Three

6.1K 392 2
                                    

Sang pengendara pun mengetuk kaca mobil Lisa.

"Kau bisa membawa mobil apa tidak sebenarnya?" omel si pengendara mobil yang tak lain adalah Rose.

"Maaf aku tidak sengaja, lagian siapa suruh kau berhenti mendadak seperti itu," jawab Lisa enteng.

Rose pun melotot mendengar perkataan Lisa.

"Berhenti sembarangan katamu? Kau lihat tidak itu," tunjuk Rose ke arah lampu lalu lintas.

Lisa pun hanya mengeluarkan senyuman bodohnya lalu ia merogoh saku jaketnya, mengeluarkan bolpoint dan selembar cek.

"Ini, aku sudah membubuhkan tanda tanganku disitu jadi kau tinggal menulis berapa nominal uang yang kau butuhkan untuk mengganti kerugian mobilmu," ucap Lisa sambil menyodorkan cek yang tadi ia pegang ke Rose.

Namun tanpa Lisa duga, Rose malah menyobek cek darinya itu.

"Aku tak butuh uangmu dasar sombong," caci Rose.

Rose pun kembali ke mobilnya dengan sebal lalu ia melajukan mobilnya karena lampu sudah berganti menjadi hijau.

"Kau ini, kenapa bersikap seperti itu bocah," omel Sorn.

"Bukankah dia butuh ganti rugi? Apanya yang salah Sorn?" ucap Lisa tanpa dosa.

"Ish dasar kau ini memang perlu dikirim ke angkasa agar bisa peka," gerutu Sorn.

Tak berapa lama akhirnya mereka sampai di rumah sakit. Dengan segera Lisa memanggil suster agar menolongnya.

"Suster, tolong teman saya," teriak Lisa yang kini tengah menggendong Sorn apa bridal style.

"Yak, Lalisa! Tidak bisakah kau pelan kan suaramu? Lama-lama aku bisa tuli jika kau berteriak seperti itu.

" Hehe ... Maaf Sorn, refleks. Aku takut kau telat mendapatkan pertolongan kan bahaya," ujar Lisa sambil tersenyum memperlihatkan deretan giginya.

"Aku tak apa Lisa, kau saja yang terlalu berlebihan," tutur Sorn.

Perawat pun datang dan menyuruh Lisa untuk menidurkan Sorn di brankar setelah itu sang perawat membawa Sorn ke ruang pemeriksaan.

Saat Lisa sedang menunggu Sorn, guru Kroy pun datang menghampiri Lisa.

"Bagaimana keadaannya Lisa?" tanya guru Kroy khawatir.

"Entahlah guru, dia masih diperiksa oleh dokter," ucap Lisa lemah.

"Jangan sedih, Sorn pasti baik-baik saja," ucap guru Kroy sambil mengusap punggung Lisa menenangkan.

Lisa hanya bisa tertunduk lesu, ia takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada Sorn.

°°°

Di lain tempat, Rose sedang mengomel sepanjang jalan akibat insiden tabrakan tadi.

"Apa-apaan orang itu, seenaknya saja memperlakukanku seperti itu," gerutu Rose.

"Tapi dia sangat mempesona, wajahnya cantik dan tampan dalam waktu bersamaan," monolog Rose.

"Aish, Rose ... Apa yang kau pikirkan? Sadarlah, dia itu sangat sombong. Jangan sampai kau jatuh hati padanya. Bukankah kau bisa mendapatkan yang lebih dari dia. Lupakan ... Lupakan ... Lupakan ..." ucapnya pada dirinya sendiri.

°°°
Kembali ke Lisa

Dokter kini tengah menjelaskan pada Lisa dan guru Kroy apa yang terjadi pada Sorn dan Lisa pun dapat bernapas lega karena Sorn tidak mengalami cidera yang serius hanya saja dia tidak diperbolehkan menari selama empat bulan.

"Bagaimana ini guru? Bukankah akan sulit jika aku harus menari tanpa Sorn," ucap Lisa bingung.

"Tenanglah, kau pasti bisa menari tanpa Sorn, Lisa," ucap guru Kroy.

"Tapi dia partnerku guru, akan sangat berbeda jika aku menari tanpanya," lanjut Lisa.

"Kau pasti bisa, dan satu lagi. Persiapkan dirimu karena lusa kau harus menemui pemilik perusahaan Kim," terang guru Kroy.

"Dalam rangka apa aku menemuinya guru?"

"Kau mendapat tawaran iklan dari perusahaan yang dinaungi oleh keluarga Kim, Lisa," jelas guru Kroy.

"Persiapkanlah dirimu, tunjukan bahwa kau pantas mendapatkan iklan itu," lanjutnya.

"Tapi aku tak pernah mengikuti audisi apapun, bagaimana bisa aku mendapatkan job iklan tersebut?" tanya Lisa bingung.

"Kau lupa siapa gurumu ini huh?" ucap guru Kroy sambil menaikkan satu alisnya.

"Astaga guru ... Aku tak menyangka jika guru yang melakukannya," ucap Lisa sambil menutup mulutnya dengan kedua tangan.

"Lakukanlah yang terbaik. Jangan kecewakan gurumu ini, dan tentang Sorn biar guru yang merawatnya kau fokuslah pada tugasmu," ucap guru Kroy sambil menepuk pundak Lisa.

"Baik guru, terima kasih atas semua yang telah guru lakukan untukku," ucap Lisa tulus.

"Kau itu berbakat maka jangan sia-siakan bakatmu. Kau pasti bisa melakukan apapun, dan ingat jangan pernah sombong saat kau sedang di atas tetaplah rendah hati. Karena semua popularitasmu itu tak ada artinya tanpa mereka yang mendukungmu," tutur guru Kroy.

Lisa pun mengangguk, "ya guru, aku akan tetap rendah hati sekalipun aku sedang berada di atas awan sekalipun."

Mereka berdua akhirnya larut dalam percakapan sambil menunggu Sorn.

To be continue...

Vote+comment ya :)

You Make Me Crazy (Jenlisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang