Seis-Joel

52 3 0
                                    

Setelah lebih dari 4 tahun aku meninggalkan wanita yang sangat aku cintai, akhirnya aku kembali ke Indonesia. Dan aku akan mencarinya kembali hingga aku mendapatkannya.

"Apa kau yakin untuk tetap mencarinya?." Tanya Erick padaku.
"Bagaimana jika dia sudah melupakan dirimu." Kata Zabdiel.

"Atau bahkan menikah dengan pria lain." Sambung Chris.
"Apa kau masih mencintainya?." Tanya Richard dengan tatapan intensnya padaku.

"Tentu saja aku masih mencintainya dan aku yakin dia masih sendiri saat ini." Tegasku dengan yakinnya.
"Kenapa kau begitu yakin?." Tanya Zabdiel.

"Feelingku yang memberi tauku kalau dia masih sendiri." Jawabku.
"Kapan kau akan mulai mencarinya?." Tanya Richard.

"Kami akan ikut denganmu mencari dia." Kata Chris.
"Sekarang. Aku akan mulai dari rumah sahabatnya." Kataku
"Baiklah, lets go." Kata Erick dengan semangatnya.

Kemudian kami pun bersiap untuk mulai mencarinya. Kami pergi dengan supir yang sama dengan yang dulu mensupiri selama kencanku dan Carrie.

Sesampainya kami dirumah Anggi, kami tidak menemukan pemilik rumah, yang ada hanyalah para pekerja rumah tangganya saja. Kemudian kami meminta supir untuk bertanya tanya tentang Carrie pada pembantu tersebut.

Hingga akhirnya kami pun mendapatkan alamat rumah Carrie. Kami pun bergegas menuju alamat rumah Carrie.

•••••

Sesampainya kami dirumah Carrie, kami pun mulai memasuki halaman rumah yang begitu luas, dengan mobil mobil mewah yang berjejer rapi.

Saat kami akan memasuki rumah, kami dikejutkan dengan seorang bocah kecil yang begitu fasih dan lancar berbicara dengan wajah yang mirip denganku sewaktu kecil.

"Who are you guys and what are you doing in my house?." Tanyanya dengan raut wajah bingungnya menatap kami berlima.

"Hello Boy,what's your name." Sapaku padanya dengan bertanya nama bocah tersebut.
"Beryl, where are you now?." Belum sempat dia menjawab, terdengar suara teriakan yang tidak asing bagiku.

"I'm here mami." Jawab bocah yang ternyata bernama Beryl tersebut. Gak lama datang dua orang bocah laki laki yang berusia lebih tua dan seumuran dengan Beryl.

"Beryl, kamu dipanggil mamimu." Kata anak seumuran Beryl bernama Badai.
"Katanya, kamu disuruh menghabiskan makanmu." Sambung anak yang lebih tua bernama Benny.

"Tapi Beryl udah kenyang bang Benny, bang Badai aja yang habiskan." Gumam Beryl dengan muka memelasnya.
"Harus kamu yang habiskan Beryl, kalau gak nanti mamimu akan marah." Bujuk Benny pada Beryl.

"Lohh ada tamu ternyata. Ayo silahkan masuk." Kata seorang wanita paruh baya yang tetap cantik di usianya.

"Kalian masuk sana. Dan Beryl sana kedapur, habiskan makanmu. Mamimu menunggu disana." Perintah wanita tersebut pada ketiga bocah itu.

"Tapi Beryl udah kenyang oma." Kesal Beryl.
"Sudah datangi mamimu, kalau gak nanti mamimu marah." Suruh wanita tersebut pada Beryl.

Akhirnya Beryl menurutinya dengan langkah kesal dan wajah cemberutnya.

"Maaf ada keperluan apa ya kalian kemari?." Tanya wanita paruh baya bernama Fatimah pada kami.
"Kami kemari__" belum selesai aku menjawab terdengar suara teriakan dan langkah kaki.

"Berlian dan Bintang pulang...." Teriak dua gadis kecil bernama Berlian dan Bintang.
"Berisik kalian." Saut remaja SMP laki laki bernama Bhima pada adik dan sepupunya.

"Jangan teriak teriak sayang." Tegur Fatimah pada mereka.
"OMG... Oma.. CNCO here.." Teriak kedua remaja itu begitu melihat kami berlima.

"Ada apa ini?, kenapa kalian berisik sekali." Tanya seorang gadis remaja kuliahan bernama Crystal.
"Tia Crystal, liat lah siapa yang ada disamping oma." Pinta gadis bernama Bintang itu.

"Astaga... Mama.. CNCO here.." Heboh Crystal. Kemudian Crystal Berlian dan Bintang meminta untuk berfoto bersama kami. Saat kami sedang berfoto bersama.

Tiba tiba Beryl datang dengan wajah kesalnya bersama seorang wanita.
"Iisshh, kalian foto gak ngajak Beryl." Celetuk Beryl yang melihat kami berfoto.

"Ayo sini Beryl." Ajak Crystal pada Beryl.
"Tia Arnel kenapa cuma diam aja?." Tegur Bhima pada wanita yang terdiam melihat kami.

Dan ketika aku melihatnya aku pun terdiam membeku seakan dunia berhenti berpijak.
"Mami, ayo kita foto." Ajak Beryl pada Carrie yang membuatku tersentak.

"Mami?." Tanyaku dengan jantung yang berdetak cepat.
"Beryl, cepat kamu masuk kamar." Perintah Carrie pada Beryl.

"Beryl gak mau." Tolak Beryl.
"Masuk sekarang Beryl." Bentak Carrie pada Beryl.
"Arnel ada apa sayang?." Tanya Fatimah pada Carrie.

"Mama diam aja. Cepat masuk Beryl." Paksa Carrie hingga akhirnya Beryl menangis.
"Carrie.. Kamu apa apaan!." Sentakku begitu marah pada Carrie sambil menggendong Beryl dan mencoba menenangkannya.

"What are you doing?!. Lepaskan anakku!." Sentak Carrie begitu marahnya.
"Beryl juga anakku. Jadi aku berhak atas Beryl." Kataku sangat marah padanya.

"Berengsek kau." Umpatnya padaku.
"Apa.!" Teriak mereka saat aku mengatakan jika Beryl adalah anakku.

"Mama.." Panggil Clementine,Charlotte, Chiara dan Crystal saat melihat Fatimah jatuh pingsan.

"Pergi dari rumahku sekarang juga!."
"Kita harus bicara." Tekanku padanya.

"Gak akan!." Sinisnya.
"Kalau gitu aku gak akan pergi tanpa kamu dan Beryl." Tegasku.

"Kalau gitu kau bawa saja Beryl, aku gak sudi bersamamu." Marahnya sambil mengusir kami berlima keluar.

"Carnelian.. Apa yang kau lakukan.!." Sentak Clementine,Charlotte, Chiara bersamaan dengan marahnya.

"Pergi dan jangan pernah kembali!." Bentaknya mengabaikan Clementine,Charlotte, Chiara sambil menutup dan mengunci pintu rumahnya.

Setelah itu kami pun pergi meninggalkan rumah itu kembali ke hotel tempat kami menginap dan akan kembali kerumah ini setelah konser kami selesai.

••••

Sesampainya di hotel, kami pun segera masuk kedalam kamar dengan Beryl yang tertidur digendonganku.

"Kalian dari mana saja?. Dan siapa anak yang kau gendong itu Joel." Tanya Clara manager kami dengan bingungnya.

"Kami dari rumah Carnelian." Jawab Zabdiel.
"Carnelian?."
"Seorang gadis Indonesia satu satunya yang dulu pernah kencan dan dicintai oleh Joel." Jelas Erick.

"Dan ini Beryl anakku dan Carnelian." Kataku menjelaskan tentang siapa Beryl.
"Apa?, bagaimana bisa?."

"Aku yang memaksa melakukannya dan sementara Beryl akan tinggal bersamaku sampai Carnelian mau bicara dan menikah denganku." Jawabku sambil menidurkan Beryl di ranjang.

"Apa kau gila?!." Sentak Clara dengan marahnya.
"Biarkan Beryl bersama kami." Pinta Chris.
"Kami berlima yang akan menjaganya." Sambung Richard.

"Lalu bagaimana dengan konser kalian?." Gumam Clara.
"Kami akan membawanya." Celetuk Erick.

"Dan aku akan memperkenalkan Beryl sebagai anakku pada dunia." Tegasku.
"Kami setuju dengan Joel." Kata Zabdiel.

"Karena dengan begitu Carnelian tidak akan pernah mengelak lagi." Tekanku dengan yakinnya.






















Tbc

Mi MedicinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang