17 - Everyone has secrets.

1.5K 214 9
                                    

"Kau sudah sampai?"

[.....]

"Apa kau yakin tidak menargetkan orang yang salah?"

[.....]

"Sebenarnya perasaanku mengatkan bahwa ada sesuatu antara wanita itu dengan atasan kami."

[.....]

"Baiklah, terserahmu saja. Aku hanya akan membantumu membawa gadis itu ke kamarmu, aku tidak bertanggung jawab jika terjadi sesuatu nanti."

Kwon Yuri memutus sambungan telponnya dengan dengan wajah yang tak yakin. Berkali-kali otaknya bertanya pada diri sendiri apakah yang ia lakukan ini benar atau akan berakhir dengan masalah. Entahlah, siapa yang tahu? Yang terpenting saat ini dia memenuhi janjinya untuk membantu salah seorang temannya itu, jika ada masalah nantinya ia ingin memikirkannya nanti, tidak saat ini.

Yuri cukup lega ketika pintu kantor F&B terbuka, menampilkan sosok yang ditunggunya, Son Seungwan alias Wendy. Wanita itu nampak ceria dan seperti biasa menyapa setiap orang-orang di dalam kantor. Yuri tentu sadar Wendy adalah sosok yang sangat mudah disukai banyak orang, tapi baginya ada sesuatu yang membuatnya tak menyukai wanita bertubuh mungil itu.

"Selamat Pagi, Miss Kwon." Sapa Wendy dengan ramah dan dibalas Yuri dengan senyuman tipis.

"Seungwan-ssi, apakah kau keberatan jika aku menempatkanmu di Butler untuk hari ini saja?"

"Butler?"

"Iya, butler. Restoran sangat ramai hari ini begitu pula dengan room service. Kita memiliki tamu VIP yang merupakan repeater hotel-hotel L'Eclat jadi harus ada yang menggantikan. Kau sudah pernah mendapat cross training untuk butler dan room service bukan?"

"Ah, anda benar. Aku sudah pernah mendapat cross training untuk 2 department itu. Tapi apa anda yakin tidak apa-apa?"

"Tentu saja, lagipula tidak salah menambah pengalaman bukan?

Seungwan menatap pantulan dirinya pada cermin dihadapannya. Atas permintaan Kwon Yuri, mau tidak mau Wendy harus mengganti seragamnya dengan seragam butler wanita ala The Goryeo yang terdiri atas kemeja lengan panjang berwarna crème, rompi dan rok selutu berwarna hitam dan scarf berwarna hijau olive. Tidak hanya itu, ia bahkan harus me-re-touch makeup-nya karena tugas yang mengharuskannya untuk guest contact tersebut.

"Itu ciuman kita yang kedua."

Tangan Wendy yang baru saja akan memoles ulang lipstick di bibirnya mendadak terhenti ketika ucapan Siwon malam itu kembali terputar di otaknya. Dalam sekejap semburat merah muncul di atas pipi chubby-nya dan dengan spontan giginya menggigit lidahnya cukup keras.

"Argh..."

Wendy merintih cukup keras ketika rasa sakit mendera lidahnya yang baru saja digigit. Pada akhirnya ia hanya bisa meluapkan rasa malunya sembari melompat-lompat tidak jelas di ruang loker wanita yang untungnya sedang sepi.

Dasar kopi hitam!

--O--

[Kau sudah sampai?]

"Iya aku baru saja check-in, sekarang aku sudah di suite. Eonni tentu akan menepati janji Eonni untuk membantuku, bukan?"

[Apa kau yakin tidak menargetkan orang yang salah?]

"Tentu saja tidak, aku sudah mengumpulkan informasi mengenai wanita itu. Hari ini aku pastikan dia tahu tempatnya."

[Sebenarnya perasaanku mengatkan bahwa ada sesuatu antara wanita itu dengan atasan kami.]

The Secret PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang