."

"Emangnya kalo Jaehyun nggak ngadu, kamu bakal bilang ke saya tentang kejadian itu?"

Helen diam. Benar juga. Rencananya kan, Helen akan pura-pura tidak tahu saja. Ternyata si Jaehyun itu pelakunya.

"Sekarang Jaehyun nunggak bayarannya. Bahkan duit pestanya aja belom cair semuanya. Aduuuh! Rugi besar saya!"

Helen mengernyit, merasa bersalah pada Madam Tiana. Tentu saja, baru pertama kali ini Madam Tiana menunjukkan taring iblisnya pada Helen.

Biasanya sih, Helen akan mendapati aura malaikat dan senyuman semanis sirup pandan di wajah Madam Tiana. Tapi sepertinya, baik malaikat dan sirup pandan akan absen dulu dari wajah Madam Tiana.

"Maaf, Madam."

"Kalo napas kamu bisa keluar emas, kamu nggak minta maaf aja saya udah ampunin. Ini kan nggak."

Yaelah. Madam matre, ah. "Jadi saya harus gimana, Madam? Saya bingung mau gimana lagi buat minta maaf sama dia," Helen menggaruk kepala belakangnya yang tidak gatal, sementara wanita berkuku warna-warni itu menghela napas.

"Gaji kamu tiga bulan saya potong. Dan kamu saya pindahin jadi bartender."

HAH?!

Oke, mungkin Helen masih bisa terima jika gajinya dipotong beberapa bulan, hingga setengah setahun pun tak masalah.

Tapi ini... menjadi bartender? Bisa sekarat cairan otaknya jika ditambah untuk menghapal nama minuman dan cara menyajikannya.

"Aduh, Madam. Saya nggak nolak deh, kalo gaji saya dipotong. Tapi kalo urusan minuman gitu-gitu, kasih aja ke si Joana, Madam."

"Nggak, saya nggak mau tau. Kamu nggak boleh kabur dari tugas kamu. Karna kalau sampe kamu kabur, saya nggak segan-segan nyariin kamu sampe ke ujung dunia. Saya kejar kamu."

"Madam mau ngejar saya pakai apa?"

"Pakai tenaga bodyguard saya, lah!"

Dalam hati Helen mencibir. Namun sebisanya ia tahan agar mood-nya tidak semakin memburuk. "Tapi jabatan saya bakal sementara, kan?"

"Nggak tau, deh."

"Astaga, Madam!"

See U Later
See U Later
See U Later


"Wadaw-wadidaw, turun jabatan lo?"

Helen mendengus keras-keras, sementara Kezia yang tadinya ingin cepat-cepat membawa minuman milik tamunya, malah ingin tetap stay dan meladeni perempuan tersebut. "Bacot lo, mau pesen apaan?"

See U Later | ft. Jaehyun NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang