penggalan cerita

18 4 1
                                    

Bintang yang bersinar malam ini,lenyap seketika oleh awan hitam.Bulan pun tak bersinar terang.Angin yang begitu dingin berhembus menembus pori - pori kulitku,kilatan cahayan yang membelah langit disertai guruh.Semua makhluk malam diam seketika seolah terbungkam sepi dan hatiku terbawa seolah berdiri sendiri di dunia kesunyian.Langkah kecilku menuntun untuk ke luar dari gubuk,melihat keadaan dunia luar yang begitu suram.


Hati pun terbawa kerinduan kepada keluarga yang jauh disana lama tak bersenda bersama.Rangkulan sahabat menggugah lamunanku yang semakin dalam,tangisku pun terpecah,ungkapan kesedihan atas kerinduan yang begitu dalam tertumpah dalam pelukan.


"Fa,aku kangen sama orang tuaku di kampung".Rintik hujan datang begitu deras,bersama tangisku yang semakin menggebu,ternyata begitu berartinya seorang sahabat bagiku,dalam perjalanan hidup di perantauan.


Alarm berbunyi tepat pukul 03.30 dan membangunkan tidurku yang hanya tiga jam setengah,langkah gontai karna kantuk,sisa semalam.Ku basuh muka dengan air wudlu menyambut kumandang azan subuh, ku tundukan kepalaku bersama sujudku,kepada ilahi,ku tadahkan tanganku panjatkan permohonan "Ya Allah,Hamba berdoa kepadamu agar ujian ini bisa hamba lampauin dengan lancar tanpa ada halangan apapun itu".Hanya itu yang bisa aku panjatkan terhadap Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.



Makanan yang berada di atas meja menunggu di lahap oleh ku dan Arafa.Canda gurau Menghiasi sarapan awal pagi ini. Hingga kami pun berangkat sekolah menaiki angkutan umum yang sudah menunggu kami berdua. Hingga tak terasa 1 pekan telah kulewati menghadapi ujian kelulusanku.Hari esok telah menunggu untuk kebebasanku.


Mentari bersina dengan indahnya,seindah hatiku saat ini.Bis pariwisata yang sudah menunggu aku dan teman - teman datang,untuk memulai perjalanan liburan kami.Aku dan Arafa pun duduk sebangku dan hanya ada senda gurau kami berdua.Beberapa tujuan pariwisata telah kami lewati dengan canda tawa.Foto - foto pun tiada bosan,untuk sebuah kenangan.Tujuan akhir tak terasa sudah di depan mata.Sebuah hamparan pasir putih dan tidak jarang pohon nyiur tertata rapi menambah keindahannya.Mata kami bersamaan tertuju kepada anak kecil yang membawa souvenir. Seketika teriakan kami pun terdengar."Dek- dek". Betapa terkejutnya aku ucapan yang sama keluar dari mulut yang berbeda.


Banyak macam souvenir di situ namun mata dan hati kami berdua (Aku dan Arafa) tertuju pada sebuah kalung yang berliontin,di dalamnya ku letakkan foto kami berdua. "Ra" panggilan itu membuat aku menoleh pada sumber suara. " Iya ada apa Fa?" aku yang heran dan bingung."Bagaimana kalau kita tukeran kalung kita,punyamu buat aku dan punyaku buat kamu". Aku yang mendengarnya berfikir sejenak. " Oke,kalau begitu aku kasih kalung ini ke kamu sebagai tanda bahwa kita sudah bersahabat lama" kataku " gimana Fa" sahutku dengan cepat.Arafa pun setuju dengan keputusanku akhirnya kami pun bertukar kalung tersebut.


Kokokan ayam di akhir bulan april ini terdengar sayu,seakan kesedihan menimpanya,dan perpisahanku dengannya harus terjadi " Ra,mengapa kita harus berpisah" tanyanya dengan nada lemas. "mungkin ini takdir dari Yang Maha Kuasa untuk kita" jawabku yang sedikit ragu."Bagaimana mungkin seorang Rasyafa Aditya meninggalkan Arafa Anaya seorang sahabat yang sudah lama bersama".Katanya dengan yang semakin lirih.Butiran air yang mulai jatuh dari pupil seorang Rasyafa yang mulai membuat suasana haru di dalam ruangan yang sudah ditinggalinya dengan sahabat karipnya.Baju kesayangan masing - masing pun kami tukarkan lantaran sebuah kenangan .Di tangan kananku sudah ada koper yang siap aku bawa pulang ke rumah,dan tangan kiriku yang memegang sebuah kertas dengan tulisan LULUS bertengger.Orang tua kami pun sudah sampai untuk menjemput kami berdua.Perpisahan itu pun terjadi.


Suara jangkrik yang bersautan dan suara burung yang berciut malam ini memecahkan keheninganku.Aku yang sekarang dirumah.Dimana aku dilahirkan dulu kala,menunggu pengumuman penerimaan siswa baru.Tanpa sahabat karip yang telah menemaniku selama 3 tahun ini.Mataku yang mulai sayu,tangan yang ku lapkan di mataku.Ku lihat jam dinding yang tergantung di dinding kamarku yang menunjukkan pukul 23.00. Mulai ku tarik selimut yang ada di bawahku,dan kupejamkan mata.


Sepoian angin di pagi hari ini terasa berbeda dari sebelumnya,bunga yang ada di taman pun mulai bermekaran.Terdengar lantunan musik dari seorang pengamen "Datang akan pergi,lewat kan berlalu,ada kan tiada,bertemu akan berpisah,awal kan berakhir,terbit kan tenggelam,pasang akan surut,bertemu akan berpisah" .Seketika lantunan lirik itu menggema di dalam telinga kecilku,begitu sedihnya aku akan kepergian sahabat yang telah lama bersama denganku.Kenangan itu kembali terfikirkan akan perpisahan kami.


Lamun pun terjadi pada diriku ,fikiran yang mulai kemana-mana terpecah akan suara yang memangil manaku." Fa".tak ada respon dariku iya pun memangilku dengan nama panjang ku dengan kencang dan tepat di samping telinga ku. "ARAFA ADITYA". Seketika itu aku mulai bangun dari lamunan. Ya memang sepupu laki-laki ku sangat iseng ,sering sekali aku di ganggu oleh nya." Ihhh kamu Dim sering banget kamu isengin aku".kataku dan disusul manyunya bibir ini. "maaf aku tak bermaksut untuk menggangumu aku hanya bingung dengan sikapmu beberapa hari ini".ucapnya yang semakin melemah. "iya gak papa kok" ucapku sambil menarik dagunya. Dan iya pun seketika memelukku dan aku pun membalasnya.



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 17, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

penantianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang