B48

163 44 4
                                    

Rencana Untuk Doni

Di kantin yang riuh lima murid duduk berhadapan di meja panjang, tiga di timur dan dua di barat. Mereka tidak lain Doni, Jala, Heri dan Yudan, Ciko.

"Don, gue pesan nasi kuning. Cik, lu juga naskun?" Ucap Yudan pada Doni yang langsung bertanya ke Ciko.

Ciko mengangguk tanpa berpikir.

"Gue gado-gado."

"Hehe, gue samain aja dengan Jala."

Doni menatap mereka datar lalu berdiri dan memesan makanan untuk mereka. Setiap pergi ke kantin, mereka selalu adu mulut tentang siapa yang akan mesan makanan karena kantin sangat ramai sehingga mereka hanya mengirim utusan, Doni sebagai manusia cinta damai dan demi bisa makan dengan nyaman akhirnya menawarkan diri menjadi pelayan mereka. Setiap saat mereka ke kantin, maka Doni secara otomatis yang membawa pesanan mereka.

Beberapa menit kemudian, Doni datang membawa nampan dan memberikan kepada mereka satu per satu.

"Airnya mana, Don?" Tanya Yudan.

"Tunggu!" Jawab Doni yang pergi kembali ke keramaian.

Saat sosok Doni menghilang, Heri langsung terkekeh. "Terkadang gue kasian ama Doni. Terkadang aja sih, hahaha..."

"Jadi gak bentar?" Tanya Yudan memastikan.

"Kenapa buat sih, beli aja sekalian!" Ucap Jala kesal.

Yudan mengangguk, "Karena lu yang tawarin, berarti lu yang beli, lu yang bayar."

"Bangsat lu."

"Hehe, Yudan bener, Jal. Gak semua yang ada di meja ini anak sultan, contohnya Yudan, anak gembel."

Yudan mendengus kesal, dia melotot ke Heri. "Liat aja lu, pas ultah lu gue lemparin telur busuk."

Heri langsung terkekeh, "Hehe, gue aja gak tau kapan gue ultah, apalagi elu."

"Hmph, gue bakal pake tanggal yang ada di akta lu." Balas Yudan yang tidak ingin mengalah.

"Banyak bacot lu, Doni udah kembali tuh." Ujar Jala kesal.

Mereka mengikuti arah pandang Jala dan memang saat ini Doni berjalan ke arah mereka. Mereka langsung diam dan menunggu Doni untuk meletakkan air minum ke hadapan mereka.

Heri memasang wajah sedihnya, "Gue mau susu, bukan air putih, Don."

Doni mengerutkan keningnya, "Napa gak bilang?"

"Ha? Gue bilang kok, ya kan Yud?" Ucapnya pura-pura terkejut.

Yudan mengikuti drama, dia mengangguk. "Dia bilang tadi."

Doni menatap Yudan dan Heri dengan curiga, dia ingin bertanya pada yang lain tapi Jala dan Ciko sudah mengalihkan pandangan darinya.

Dengan lesu, Doni kembali berjalan ke dalam keramaian untuk membeli susu.

Heri tertawa melihat tampang Doni yang cocok jadi korban bully. "Haha... Gue kasian ama Doni."

Ciko yang dari tadi diam hanya memijat pelipisnya. Jika dia kasihan, maka berhentilah mengerjai Doni.

BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang