"Lo nggak bosen apa nglakuin ini kecewek cewek. Lo tuh mikir. Muka pas Pasan gitu gaya kayak boyband Korea"
" Lah emang gue ganteng!" Ucap raka
Dengan gaya angkuhnya. Kini kantin yang biasa ramai kini menjadi tambah ramai dengan perbuatan Raka dan Lidya" Lo tuh udah Sakitin temen gue! Sadar diri dong! Jangan kayak anjing Lo! Bangsat!" Cewek yang sedang marah marah itu kian meluapkan kekesalannya kepada cowok berparas Meksiko Indon ini.
" Lid udah ya. Jangan diperpanjang! " Putri selagi teman lidya pun ikut memberhentikan debat mereka.
Lidya kini mengepalkan tangan nya kuat kuat cowok didepannya ini harus dikasih pelajaran " sekali lagi lo berani nyakitin cewek! Terutama temen gue. Siap siap Lo mati ditangan gue!" Lidya pun menggeram ingin sekali dia memukul cowok bangsat didepannya ini dengan tangannya sendiri
" Yahh coba aja" raka pun hanya cuek cuek saja dengan ancaman dari Lidya karena ancaman Lidya tidak akan ada apa apanya dengan perbuatannya. Lidya pun pergi bersama putri. Dia benar benar tidak menyangka Arjuna akan melakukan hal sekejam ini.
*
"Rak" panggil Arjuna sahabat dari masuk TK sampai kini sudah menginjak SMA
" Lo buat masalah lagi ya sama Lidya?" Tanya Raka ketika sudah didepan meja raka
" Kenapa?"
Kini arjuna sudah duduk disebelah Raka dengan tangan kanan memegang gorengan " tuh sekantin lagi bahas Lo. Lo sih main putus putusin cewek. Kasian tau"
Raka pun hanya manggut-manggut sambil memegang pensil dan terkadang memainkan nya " Kenapa dia mau. Kan udah ngerti sendiri kalo raka playboy" ucap Iqbal tiba tiba dan langsung nyambung nyambung cerita.
" Gue bosen sama dia. Soalnya suka ngabisin uang gue. Pergi dikit minta itu pergi dikit minta ini! Di kira uang gue ATM apa. Bisa ditarik sana sini!" Raka pun mulai cerita kenapa dia memutuskan cewek dengan lesung pipi itu.
"Hdeh namanya juga cewek" ucap Arjuna sambil menatap kepapan tulis dan fokus lagi ke bukunya
" Yaudah lah! Udah berlalu juga kan." Iqbal pun melerai perdebatan mereka karena guru fisika mereka akan tiba beberapa menit lagi.
*
Setelah bel pulang sekolah selesai semua murid berhamburan keluar dari kelas masing masing. Ntah kenapa menurut Lidya hari ini begitu cepat berlalu. Hari ini Lidya tidak dapat melihat cowok berparas tampan, lembut, Cool, primadona sekolah. Dikarenakan cowok itu sedang menjalankan tugasnya di Jawa barat untuk mengikuti lomba sainsnya."Lid" panggil seseorang dari arah belakang koridor. Dan Lidya yang namanya dipanggil pun menoleh melihat oci sahabatnya berlarian sambil melambaikan tangannya.
" Paan ci?" Tanya Lidya dengan suara dikecil kecil kan. Benar benar menyebalkan jika harus berbicara dengan Lidya. harus benar benar sabar jika tidak, siap siap darah tinggi
" Nggak ada apa apa. Nanti malam ke club yuk. Bosen dirumah, nanti gue ajak putri sama Desi deh"oci pun dengan semangat 45 menggoyang goyangkan lengan Lidya. Agar menuruti permintaan nya
" Hm ya" Yap jawaban singkat namun membuat oci senangnya melebihi orang gila dipinggir jalan
" Oke Hani. Nanti malam kita jemput ya muachhh" setelah oci pergi dengan senyum kissbay nya membuat Lidya gel Leng geleng kepala. Ntah kenapa dia bisa berteman dengan orang gila seperti oci.
" Ohiya tugas pak Susanto!" Lidya lupa mengerjakan tugas dari pak Susanto guru berkumis tebal kepala botak gigi kelinci perut seperti orang hamil. Membuat anak murid yang melihatnya senyum senyum sendiri. Guru itu selalu membuat lelucon dengan bahasa Jawa yang khas. Tapi kalo marah udah ngelebihi perempuan Pms dan macan betina.
Lidya pun segera masuk ke kelas karena harus mengerjakan tugas dari pak Susanto yang luar biasa banyak nya "kenapa sih sampe lupa lid lid bodoh" gumamnya sendiri
" Apanya yang bodoh sayang" ucap seseorang dibalik tembok membuat Lidya ingin teriak karena wajah laki laki itu terlalu dekat dengan wajahnya.
" Jangan teriak teriak aht. Nanti kedengaran orang lho. Nanti malah muka aku bonyok gak ganteng lagi" Lidya pun memutar bola matanya jengah dengan cowok didepan nya ini
Siapa lagi kalo bukan Raka. Cowok terkampret yang pernah Lidya temui." Minggir! Gue mau ngerjain tugas! Gue lagi males ribut sama Lo!" Lidya pun mulai risi dengan tatapan raka
Koridor pun mulai sepi. Karena jam istirahat sudah berakhir 10 menit yang lalu." Minggir rak!" Usir Lidya sambil menepis tangan Raka yang menghadang nya dari tadi.
Membuat Lidya marah adalah hobi Raka. Muka yang lucu, wajah yang imut, bibir yang tipis, mata yang ke Abu abuan, membuat siapa saja gemas melihat nya. Apalagi ketika Lidya marah.
" Yaudah lewat sana tuan putri" goda Raka. Membuat Lidya gemas dan menginjak kaki Raka." Auuu lid. Nginjek nginjek sepatu orang! Awas Lo ya!" Muka Raka pun mulai memerah karena injakan Lidya yang cukup sakit. Lidya pun berlari sambil menjulurkan lidahnya.
" Wlekk sini kalo bisaa! Dasar buaya" teriak Lidya sambil berlari menuju kelasnya.
*
" LIDYA KENAPA LO BELUM SIAP SIAP!" Teriak oci. Oci datang tak sendiri tapi bersama dengan putri dan desi. Lidya pun melihat teman nya datang pun menghembuskan nafas nya.
" Gue males ci!! Pasti diluar nanti sumpek banget" eluh Lidya
" Ayolah lid temenin kita. Nanti gak ada Lo gak seru" ucap putri
" Iya temenin putri juga yang baru putus sama raka" Desi pun juga mencoba membujuk lidya. Semua sibuk membujuk lidya sedangkan oci sudah bongkar bongkar lemari milik Lidya
" Woyyy semprul lho ngapain! Bocah gila" ucap Lidya dan pindah dari kasurnya
" Lo pokoknya harus ikut! Gak mau tau. Lo tadi disekolah bilang kalo Lo mau ikut! Ayoooo gak ada males malesan!" Ucap oci dengan tangan yang tidak bisa diam memilihkan baju untuk Lidya.
" Ayo guys! Kita rubah ni bocah!" Sedangkan Lidya sudah memutar bola matanya jengah dengan sikap teman temannya ini. Tapi bagaimana pun mereka adalah teman temannya yang selalu membantu nya kita susah.
***
Oke guys semoga suka dengan cerita baruku
KAMU SEDANG MEMBACA
LidyaJuna
Short StoryPertemanan itu memang indah. Tapi lebih indah jika memakai cinta. Begitulah kisah dari Lidya dan Raka.