(4)

3.4K 344 8
                                    

BEEP BEEP


"Ugh..."


Lenganku mencoba meraih jam itu dan mematikannya. Aku bersandar di kepala kasurku, mencoba untuk mengembalikan kesadaranku. Sinar matahari memasuki kamarku melalui celah-celah jendela. Sudah cukup menandakan bahwa hari sudah siang. Jam berapa sekarang?


Aku melirik jam itu. 10.00 adalah angka yang tertulis disana.


Aku menghela napasku. "Wajar saja kalau dia tidak ada." 


Tak lama setelah itu, suara berisik datang dari dapur. Masa sih, tikus? Suara ini kurasa terlalu berisik untuk sekedar tikus yang berbuat. Tubuhku dengan otomatis bergerak menuju sumber suara.


Kakiku perlahan menuruni tangga dengan pandangan menatap ke arah dapur, mencoba menangkap suatu benda asing disana. Lirik kiri, lirik kanan, aku tak menemukan apapun. 


Sampai seseorang beranjak berdiri dari sana, baru aku bisa melihatnya.


Sedetik kemudian aku menyadari bahwa itu dia, aku tersenyum. Itu dia. Gadis dengan apron berwarna biru langit yang tadi malam memelukku adalah gadisku. Hanya milikku seorang. 


"Tidak pergi kuliah?" tanyaku singkat. Dia menoleh, menghentikan sementara pekerjaannya sembari tersenyum menatapku. Oh, sungguh senyumannya saja sudah mampu membuatku bahagia. 


Dia menggeleng pelan. "Tidak, makanya aku disini, tae."


Kini aku duduk di meja itu, menopang kepalaku dengan kedua tanganku sembari memerhatikan dia memasak di dapur. "Tunggu sebentar ya, sebentar lagi." ucap gadis itu dari sana.


"Cepatlah, aku lapar, Yejin-noona." 


Dia menoleh sembari mengangkat alis. "Memangnya aku terlihat setua itu, ya?" Aku dapat mendengar nada suara tak suka terdengar darinya. Aku hanya tertawa pelan. "Serius aku bertanya, Kim Taehyung-ssi. Memang aku terlihat tua, ya?"


Aish, gadis ini.


Aku beranjak dari tempat dudukku, menghampiri dirinya yang kini membelakangiku. 


Sepasang tanganku kini melingkar di pinggangnya, begitupula dengan kepalaku yang kini bersandar di bahunya. 


"Jadi kamu maunya dipanggil apa, hm? Adik kecil?"


Dia menggeleng. "Lalu? Aku harus memanggilmu oppa begitu?" Tatapannya kini bertemu denganku. Dia tersenyum diantara keheningan ini. Aku hanya bisa membalas senyumannya.


Entah berapa kali aku melakukan hal yang biasanya tidak kulakukan, seperti tersenyum, misalnya.


Aku mencoba menghapus jarak diantara kami. Dia terkejut dan otomatis menjauhkan wajahnya dariku. Tanganku tak tinggal diam dengan menahan tubuhnya agar tidak bergerak lebih jauh. Astaga, wajahnya memerah seperti tomat.

Change | kim taehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang