7. Salah Paham

1K 185 3
                                    

Pagi ini, tiba-tiba saja Saiki-san mengajakku untuk pergi diam-diam berdua ke atas. Dan memang sejak awal kusadari, Teruhashi-san sedang membuntuti kami.

"Ini, ganti uang yang hari minggu."

Karena Saiki hanya berbicara menggunakan telepati, aku yakin Teruhashi-san tidak dapat mendengar suaranya.

"Ah, tidak perlu. Lagipula Saiki-san sudah menemaniku pergi berbelanja. Aku sendiri sudah sangat berterima kasih atas kebaikanmu."

Kemudian ia mengeluarkan sebuah kotak sepatu dan memberikannya kepadaku. Aku dapat melihat ke dalamnya, dan sesuai dugaanku sepatu yang hendak aku berikan ia kembalikan.

"Eh? Saiki memberinya sebuah sepatu? Tu-tunggu, mungkin saja Saiki mau memberikannya kepadaku namun ia terlalu malu. Jadi ia menitipkannya melalui Hanamaki-san!"

"Ah, tidak masalah. Ini aku berikan kepadamu, kok! Benar-benar murni sebagai tanda terima kasihku untukmu."

"Tidak, ini terlalu mahal sebagai tanda terima kasih."

"Ah, Saiki-san! Benar deh, ambil saja. Jika suatu hari nanti kau membutuhkannya bagaimana? Kalau tidak kau jual saja deh, kau bisa membeli ratusan Jeli Kopi, lho!"

[ Pada akhirnya Kusuo tetap menerima sepatu pemberian (Y/N) seharga 32.000円 ]

Tu-tunggu, kamu siapa?

-----------  S a e k e h k u s u o

yare-yare, sepertinya saat ini tuhan sangat memihak Hanamaki-san.

Hari ini hujan, dan sepatu yang biasa kupakai basah. Dan kau tahu apa artinya? Artinya aku harus memakai sepatu pemberian Hanamaki-san.

Sebenarnya belum kubuka sama sekali, sih. Jadi aku harap ini adalah sepatu yang wajar jika dipakai ke sekolah dan tidak menarik banyak perhatian.

Namun...

"Ah, Kuu-chan, sepertinya hairdryernya rusak. Kalau begitu pakai saja sepatu pemberian (Y/N)-chan."

Di sepatunya tampak berlian berkilauan.

"Ah, sudah dipakai, ya..."

Kecil, sih. Namun tetap saja akan menarik perhatian. Terutama jika listrik mati berlian ini adalah tipe berlian yang akan menampakan cahayanya.

"Yah, mau bagaimana lagi, kan?"

Yare-yare.

Aku tahu pasti akan ada yang berpikir jika sebaiknya di lepas saja, namun sayangnya jika aku melepasnya hanya akan terlihat seperti bekas hitam dan kulit disekelilingnya pun akan tampak mengelupas.

Jadi aku pergi ke sekolah sembari menutupi berliannya dengan celana panjang. Dan tentu saja aku sudah tidak khawatir soal mati listrik, karena sepatu yang digunakan untuk di kelas berbeda dari yang dipakai di luar.

Yare-yare, karena panik ku tidak dapat berpikir jernih, dasar.

"Ah, Saiki-san, pagi."

"Ah, Saiki-kun...! Selamat pagi."
"Bagaimana ha Saiki-kun? Rasanya disapa oleh seorang malaikat dipagi yang mendung ini?"

Yare-yare, sialnya aku harus bertemu dengan mereka di jalan. Tidak, bukan mereka. Namun Hanamaki-san, dasar.

"Ah... Saiki-kun pakai sepatu baru?"
"Bagaimana Saiki? Kau pasti sedang menahan suara 'ofu'mu, kan? Kapan lagi seorang gadis cantik, imut nan baik hati ini menyadari perubahan kecilmu?"

"Uwah! Ini sepatu yang aku belikan, kan? Sudah kuduga cocok untuk Saiki-san..."

Dasar, kenapa harus dibahas? Benar-benar, karena tidak dapat membaca isi pikirannya aku memang harus lebih waspada.

"Eh, Hanamaki-san yang..."
"Uwah! Tu-tu-tu-tututuuunggu! Sepatu mereka ini couplean!? I-i-iya! Tidak salah lagi sama-sama ada berlian di tempat yang sama..."

Ah, benar juga. Situasi ini dapatku manfaatkan untuk membuat Teruhashi menjauh. Kemudian setelah Teruhashi menjauh, karena Hanamaki tidak memiliki perasaan sama sekali kepadaku dapat aku jauhi dengan mudah.

"Iya, ternyata memang cocok untukku pakai."

"A-apa? Sa-saiki-kun... dan.... TIDAAAAAAK"

--------- C e n a y a n g e r z

"Oke, Saiki, karena ini adalah misi penting bagi umat manusia. Kita harus menghancurlan Dark Reunion dengab kekuatan bersama!"

"Yaampun, muncul lagi ya Chuunibyonya."

"Jangan begitu Aren! Aku merasakan aura kegelapan yang membuat cuaca hari ini tidak sesuai dengan ramala一"

JEDDEEER

"一A-a-ren! TOLO NG"

"Hahahaha, lihat, kan?"

"Kaido takut petir?"

"Diam kau Nendou! Mana mungkin aku ke-ke-ketakutan! I-ini hanya gejolakan da-dari monster yang tersegel di tang一"

"Sudahlah, kalau takut ya takut aja."

"Berisik kau Aren!"

"Hahaha, Kaido-kun takut pada petir?"

"Ma-mana mungkin!"
"Sial! Petir yang tadi hampir membuatku jantungan... sialann!"

Ya, nyatanya kau takut. Lagipula ketidak tepatan ramalan cuaca dengan cuaca yang sebenarnya adalah hal yang lumrah.

Yah, walau untuk hujan yang satu ini... hujan ini adalah hujan...

"...BUATAN!?"

"Ya, ini bukan hujan alami yang biasa kita temui."

"Be-begitu, ya. Mungkin menang harus aku periksa dulu."

"Ah, begitu, ya... jika memang mau ada kiamat buatan paling tidak biarkan aku melihat celana dalan cewe secara langsung dulu, dong!"

"Berisik kau Toritsuka!"

Hm, ini cukup aneh. Biasanya dengan psikometri aku dapat memeriksa asal hujannya. Namun kali ini yang dapat aku temui hanyalah sebuah danau di Inggris...

Ah!

Kenapa aku baru sadar...

"Ah, Saiki... ramalannya..."

"Hoi, apa ramalannya?"

Tidak salah lagi pasti...

<Yak, benar sekali Kusuo. Sepertinya atas bantuan The Cenayangerz kau berhasil menemukan jawabannya...>

Tunggu, Cenayangerz itu apa-apaan? (ー_ー)!!

Kusuo's : SAIKI KUSUO NO PSI NAN FANFICTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang